Apakah sobat kover gemar dengan film Indonesia bergenre romantis? Jika iya maka ipar adalah maut adalah salah satunya yang tak boleh anda lewatkan. Mengisahkan tentang luka yang datang dari orang terdekat, mengingatkan bahwa “keluarga adalah rumah” bisa menjadi pedang bermata dua.
Sinopsis Film Ipar Adalah Maut
Lebih lengkapnya, Nisa (Michelle Ziudith), seorang perempuan yang dipinang oleh dosen muda bernama Aris (Deva Mahendra), awalnya menjalani kehidupan pernikahan yang bahagia. Kehidupan mereka dikaruniai seorang anak perempuan, Raya (Alesha Fadillah). Namun, konflik mulai muncul ketika ibu Nisa meminta Rani (Davina Karamoy), adik kandung Nisa, untuk tinggal bersama mereka.
Rani awalnya menjaga jarak, tetapi lambat laun mulai menggoda Aris dan memicu perselingkuhan. Aris yang dikenal sebagai sosok penyayang dan bertanggung jawab berubah menjadi cuek dan dingin, menghancurkan pernikahan mereka dari dalam. Nisa tidak menyangka bahwa suaminya yang selama ini ia anggap saleh dan bertanggung jawab ternyata berselingkuh di belakangnya. Nisa juga tidak menyangka bahwa adik kandungnya sendiri menjadi perusak rumah tangga antara dirinya dan suami.
Pemeran Film Ipar Adalah Maut
- Deva Mahendra sebagai Aris
- Michelle Ziudith sebagai Nisa
- Davina Karamoy sebagai Rani
- Alesha Fadillah sebagai Raya
- Dewi Irawan sebagai Asri (Ibu Nisa dan Rani)
- Devina Aureel sebagai Manda
- Asri Welas sebagai Esti
- Nyimas Ratu Rafa sebagai Septi
- Toby Armstrong sebagai Yan
- Adam Farrel sebagai Jefri
- Ruman Rosadi sebagai Ustadz
- Susilo Nugroho sebagai Junaerdi
- Aditya Novika sebagai Rohmah
- Mbok Tun sebagai Tin
- Akbarry Noor sebagai Robby
- Nayra Kanaya sebagai Rani Muda
- Fredy Amin sebagai Dokter Bedah
- Astri Nurdin sebagai Dokter Spesialis Penyakit Dalam
- Lia Amelia sebagai Karyawan Nisa
- Agnes Endah Arum sebagai Perawat
- Vera Sinambela sebagai Perawat Nisa
- Ratna Aulia Perawat Nisa
Sebelum penayangannya, kisah ini sempat ramai diperbincangkan di media sosial lantaran isunya yang cukup relate dengan permasalahan rumah tangga di Indonesia. Film yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo dan diproduksi oleh MD Pictures ini sudah tayang di bioskop tepat pada 13 Juni 2024.
Fakta-fakta Film Ipar Adalah Maut
Berikut 7 fakta film Ipar Adalah Maut cerita asli yang sempat viral di TikTok:
Judul Terinspirasi dari Hadis
Tahukah anda jika judul Ipar adalah maut diambil dari sebuah hadis. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Eliza kepada awak media.
“Saya sempat mikir ini apa ya judulnya ya, yang penting ada ipar-iparnya kan,” kata Eliza seperti dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com.
Eliza Sifaa lalu teringat ada hadis yang membahas soal peringatan Rasulullah terhadap seorang ipar.
“Janganlah kalian memasuki wanita tanpa mahram.” Kemudian seorang dari kaum Anshar berkata, ‘Apa pendapatmu tentang ipar?’ Rasulullah menjawab, “Ipar adalah maut.” (HR. Al-Bukhari no. 5232 dan Muslim no. 2172).
“Pernah dengar ada hadis yang kayak gini. Jadi dari hadis itulah (inspirasinya),” kata Eliza.
“Saya cek belum pernah ada yang jadiin itu judul di novel, lagu, atau apa pun. Ya sudah bisa dibilang memang real ide sendiri sih,” kata Eliza.
Cerita Ipar Adalah Maut kemudian dibuat dan dibagikan lewat TikTok @elizasifaa. Tanpa disangka konten tersebut selalu menjadi fyp (for your page) dan setiap ditayangkan. Cerita viral itu bahkan menarik perhatian MD Pictures untuk mengadaptasinya ke dalam film.
Tokoh asli setuju dengan satu syarat
Konten kreator Eliza Sifaa mengatakan, tokoh asli dalam cerita Ipar Adalah Maut sudah setuju kontennya diadaptasi menjadi film. Bagaimanapun dia sadar bahwa cerita tersebut sebenarnya adalah aib keluarga yang harus dijaga kerahasiaannya.
“Tapi akhirnya mereka Istikharah dulu, mereka ngomong ke keluarga besarnya dulu, kan namanya aib ya nanti semua orang jadi tahu,” kata perempuan asal Malang, Jawa Timur, itu.
Setelah berdiskusi dengan keluarga besar, akhirnya Aris dan Nisya memberikan izin kepada Eliza Sifaa karena MD Pictures ingin mengadaptasinya. Namun Aris dan Nisya mengajukan satu syarat yang harus dipenuhi oleh Eliza dan MD Pictures.
