OPENING CEREMONY LOW-KEY NAN MEGAH PADA TOKYO GAMES 2020

Panggung utama dimaksudkan untuk melambangkan Gunung Fuji, gunung berapi aktif yang telah menjadi ciri seni Jepang. Podium mengingatkan pada kipas, dengan pola yang dimaksudkan untuk melambangkan doa untuk pertumbuhan dan kemakmuran. Pertunjukan perkusi dan tap-dance menyoroti lagu kerja tradisional yang digunakan oleh petugas pemadam kebakaran di kota tua Tokyo. Upacara tersebut juga menampilkan pemain kabuki yang terkenal, sebuah gaya teater yang terkenal di Jepang.

Cincin Olimpiade yang digunakan dalam upacara tersebut digiring ke dalam dikelilingi oleh lentera kertas yang dinyalakan dengan lembut. Mereka terbuat dari kayu, menggunakan gaya pengerjaan tradisional Jepang yang disebut yosegi-zaiku . Kayu tersebut berasal dari pohon yang ditanam oleh para atlet ketika Jepang terakhir menjadi tuan rumah Olimpiade, pada tahun 1964. Upacara tersebut juga menampilkan sandiwara aneh di mana para aktor memerankan kembali piktogram olahraga Olimpiade, yang pertama kali digunakan selama Olimpiade 1964. 

PROTOKOL KESEHATAN DI STADION OLIMPIADE

Penonton pertunjukan ini hampir seluruhnya virtual – Stadion Olimpiade yang besar, yang dapat menampung 68.000, memiliki kurang dari 1.000 orang di tribun. Mereka sebagian besar adalah jurnalis, pejabat Olimpiade, dan pejabat tinggi seperti ibu negara Amerika Serikat, Jill Biden. Untuk masuk ke stadion, para tamu membersihkan tangan mereka, memindai kredensial mereka dan menunjukkan tiket mereka.

Pintu masuk dan tangga menuju stadion nasional dipagari dengan tanaman hydrangea. Di Jepang, tanaman melambangkan pengertian, emosi, dan permintaan maaf. Setiap tanaman ditempel dengan catatan yang ditulis oleh siswa SD dari sekolah terdekat. 

KONTINGEN INDONESIA

Sementara itu, Indonesia sendiri dipimpin oleh atlet surfing andalan Indonesia, Rio Waida dengan membawa Bendera Merah Putih menjadi pembuka jalan di upacara pembukaan Olimpiade 2020 Tokyo di Stadion Olimpiade Tokyo. Kontingen Indonesia siap tampil di pesta olahraga multi cabang paling bergengsi sedunia kali ini.  Atlet surfing andalan Indonesia Rio Waida yang juga berdarah Indonesia-Jepang ini mengenakan pakaian adat Bali, Payas Madya didampingi Chef de Mission Olimpiade 2020 Tokyo Rosan P Roeslani yang tampil dengan busana adat Betawi serta lifter Nurul Akmal. Disusul perenang Aflah Fadlan Prawira dan Azzahra Permatahani serta lima pelatih Dirdja Wihardja (angkat besi), Rionny Mainaky (bulu tangkis), Permadi Sandra Wibowo (panahan), Donny Budiarto Utomo (renang), dan Tipi Jabrik Noventin (surfing). Atlet dan pelatih tampil dengan jas sporty bernuansa Merah Putih rancangan The Diplomat Taylor.

Semoga atlet-atlet kita bisa menampilkan performa terbaik mereka dan mengharumkan nama bangsa.

Penulis: Abram
Baca Juga:  Kabar Duka! Seniman Hamzah Sulaiman Meninggal Dunia, Simak Rekam Jejaknya!