Era digital membawa dampak yang luar biasa. Informasi yang diinginkan dapat diperoleh begitu cepat. Namun disisi lain, kecepatan itu berdampak buruk bagi kalangan Anak. Jika yang masuk ke dunia internet adalah orang dewasa saja tak perlu khawatir. Pasti akan terjadi seleksi ketat. Bisa memilih, mana yang bagus, mana yang tidak. Tapi bagi anak-anak yang mentalnya masih labil, belum terbentuk, era digital justru jadi masalah.
Salah satunya, kasus pornografi yang menjadi sorotan awak media saat ini. Sebab melibatkan para artis tanah air. Para artis adalah publik figur yang mudah sekali ditiru oleh anak-anak. Orang tua membaca berita-berita seperti itu dengan kewaspadaan tinggi, sedangkan untuk anak-anak berita-berita semacam itu datang kepada mereka tanpa filter sama sekali.
Pada posisi itulah, anak berada di tempat yang paling rawan. Anak disajikan berita-berita dewasa yang bisa memancing mereka mengenal pornografi. Sebab anak belum punya daya analisis yang kuat dalam menangkal informasi-informasi seperti itu.
Bahaya lainnya yang ikut mengintai, seringkali konten-konten pornografi muncul dalam bentuk iklan yang secara tidak sengaja berseliweran melalui game-game online. Iklan-iklan tersebut akhirnya memunculkan rasa ingin tahu dan penasaran bagi anak untuk mencari tahu.
Untuk itu, KoverMagz merangkum 4 pilar pertahanan yang bertanggung jawab agar Anak terhindar dari paparan Pornografi sebagai berikut :
1. Keluarga
Peran keluarga terutama orang tua sebagai benteng untuk melindungi anak dari paparan konten pornografi sangatlah penting. Karena itu orang tua perlu tahu cara pendekatan yang dipakai untuk memberitahu anak akan bahaya dari pornografi. Dalam hal ini, komunikasi yang intens dengan anak menjadi paling penting dilakukan.
Cara yang bisa dilakukan adalah mengajak anak berkomunikasi dari hati ke hati. Sebab, justru semakin banyak larangan, semakin ada rasa penasaran anak untuk mencari tahu.
Karena itu komunikasi yang baik adalah dengan memberitahu anak tentang apa yang boleh ditonton dan mana yang tidak boleh tonton disertai dengan penjelasan secukupnya tentang bahayanya.
Orang tua perlu berbicara terbuka dengan anak. Sebab zaman sekarang edukasi seks tidak lagi menjadi tabu bagi sebagian masyarakat terkhusus orang tua.
Selain itu, orang tua perlu memantau ponsel atau tablet yang digunakan anak-anak setiap saat sebagai satu bentuk kontrol terhadap mereka. Karena bahaya pornografi bisa di dapat dalam berbagai tayangan online.
2. Sekolah
Sekolah menjadi tempat kedua anak-anak bersosialisasi dengan teman-teman sebaya maupun bukan sebaya.Di lingkungan sekolah inilah, anak akan mendapat banyak pengaruh, bisa yang positif, bisa juga yang negatif.
Karena itu, sekolah harus menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif bagi anak sebagai tempat belajar. Khususnya pihak sekolah harus lebih proaktif tentang pengetahuan seksualitas, orientasi seksual, identitas gender dan khususnya soal bahaya pornografi.