Medan, KoverMagz – Kondisi lonjakan kasus Covid-19 membuat tenaga medis dan rumah sakit kewalahan. Salah satu faktornya diduga adalah penyebaran virus corona varian Delta yang disebut lebih cepat menular di tengah masyarakat akibatnya pandemi Covid-19 telah menciptakan krisis multi-dimensi di seluruh dunia yang bukan hanya berdampak pada kehancuran ekonomi, tetapi juga mempengaruhi kehidupan sosial warga bumi dan menghentikan globalisasi karena sebagian besar negara di dunia menutup diri untuk membendung penularannya.
Upaya untuk mencegah penyebaran virus corona termasuk pembatasan perjalanan, karantina, pemberlakuan jam malam, penundaan dan pembatalan acara, serta penutupan fasilitas. Berbagai penutupan perbatasan negara atau pembatasan penumpang yang masuk, penapisan di bandara dan stasiun kereta, serta informasi perjalanan mengenai daerah dengan transmisi lokal. Sekolah dan universitas telah ditutup baik secara nasional atau lokal di lebih dari 124 negara dan memengaruhi lebih dari 1,2 miliar siswa.
Pandemi ini juga telah menyebabkan gangguan sosio ekonomi global, penundaan atau pembatalan acara seperti olahraga dan budaya, dan kekhawatiran luas tentang kekurangan persediaan barang yang mendorong pembelian panik. Misinformasi dan teori konspirasi tentang virus telah menyebar secara daring. Seorang pakar penyakit menular dari Amerika Serikat, dr. Faheem Younus, lantas mengulas situasi Covid-19 di Indonesia melalui cuitan Twitter. Dia menjadi populer di kalangan netizen dalam negeri karena sejumlah cuitannya menggunakan bahasa Indonesia. Ia menulis dalam cuitannya mengenai Ivermectin dan ‘susu beruang’, yang diborong oleh warga RI karena dianggap bisa mencegah dan membantu memulihkan pasien COVID-19.
My Indonesian Friends
This milk, or vitamins or ivermectin has no role in COVID treatment.
Susu ini, atau vitamin atau ivermectin tidak memiliki peran dalam pengobatan COVID. pic.twitter.com/EslkP9eJJx
— Faheem Younus, MD (@FaheemYounus) July 4, 2021