Beberapa waktu lalu, Boydo HK Panjaitan selaku CEO Kover Magazine berkesempatan menyambangi Warkop DKI milik bang Rakesh yang sempat viral diawal pemberlakuan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kota Medan. Bang Rakesh viral karena videonya saat merespon petugas yang merazia kegiatan PPKM tersebar di sosial media. Netizen banyak yang merasa terwakili oleh ucapan-ucapan yang disampaikan oleh Bang Rakesh. “Bayar dulu klen, baru boleh pulang” kalimat itu menjadi headline dan ditirukan orang dimana-mana.
Ditemui bersama istrinya, Kak Tuti Handayani, Bang Rakesh curhat kepada Tim Kover tentang bagaimana susahnya dia, begitu juga para pedagang lain menghadapi kebijakan ini.
“Semua pedagang mengeluh, bang. Kasihan kan pedagang-pedagang kecil lainnya, oang itu butuh makan. Belum sekolah, wajib bayar uang sekolah tiga bulan ke depan. Masuk sekolah, bayar. Ambil rapor, bayar. Disuruh tutup, anak binik kita mau makan apa bang. Kita bisa tahan satu dua hari, anak-anak kan gak tahan. Saya ada kerja di parkir, di Bolu Meranti. Parkir diganggu kawan juga. Jualan kede kopi, diganggu juga. Macam mana kehidupan.. Lima orang anak, bang” keluh bang Rakesh.
PPKM bagi bang Rakesh bukan sebuah solusi yang harusnya diberikan oleh pemerintah terkait pandemi yang sedang kita hadapi. Tanggungan keluarga, sekolah anak, makan esok hari, semua butuh biaya yang seharusnya juga menjadi concern dari pemerintah di masa ini “Pemerintah ini buat kebijakan tapi gak ada solusi” sebut bang Rakesh. Dia juga menceritakan kronologi saat razia terjadi, dimana pada saat itu memang ada beberapa orang yang disinyalir adalah driver ojol, sedang duduk minum menunggu orderan di Warkop DKI milik bang Rakesh tersebut. Kemudian, petugas Satpol PP dan jajarannya datang membubarkan orang-orang yang berada disana, dan pelanggan-pelanggan tersebut tidak sempat membayar pesanannya masing-masing.