
Mythomania merupakan suatu kondisi dimana penderitanya memiliki kebiasaan berbohong yang tidak dapat dikendalikan. Kebohongan ini juga dikenal dengan sebutan pathological lying.
Seseorang yang memiliki kondisi ini sering berbohong, bahkan untuk hal yang tidak menuntut mereka untuk terpaksa berdusta. Mereka mungkin lebih nyaman mengatakan hal tersebut daripada kebenaran, meski itu hal yang tidak penting sekalipun.
Penderita Mythomania biasanya tidak memiliki motif atau alasan untuk berbohong. Mereka hanya mengucapkan kebohongan itu begitu saja, tanpa alasan atau tujuan tertentu.
Parahnya bagi orang yang mengidap Mythomania, kebohongan sudah menjadi bagian besar dalam hidupnya. Kondisi tersebut kemudian merusak nama baiknya.Berbohong jadi sebuah candu yang harus dilakukan agar dirinya merasa puas.
Saking seringnya membual, mereka bisa jadi sulit membedakan kebohongan dan kebenaran. Sementara itu, Mythomania tidak berkaitan untuk memperoleh keuntungan dan bersifat kompulsif-impulsif. Mereka akan tetap berbohong walau sikap tersebut berdampak buruk bagi diri mereka sendiri.
Selain itu, mereka yang mengalami Mythomania umumnya melakukan kebohongan yang bersifat fantasi. Tak mudah mengenali seseorang yang mengalami gangguan psikologis mythomania.
Menurut hellosehat.com, penyakit Mythomania dibagi menjadi dua yaitu ringan dan berat. Pada Mythomania ringan, penderita melakukan kebohongan hanya untuk mencari perhatian dari orang-orang sekitar. Sedangkan pada Mythomania berat, penderita memang sudah mengalami gangguan mental, memiliki sifat narsis yang hanya mementingkan penampilan atau dirinya saja.
Dilansir dari The Prisma UK, bahwa Mythomania terjadi karena harga diri penderita yang rendah. Sehingga dengan membuat kebohongan tersebut, penderita akan mendapat perhatian yang lebih dari orang sekitar. Beberapa psikolog juga mempercayai faktor lingkungan berperan dalam membentuk karakter ini.
Seseorang yang memiliki mitomania mungkin hidup di lingkungan yang meyakini bahwa manfaat berbohong lebih besar daripada risikonya.
Kebohongan juga bisa disebabkan oleh trauma masa lalu atau harga diri yang rendah. Dengan melakukan kebohongan, mereka berupaya untuk mengatasi trauma masa lalu dan menutupi rasa rendah diri.
Meski mereka tampaknya merasa senang, di dalam hati mereka tetap merasa bersalah dan mengetahui bahwa itu hal yang buruk. Namun, mereka tetap akan berpura-pura dan menutupi perilaku mereka.
Penyakit ini kerap dikaitkan dengan kondisi kesehatan mental seseorang. Orang yang suka berbohong sering muncul sebagai gejala dari penyakit atau gangguan mental tertentu yang lebih besar.
Beberapa kondisi yang dapat membuat seseorang rentan menjadi mitomania meliputi gangguan Bipolar, Attention-Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), Narcissistic Personality Disorder (NPD), gangguan kepribadian ambang (borderline personality disorder), atau ketergantungan zat (kecanduan).
Penderita Mythomania harus dibawa ke psikolog atau psikiater untuk mendapatkan konseling atau pendekatan psikoterapi. Melalui terapis, seseorang yang sering berbohong akan diidentifikasi apakah ia memiliki gangguan mental tertentu yang mendasarinya.
Itulah penjelasan singkat mengenai mythomania, jadi jangan sering berbohong ya, Sobat KoverMagz!