Penulis: Imada Lubis
Fotografer: Vicky Siregar
Narasumber: Dr. Ibnu Sina,
Pernahkah Anda mengalami kesemutan atau kebas di tangan ketika sedang menulis atau mengetik komputer? Bila iya, maka Anda harus waspada sebab bila kesemutan atau kebas tersebut Anda rasakan berulang kali, bisa jadi Carpal Tunnel Syndrome tengah mengancam kesehatan tangan Anda. Pada awalnya mungkin tangan hanya akan terasa kejang, namun jika kondisinya sengaja dibiarkan berlarut-larut maka Anda harus menjalani operasi untuk menyembuhkannya.
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) atau Sindrom Terowongan Karpal adalah kondisi yang menyebabkan jari tangan mengalami sensasi kesemutan, mati rasa hingga nyeri. Bagian yang paling sering terserang adalah jempol, jari tengah, dan telunjuk. Gejala yang muncul biasanya berkembang secara perlahan. Dokter Ibnu Sina membenarkan hal tersebut. Menurutnya gejala awal CTS yang paling utama dan mudah dirasakan pasien adalah kesemutan dan kebas. “Bila sudah masuk tahap nyeri, rasa sakitnya bisa saja menjalar sampai ke atas leher karena satu aliran dalam peredaran darah,” katanya.
Perlu diketahui jika Carpal Tunnel sendiri merupakan lorong-lorong sempit yang terletak di pergelangan tangan dengan ujung terbuka pada telapak tangan. Bagian bawah lorong ini dikelilingi oleh tulang pergelangan tangan dan pada bagian atasnya terdapat jaringan ikat (ligamen) melintang. Sensasi perasa didapat dari saraf median yang berjalan di sepanjang lorong ini. Selain sensasi perasa, saraf median juga memberi otot tangan tenaga. Itulah mengapa ujung-ujung jari bisa menjepit atau merasakan sebuah benda.
Dijelaskan lebih lanjut oleh Dokter Ibnu bahwa sensasi kesemutan akibat CTS terjadi karena adanya tekanan pada saraf median. Tekanan terjadi akibat pembengkakan pada bagian saraf atau tendon, atau bahkan pembengkakan pada keduanya.
“Saat saraf median tadi terhimpit atau terjepit maka mati rasa, kesemutan dan terkadang rasa sakit pada bagian-bagian yang terpengaruh oleh saraf ini. Selain semua sensasi rasa tersebut, muncul pula rasa sakit yang menjalar hingga ke lengan. Pekerjaan berat atau pekerjaan yang dilakukan secara berulang-ulang menggunakan tangan seperti mengetik, menulis atau menjahit bisa menjadi salah satu penyebabnya,” jelas Dokter Ibnu saat ditemui Kover Magazine di rumahnya.
Diawali Gejala Mati Rasa
Penyebab seseorang terserang CTS juga bervariasi. Selain karena kedua hal di atas, salah dalam posisi tidur hingga mengakibatkan pergelangan tertekuk pun bisa menyebabkan seseorang terserang sindrom ini. Hanya saja sindrom ini cenderung terjadi pada orang dewasa terutama wanita. Ini dikarenakan orang dewasa berpotensi melakukan kegiatan maupun pekerjaan berat. Sedangkan wanita cenderung melakukan pekerjaan dengan menggunakan tangan dalam posisi statis yang terlalu lama misalnya menekan atau menekuk yang tidak ergonomis.
“Rata-rata orang lebih aktif menggunakan tangan sebelah kanan apalagi ibu-ibu kalau sedang mencuci atau memasak di rumah. Nah, keduanya sering menggunakan posisi statis yang hanya menggerakkan jari dan pergelangan tangan. Tanpa disadari itu lah yang menyebabkan kompresi atau penekanan tadi. Jadi sebisa mungkin dihindari penekanan terlalu lama,” katanya.
Ketika Anda sudah mulai merasakan ibu jari melemah dan rasa nyeri di bagian telapak tangan, Dokter Ibnu menganjurkan untuk relaksasi atau beristirahat sejenak. Atur waktu beberapa menit dan jangan sengaja dibiarkan.
“Pasien seringnya kalau belum parah atau bisa dibilang sakitnya masih tertahankan malas untuk relaksasi. Biasanya cenderung dibiarkan padahal di tengah aktivitas statis tersebut, dia harus bisa mengatur waktu untuk posisi idealnya dengan mengubah posisi tiap berapa menit sekali. Misalnya tiap 20 menit sekali untuk relaksasi bila memang ingin menghindari,” jelasnya.
Bila sudah parah, rasa sakit pada pergelangan tangan akan terus bertambah jika digunakan beraktivitas. Kesulitan mencengkeram juga akan dialami pasien. Selain relaksasi, pengobatan CTS adalah dengan pemberian obat atau suntikan. “Pergelangan tangan diharuskan untuk tetap lurus demi mengurangi tekanan pada saraf median. Obat penghilang rasa sakit juga bisa digunakan untuk meredakan gejala CTS. Selain itu, yoga juga bisa diterapkan namun sayangnya akupunktur tidak termasuk metode yang manjur untuk meredakan gejala CTS ini,” katanya.
Berujung Operasi dan Fisioterapi
Jika gejala seperti mati rasa, kebas dan kesemutan tadi berlangsung lebih dari enam bulan maka dokter akan menyarankan pasien untuk melaksanakan operasi. Operasi dilakukan untuk menghindari gejala bertambah parah dan kronis. “Gejala CTS ini tidak muncul tiba-tiba. Pada stadium awal biasanya hanya kebas kemudian hilang dengan relaksasi, tidak membutuhkan pengobatan khusus. Nah yang paling berbahaya jika sudah sampai menyebabkan pengecilan otot. Ini akan mengganggu pergerakan jari bahkan kemungkinan jari tidak bisa digerakkan lagi itu ada,” tambah Dokter Ibnu.
Diagnosis CTS dilakukan dokter secara langsung dengan pemeriksaan fisik pada tangan dan pergelangan. Dokter akan melakukan penekanan lembut pada daerah saraf median kemudian meminta pasien mengangkat pergelangan tangan sampai di atas kepala, dengan posisi pergelangan tangan tertekuk ke dalam (fleksi). Prosedur operasi dilakukan jika dokter mencurigai adanya tanda-tanda kerusakan saraf permanen. Pemulihan pasca operasi akibat CTS mungkin butuh waktu lama jika kasus CTS yang terjadi sudah cukup parah.
“Pada beberapa kasus, beberapa pasien harus mengikuti fisioterapi setelah operasi. Ini terjadi karena pergelangan tangan si pasien kehilangan kekuatan sehingga harus menjalani terapi fisik untuk memulihkan kekuatan pergelangan tangannya,” jelasnya.
Berikut tips untuk menghindari dan mencegah CTS:
- Hindari menekuk pergelangan tangan, baik ke arah atas maupun bawah.
- Jangan mencengkeram benda terlalu keras, cukup pegang dengan santai.
- Jangan lupa untuk sering mengistirahatkan tangan secara berkala terutama ketika melakukan pekerjaan yang sifatnya statis dengan gerakan tidak ergonomis.
- Jika bekerja di depan layar komputer, sesuaikan tinggi kursi agar lengan sejajar dengan mouse dan keyboard.