“Tapi dengan satu syarat itu tadi yang penting aku bisa benar-benar menjaga privasi keluarganya aja sih,” kata Eliza seperti dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com.
Sejauh ini Eliza Sifaa selalu menutup rapat mulutnya ketika ditanya identitas asli Aris dan Nisya. Namun ia memastikan bahwa cerita itu asli dan kejadiannya benar-benar ada di dunia nyata.
“Mungkin ada yang tahu tapi bukan, tapi itu entah dari mamanya atau orang dalamnya sih tapi mereka benar-benar bisa jaga kepercayaan. Kalau dari aku sendiri enggak pernah ngomong ke siapa pun,” kata Eliza.
Berdasarkan kisah nyata dan sempat viral di TikTok
Kisah Ipar adalah Maut diangkat dari cerita viral di akun TikTok @elizasifaa. Cerita asli film Ipar Adalah Maut tersebut sempat menuai pro dan kontra di dunia maya. Pasalnya, Ipar Adalah Maut pada dasarnya mengangkat cerita tentang perselingkuhan sepasang suami-istri dengan adik iparnya.
Bermula dari DM Follower
Selaku konten kreator, Eliza Sifaa mengaku mendapatkan cerita itu dari salah satu pengikutnya. Perempuan asal Malang itu lalu menuangkan kisah perselingkuhan itu ke dalam kontennya. Setelah viral di TikTok dan berbagai platform lain, Ipar Adalah Maut diminati oleh sejumlah rumah produksi untuk digarap menjadi film.
Manoj Punjabi langsung tertarik
Kurang dari satu menit Manoj Punjabi selaku produser mengaku langsung tertarik ketika ditawari cerita Ipar Adalah Maut. Dengan waktu kurang dari satu menit, Manoj langsung setuju untuk membeli hak adaptasi Ipar Adalah Maut. MD Pictures akhirnya mengamankan hak adaptasi dari cerita tersebut dari Eliza Sifaa.
“Dalam kurang dari satu menit saya mau. Gimana caranya cepat cari source-nya, orangnya di Malang, langsung lock. Saat itu saya lagi di luar negeri,” kata Manoj.
Semangat Hanung Bramantyo
Deva Mahenra melihat semangat membara dari Hanung Bramantyo selama proses syuting berlangsung. Deva bahkan merasakan semangat itu seperti Hanung sedang menggarap film-film terdahulu. Banyak ide-ide spontan yang muncul dan akhirnya dieksekusi dalam film tersebut. Hanung adalah salah satu sutradara yang sangat populer di industri perfilman Indonesia. Ada sejumlah karya yang telah dibuatnya seperti Ayat-ayat Cinta (2008), Perempuan Berkalung Sorban (2009), Perahu Kertas (2012), Bumi Manusia (2019), dan Miracle in Cell No.7 (2022). Pada tahun ini, dia juga turut berkontribusi pada film Tuhan Izinkan Aku Berdosa.
Adegan yang Menguras Air Mata
Film ini penuh dengan adegan emosional, salah satunya adalah perdebatan besar antara Rani (Davina Karamoy) dan Nisa (Michelle Ziudith). Adegan ini mengharuskan kedua aktris untuk berakting menangis. Kepiawaian Michelle Ziudith dalam berakting sangat terlihat, bahkan setelah adegan selesai, ia masih menangis karena begitu mendalami perannya. Kemampuan akting yang luar biasa ini mampu membuat penonton ikut merasakan emosional.
Deva Mahendra Kena Hantam Buku
Salah satu adegan yang melibatkan konflik antara Aris (Deva Mahendra) dan Nisa (Michelle Ziudith) berujung pada kejadian tak terduga. Dalam adegan tersebut, Nisa menghantamkan benda-benda ke arah Aris. Seharusnya, Michelle Ziudith menggunakan properti yang aman, namun karena terbawa suasana dan emosi, ia tanpa sengaja melemparkan buku tebal ke pipi kiri Deva Mahendra.
Akibatnya, pipi Deva sempat memerah meski tidak sampai lebam. Deva kemudian membagikan pengalaman ini melalui Instagram @iparadalahmautmovie, menunjukkan profesionalisme dan dedikasi para aktor dalam film ini. Tak perlu diragukan lagi memang profesionalitas para pemeran di film ini. Terlebih akting dari Michelle Ziudith yang sangat mendalami peran tersakiti, yang bisa membuat penonton terbawa emosi dan haru.
Soundtrack Film
Film Ipar adalah Maut mempunyai dua soundtrack yaitu ‘Tak Pantas’ dan ‘Tak Selalu Memiliki’. Lagu ‘Tak Pantas’ yang diciptakan Melly Goeslaw dan dinyanyikan oleh Mytha Lestari merupakan gambaran kondisi dan perasaan sosok Nisa. Lagu ini mewakili suara wanita yang mengalami pengkhianatan terbesar dari orang terdekat.
Sedangkan lagu ‘Tak Selalu Memiliki’ yang dinyanyikan Lyodra dan ditulis serta diiringi Yovie Widianto dipilih untuk menggambarkan sosok Rani. Lagu ini menceritakan seseorang yang harus melepaskan pasangannya karena sudah tak lagi sejalan.