Dalam merayakan Hari Raya Idul Fitri, umat Islam di seluruh penjuru dunia memiliki caranya sendiri, tergantung budaya dari masing-masing negara. Di Indonesia, Hari Raya Idul Fitri sering disebut sebagai Hari Lebaran.
Ketika memasuki Hari Lebaran, masyarakat menyambut perayaan ini dengan kesan sumringah yang mewah dan meriah, namun ada juga yang merayakannya secara sederhana. Kegiatan-kegiatan tersebut sudah terjadi dan dilakukan secara turun-temurun sebagai warisan budaya yang tidak terkikis oleh modernisasi jaman.
Ada beberapa kegiatan yang sudah menjadi tradisi untuk merayakan Lebaran bagi masyarakat Indonesia. Berikut 5 kegiatan tersebut.
-
Pawai Takbiran
Malam Lebaran selalu ditandai dengan kumandang takbir untuk merayakan hari kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa. Sebagai tradisi untuk menyemarakkannya sekaligus momen bersyukur, masyarakat melakukan takbir keliling dengan menggunakan kendaraan maupun sekedar berjalan kaki. Kebersamaan masyarakat sangat terlihat di saat-saat seperti ini dan menjadi momen mempererat hubungan dan silaturahmi.
Dalam kebersamaan kumandang takbir, umumnya orang-orang juga akan menabuh bedug Tabuhan dilakukan berirama hingga suasana malam lebaran semakin mengharukan. Tiap-tiap daerah melakukannya dengan ciri khas masing-masing. Bahkan ada yang mengadakan perlombaan mobil hias, berderet-deret mobil dengan beragam hiasan seperti ketupat, miniatur masjid, hias Ka’bah dan beragam hiasan lainnya berjejer di sepanjang lokasi, menjadikan pawai takbiran sebagai momen tak terlupakan.
2. Halal Bi Halal
Belum ada sumber sahih terkait tradisi halalbihalal. Disebutkan ini merupakan kreasi kolaborasi Kiai Wahab Hasbullah dengan Bung Karno (1948). Keduanya berembuk mencari solusi atas ancaman kelompok DI/TII dan PKI. Kiai Wahab mengusulkan silaturahmi nasional. Bung Karno menganggap ide itu bagus, namun istilahnya harus dimodifikasi agar menarik.lalu diusulkan istilah Halalbihalal. Menurut Abdul Gaffar Ruskhan dalam Kompas Bahasa Indonesia (2003: 23-24), makna lebih modern dari halalbihalal adalah kegiatan yang dilaksanakan secara bersama-sama selepas bulan puasa dalam suasana Idulfitri sebagai sarana bermaaf-maafan antarsesama.
Bung Karno menganggap ide itu bagus, namun istilahnya harus dimodifikasi agar menarik.lalu diusulkan istilah Halalbihalal. Menurut Abdul Gaffar Ruskhan dalam Kompas Bahasa Indonesia (2003: 23-24), makna lebih modern dari halalbihalal adalah kegiatan yang dilaksanakan secara bersama-sama selepas bulan puasa dalam suasana Idulfitri sebagai sarana bermaaf-maafan antarsesama.
Bung Karno menganggap ide itu bagus, namun istilahnya harus dimodifikasi agar menarik.lalu diusulkan istilah Halalbihalal. Menurut Abdul Gaffar Ruskhan dalam Kompas Bahasa Indonesia (2003: 23-24), makna lebih modern dari halalbihalal adalah kegiatan yang dilaksanakan secara bersama-sama selepas bulan puasa dalam suasana Idulfitri sebagai sarana bermaaf-maafan antarsesama.
