Mungkin kita sebagai warga negara Indonesia yang baik, slogan “Cintailah Produk-Produk Dalam Negeri” jelas menjadi pegangan kuat bagi kita dalam menghargai karya-karya dari anak bangsa. Di tengah majunya produksi barang-barang buatan lokal dengan kualitas yang beragam dan harga yang beragam pula, produk-produk buatan anak bangsa jelas bukan lagi menjadi sesuatu asing lagi dan jelas sudah menunjukkan taringnya dalam beberapa tahun belakangan ini.
Menariknya, di tengah gejolak pandemi Covid-19, produksi produk-produk lokal yang berkualitas tinggi tetap gencar, dan elite-elite di Indonesia jelas tidak mau kalah dengan semangat anak bangsa ini. Terbukti, selama pandemi Covid-19 ini, ada dua proyek ambisius yang digarap oleh para petinggi negara.
Yang pertama, salah satu projek yang paling terkenal beberapa waktu terakhir, Vaksin Nusantara yang diracik di depan anggota DPR. Vaksin ini menjadi program pemerintah yang ambisius guna mencegah dan mematikan rantai penyebaran Covid-19.
Lalu yang kedua, di tengah cepatnya perkembangan program digitalisasi di dunia pendidikan, beberapa hari yang silam, Menteri Nadiem Makarim mengumumkan bahwa pemerintah telah menggagas Program Merah Putih, dimana anggaran senilai 2,4 Triliun akan digarap di tahun 2021 untuk membeli sekitar 240 ribu laptop buatan dalam negeri. Atau jika kita hitung secara kasar, maka harga satu laptop bakal ada di nilai sekitar 10 juta rupiah. Laptop buatan anak bangsa ini pun nantinya akan disebar ke seluruh daerah di Indonesia. Bravo bener!
Tetapi, Program Merah Putih atau rencana pemberian laptop buatan negeri kepada seluruh pelajar di Indonesia mendapatkan berbagai reaksi yang alot dari pengamat teknologi dan warganet. Wah kenapa, ya?