Tidak ada yang bisa memperkirakan bagaimana alur hidup seseorang. Keberanian, kemauan dan prinsip hidup yang baik adalah salah satu kunci keberhasilan hidup seseorang. Terinspirasi dari dokter muda, Dr Beni Satria, S. Ked, M. Kes, Dipl. CIBTAC, 38 tahun yang menjabat sebagai Direktur Rumah Sakit Sarah. Dirinya kini mampu memimpin Rumah Sakit Sarah menjadi lebih baik di bawah naungannya.
Di awal wawancara ekslusif Kover Magazine dengan dokter Beni, dirinya mengaku tidak memiliki pikiran menjadi dokter namun atas restu dan permintaan orang tuanya. Dokter Beni mengambil pilihan hidupnya sebagai dokter dan berkarir hingga sekarang.
“Saya sendiri tidak pernah kepikiran menjadi dokter. Ibu saya tidak tamat SD dan ayah saya juga hanya seorang pegawai negeri golongan tiga. Ketika saya ujian kedokteran dan saya masuk, yang saya tanya ke orang tua saya duitnya ada gak? Kan mahal uang kuliahnya. Dan orang tua saya bilang kalau kamu kuliah benar, ayah akan cari duitnya,” terang dokter Beni Satria di kantornya.
Setelah tamat dirinya bekerja sebagai dokter jaga di salah satu klinik dan memutuskan untuk aktif di dalam organisasi Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI). Ia banyak memberi perhatian serta turut memperjuangkan mengenai kesehatan reproduksi dan hak-hak perempuan. Tidak dipungkiri dokter Beni bahwa dirinya berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan kedokteran spesialis namun karena ketiadaan biaya dirinya memutuskan untuk bekerja sebagai dokter Pegawai Tidak Tetap (PTT) di Rumah Sakit Deli Serdang, Tebing Tinggi guna mengejar beasiswa Magister atau lebih dikenal dengan tugas belajar untuk mengambil spesialis.