Christin Bustandi Familiarkan Akupunktur di Kalangan Muda

Fokus Terapkan Ilmu

Setelah merasakan manfaatnya, Christin bergegas menghubungi sang Mama dan menceritakan pengalamannya. “Waktu itu mama langsung tertawa dan perlahan minatku timbul. Aku jatuh cinta sama akupunktur terutama setelah tahu kalau akupunktur begitu diminati di Eropa, Amerika dan Australia karena trend back to nature merebak disana,” ungkapnya.

Namun kesedihan melanda gadis yang hobi membaca buku ini ketika tahu bahwa di tanah kelahirannya akupunktur tak dilirik kalangan muda. Christin pun bertekad untuk fokus dan menerapkan ilmu akupunktur yang dimilikinya agar bisa berkontribusi di dunia kesehatan.

Ia menyebutkan, ada ratusan titik akupunktur di tubuh dan wajah manusia. Penentuan letak titik penusukan jarum tergantung kondisi si pasien. Utamanya, Christin memulai dengan mengamati tubuh kemudian mendengarkan keluhan yang dirasakan pasien. Ia mendengarkan tiap pasiennya dengan sabar karena baginya mereka adalah keluarga. Biasanya setelah merasakan efeknya di pertemuan pertama, banyak pasien akhirnya memilih akupuntur.

Melihat pasiennya nyaman, ada kepuasan tersendiri bagi Christin yang membuat ia bersyukur akan hidupnya. Ia termotivasi melihat perubahan baik di diri tiap-tiap pasien. “Biasanya ketika datang pasien itu sakit, wajahnya lesu, kusam dan lemas. Aku dengarkan keluhannya apa, barulah di akupunktur. Besok atau lusanya dia datang dengan semangat berbeda. Matanya bercahaya dan enggak kusam atau lesu lagi. Itu cukup meyakinkan diriku bahwa passion-ku di sini,” akunya.