Jika olahraga punya olimpiade sebagai kompetisi internasionalnya, maka kuliner punya kompetisi kelas internasional Bocuse D’Or yang akan digelar pada 26 September 2021 mendatang.
Setelah absen 10 tahun, di 2021 ini Indonesia berhasil jadi finalis kompetisi tersebut. Indonesia yang diwakili oleh chef Mandif Warokka dan commis-nya Chef Nugraha Luthfi dan dua chef pembimbing lainnya, Chef Chris Salans serta Chef Gilles Marx (President Bocuse D’or Indonesia) ini berlangsung di Lyon, Prancis.
Finalis Setelah Absen Sepuluh Tahun
Mengutip Antara, butuh waktu panjang sampai akhirnya Mandiff yang mewakili Indonesia masuk sebagai finalis Bocuse D’Or. Sebelumnya, dia harus melawan pesaingnya di tingkat regional Asia Pasifik.
Setelah absen 10 tahun dalam ajang kompetisi kuliner internasional, Bocuse D’Or, Indonesia kembali menjadi finalis diwakilkan oleh Chef Mandif Warokka dan tim. Setelah menempuh kualifikasi regional Asia Pasifik, Chef Mandif berhasil maju ke tahap selanjut nya dan bertemu dengan Chef berpengalaman dari benua Eropa, Afrika hingga Amerika.
Chef Mandif yang juga pemilik restoran Blanco Par Mandif di Bali akan didampingi oleh commisnya, Chef Nugraha Luthfi dan dua Chef pelatihnya, Chef Chris Salans dan Chef Gilles Marx. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif turut mendukung keterlibatan Chef Mandif yang akan berkompetisi dengan kontestan dari manca negara untuk membuktikan kemahiran memasak dan juga mempromosikan cita rasa kuliner nusantara.
Pada pagelaran Bocuse D’Or tahun ini, menu yang akan disajikan tidak seperti biasanya, mereka akan menerima tantangan untuk menciptakan menu take away yang memiliki visual yang baik.
Ketika mengikuti kompetisi ini, Mandif mengaku merasakan tekanan yang cukup berat. Pasalnya penilaian dalam kompetisi ini juga sangat tinggi. Bukan cuma makanan yang disajikan, tapi kebersihan dapur dari awal memasak sampai akhir, sampai food waste juga jadi standar kriteria penilaian sebagai bagian dari sustainability.
Menu Yang Dipertandingkan Bertema Take Away
Dalam kompetisi internasional yang dilakukan dua tahun sekali ini, para kontestan harus menyajikan dua resep menu fine dining. Namun tahun ini, berbagai penyesuaian masih dilakukan selama pandemi Covid-19.
Salah satu menu yang harus dibuat adalah menu bertema take away atau pesan antar. “Ini juga menjadi tantangan baru ya, tidak hanya bagi saya namun juga tim lainnya. Karena kita dituntut untuk menjaga citarasa yang enak tapi bisa menjaga visual tetap menarik dan makanan tetap terasa hangat,” katanya.
Untuk mempersiapkan dirinya menjalani kompetisi kuliner ini, dia bahkan ikut merancang wadah khusus makanan pesan antar.