Jika yang dimaksud esensi halalbihalal adalah siturahmi, maka tradisi ini sudah mengakar jauh dari leluhur Nusantara. Setidaknya hal ini sudah terjadi semenjak Pangeran Sambernyawa atau Mangkunegara I bertakhta. Tradisi raja kala itu selepas salat id mengumpulkan para punggawa dan prajurit di istana untuk saling meminta maaf satu dengan yang lainnya. Uniknya di Indonesia kita tidak menjumpai ucapan yang sama dengan yang menjadi tradisi di Arab. Ucapan yang populer di sini adalah
Uniknya di Indonesia kita tidak menjumpai ucapan yang sama dengan yang menjadi tradisi di Arab. Ucapan yang populer di sini adalah minal aidin wal faizin yang memiliki arti menjadi orang-orang yang kembali dan menang. Halalbihalal adalah istilah untuk saling mengunjungi teman, tetangga, dan sanak saudara untuk saling ber maaf-maaf-an. Tradisi ini mengikuti perkembangan zaman dengan melakukan media online. Banyak di antara kita yang saling bermaafan melalui media sosial
3. THR Atau Bingkisan Lebaran
THR atau uang saku kini menjadi tradisi unik untuk dibagikan kepada anak kecil. THR juga menjadi hal yang paling ditunggu para karyawan. Mengutip dari gajimu.com, THR adalah hak pendapatan pekerja yang wajib dibayarkan oleh pengusaha kepada pekerja menjelang Hari Raya Keagamaan berupa uang. Kemunculannya pertama kali pada masa pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya pada era kabinet Soekiman Wirjosandjojo (1951) dan memiliki program untuk meningkatkan kesejahteraan pamong pradja yang kini dikenal dengan sebutan Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Kemunculannya pertama kali pada masa pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya pada era kabinet Soekiman Wirjosandjojo (1951) dan memiliki program untuk meningkatkan kesejahteraan pamong pradja yang kini dikenal dengan sebutan Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Pada awalnya tunjangan diberikan hanya untuk aparatur negara di akhir bulan Ramadan berjumlah sekitar Rp 125 atau sekitar Rp 1.100.000 juta di masa sekarang hingga Rp 200 atau setara Rp 1.750.000 juta. Tak hanya uang, kabinet Soekiman juga memberikan beras. Tahun 1994 pemerintah baru secara resmi mengatur perihal THR secara khusus lewat Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 04/1994 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan bagi Pekerja di Perusahaan.
4. Mudik
Banyaknya perantau yang mencoba peruntungan baik dari luar kota maupun luar pulau untuk mencari nafkah, jauh dari kampung halaman membuat tradisi mudik tidak pernah terlewatkan khususnya di setiap Lebaran dari tahun ke tahun. Selain itu libur lebaran umumnya lebih panjang daripada libur di hari lain sehingga masyarakat memiliki banyak waktu untuk pulang kampung ataupun berkunjung ke sanak saudara yang berada jauh khususnya orangtua. Mudik menjadi tradisi terbesar di hari Lebaran bagi masyarakat Indonesia karena jumlah pemudik bisa mencapai puluhan juta orang per tahun.
Selain itu libur lebaran umumnya lebih panjang daripada libur di hari lain sehingga masyarakat memiliki banyak waktu untuk pulang kampung ataupun berkunjung ke sanak saudara yang berada jauh khususnya orangtua. Mudik menjadi tradisi terbesar di hari Lebaran bagi masyarakat Indonesia karena jumlah pemudik bisa mencapai puluhan juta orang per tahun.
Selain itu libur lebaran umumnya lebih panjang daripada libur di hari lain sehingga masyarakat memiliki banyak waktu untuk pulang kampung ataupun berkunjung ke sanak saudara yang berada jauh khususnya orangtua. Mudik menjadi tradisi terbesar di hari Lebaran bagi masyarakat Indonesia karena jumlah pemudik bisa mencapai puluhan juta orang per tahun.
5. Ziarah Ke Makam
Setelah lepas sholat Idul Fitri biasanya warga akan berbondong-bondong berziarah ke makam leluhur dan orangtua untuk mendoakan arwah mereka. Ziarah kubur bertujuan untuk bisa mengambil pembelajaran dan mengingat kematian.
Tujuan utama ini harus selalu dipahami dan diingat oleh muslim yang hendak berziarah agar tak terjerumus kepada tujuan-tujuan lain yang dapat menyesatkan ibadah. Selama berziarah tidak diperkenankan meratapi mayit. Diperbolehkan menangis asalkan bukan yang menyebabkan histeris dan hilang kesadaran diri.
Tujuan utama ini harus selalu dipahami dan diingat oleh muslim yang hendak berziarah agar tak terjerumus kepada tujuan-tujuan lain yang dapat menyesatkan ibadah. Selama berziarah tidak diperkenankan meratapi mayit. Diperbolehkan menangis asalkan bukan yang menyebabkan histeris dan hilang kesadaran diri.
(Dari Berbagai Sumber)