Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, partisipasi Indonesia merupakan sarana soft power dan brand awareness. Ia berharap bahwa partisipasi Indonesia dapat memperkuat subsektor kuliner Nusantara di mata dunia. Berdasarkan data Outlook Pariwisata 2020/2021, pada tahun 2020 subsektor kuliner menyumbang sekitar 40,13 persen atau setara dengan Rp 455,55 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Sementara itu, proyeksi jumlah pekerja di subsektor kuliner pada 2021 adalah sekitar 9,4 juta orang.
Menurut mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta tersebut, sektor kuliner berpotensi dimanfaatkan sebagai media promosi pariwisata budaya dan keindahan Indonesia ke dunia luas. Dengan demikian, sekaligus mendorong pemulihan sektor parekraf. Terlebih, Indonesia memiliki kekayaan kuliner begitu besar dengan rempah-rempah dan bahan makanan yang beragam hingga ada sekitar 5.300 jenis makanan khas Nusantara.
“Memang kita fokus di lima kuliner, yaitu rendang, gado-gado, soto, sate dan nasi goreng, tapi kita harus representasi diri kita melalui cita rasa Indonesia kepada bangsa lain di dunia. Ini adalah bagian dari gastrodiplomasi Indonesia Spice Up The World,” ungkap Sandiaga.
Kepada chef perwakilan Indonesia, dia kemudian mengingatkan tentang branding Wonderful Indonesia yang terus digenjot. Menurut Sandiaga, cita rasa yang meninggalkan kesan tentang Indonesia akan turun ke hati menjadi cinta. Dengan rasa cinta itu, akan lahir keinginan untuk berkunjung dan mencintai pariwisata dalam negeri.
Keikutsertaan Indonesia dalam perlombaan tersebut didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) serta PT Time International. Bentuk dukungan tersebut berupa penyewaan peralatan masak, pembuatan konten, publikasi melalui key opinion leader, konferensi pers, dan biaya perjalanan serta akomodasi selama di Perancis.
Source : Antara, ArahKata, Kumparan