Penulis: Ade Syaputra, Indriyana, Vicky Siregar
Fotografer: Indriyana & Vicky Siregar
Perkembangan pola pikir manusia di era milenial ini merupakan suatu tantangan bersama untuk mengembangkan rasa cinta tanah air dan wawasan kebangsaan. Hal tersebut memunculkan gagasan yang diusung oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
Berlangsung pada Jumat, 5 April 2019 di Grand Aston City Hall Medan, lembaga yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden yang memiliki tugas membantu Presiden dalam merumuskan arah kebijakan pembinaan ideologi Pancasila ini mengusung dialog saling silang saran program inisiatif baru BPIP. Dialog tersebut dibagi menjadi tiga sesi yang dihadiri oleh 50 komunitas di kota Medan.
Dialog sesi pertama dibuka dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan 3 stanza. Valdisk Juniak yang menjadi moderator sangat apik membawakan dialog dan narasumber yang berkompeten juga mampu menjawab semua keluh kesah tentang pertahanan ideologi negara.
Direktur Hubungan Antar Lembaga dan Kerja Sama BPIP, Elfrida Herawati Siregar yang menjadi narasumber pertama mengatakan, “BPIP hadir untuk merevitalisasi pancasila dengan mengkolaborasikan pancahelix (perawat pancasila), ingatlah pesan pendiri bangsa bahwa pancasila digali dari bumi nusantara”. “Pancasila adalah akhir dari sejarah, kita jaga ideologi pancasila secara bersama” kata Kepala Kesbangpolsu, Achmad Firdausi Hutasoit, S.H., M.Si sebagai nasaumber kedua. Pernyataan yang tak kalah hebat juga disampaikan oleh narasumber ketiga, Kepala Kesbangpol kota Medan, “Kami siap berkolaborasi dengan BPIP dan kami juga banyak melakukan sosialisasi tentang wawasan kebangsaan dan kebudayaan.”
Mengambil lokasi di Santika Premiere Dyandra Hotel, dialog kebhinnekaan sesi kedua kembali berlanjut sejak pukul 14.00 WIB. Mengusung tema “Peran BPIP dalam Membudayakan Pancasila”, acara ini diisi dengan pemaparan materi dari tiga narasumber, Irene Camelyn Sinaga selaku Direktur Pembudayaan BPIP, Andar Manik dari Jendela Ide Bandung, dan A. T. Arief dari Sekolah Estetika Medan.
Pada kesempatan kali ini para komunitas yang hadir sebagai peserta, turut bersuara menyampaikan aspirasi dan harapan kepada perwakilan BPIP. Gita Mahatma dari Sia Medan mengungkapkan keinginannya agar BPIP bisa menjalin relasi dengan komunitas-komunitas di Medan sehingga bisa berkolaborasi dengan skala besar agar memberikan dampak yang lebih luas.
Dialog sesi kedua ini dijeda dengan permainan “Salam Sabrang” yang dipandu oleh Khairul Umam perwakilan dari Komunitas Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional. Diiringi dengan lagu Ampar-Ampar Pisang, para peserta dialog saling berhadapan dan melakukan gerakan menepuk tangan pasangan secara bergantian. Permainan ini merefleksikan toleransi, bahwa sesama manusia harus saling berkawan walaupun berbeda politik, agama dan suku.
Sesi ketiga yang dimulai pukul 19.00 WIB diisi dengan presentasi Irwansyah Harahap dari rumah musik Suarasama, John Fower Siahaan mewakili Institut Sumatera dan Elsa Malona perwakilan Kover Magazine.
“Kover Magazine juga selalu ikut dan pasti men-support setiap event yang dibuat oleh pemerintahan. Karena bagi kami di Kover Magazine, setiap nilai-nilai positif yang kita beritakan dan tidak merugikan orang lain untuk dikonsumsi masyarakat sebagai informasi, itu sudah merupakan penerapan nilai-nilai yang ada pada ideologi Pancasila,” ujar Elsa Malona selaku Editor in Chief Kover Magazine.