6. Otak Pelaku Diburu
Meski sudah berhasil menangkap 8 orang yang terlibat dalam produksi dan peredaran narkoba. Tetapi, otak di balik peredaran narkoba jenis baru itu masih diburu. Dan saat ini pelaku utama sudah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).
Wakapolda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Brigjen R Slamet Santoso mengatakan, tim gabungan tengah memburu empat orang yang saat ini berstatus daftar pencarian orang (DPO). Menurutnya, semua DPO adalah warga negara Indonesia (WNI).
“Empat orang masih DPO, semoga tim gabungan bisa segera mengamankannya mereka WNI semua. Selain itu, dari DPO itu ada beberapa yang statusnya residivis,” ucapnya.
7. Efek Keripik Narkoba
Adapun efek dari makanan dan minuman itu disebut bisa meningkatkan mood hingga membuat fly atau kehilangan kesadaran.
“Wakapolda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Brigjen R Slamet Santoso menjelaskan, bahan campuran keripik pisang dan happy water itu terdiri dari beberapa jenis narkotika.
“Ini campuran ya, campuran antara amphetamine dan sabu juga ada. Jadi beberapa hal itu dicampur, dikolaborasikan dengan keripik pisang dan happy water,” ujarnya.
Mengenai efek dari keripik pisang dan happy water itu, Slamet menyebut menyerupai efek sabu-sabu. Itulah yang bisa membuat seseorang menjadi hilang kesadaran atau fly gitu ya. Selain itu efeknya bisa meningkatkan mood, kemudian seperti obat perangsang, menimbulkan euforia yang bahagia.
8. Omzet Miliaran Rupiah
Mengenai omzet yang didapatkan para pelaku diperkirakan mencapai miliaran rupiah. Omzet tersebut jika semua barang laku terjual. Hanya saja, sebelum habis terjual produksi dan peredaran narkoba ini sudah keburu terbongkar polisi.
“Kalau itu terjual sekitar Rp 4 sampai Rp 5 miliar. Untung belum sempat terjual semuanya,” kata Slamet.
9. Dikira Pengangguran
Bagus mengaku tidak mengetahui secara pasti aktivitas Rohandi sehari-hari. Akan tetapi, warga menilai jika Rohandi seorang pengangguran.
“Tidak ada yang mencurigakan, ya belum bekerja gitu tahunya,” ucapnya.
Selain itu, Bagus juga mengatakan jika R tidak pernah bersosialisasi dengan warga sekitar. Dia menyebut hal itu lumrah karena Rohandi merupakan penduduk baru di Pelem Kidul.
Belum pernah, dia itu keluar cuma cari makan, gitu saja” ujarnya.
Sementara itu, pemilik rumah kontrakan yang ditempati Rohandi yakni Wahyuni mengaku tidak tahu menahu jika selama ini R memproduksi keripik pisang di dalam rumah.
“Saya tidak pernah curiga dengan apa yang dilakukan dia. Karena saya kebanyakan ada di dalam rumah,” ujar Wahyuni.
Meski begitu, Wahyuni menilai Rohandi kerap menyapa jika bertemu dengan dirinya. Terlebih saat pria itu mau pergi dari rumah.
10. Pelaku Jarang Bersosialisasi
Fakta yang mengejutkan lagi, sang pelaku diketahui jarang bersosialisasi. Ketua RT 06 Pelem Kidul, Bagus Yatin Mulyono, menjelaskan rumah yang disewa oleh R adalah milik Wahyuni. Bagus menyebut jika R selama ini tinggal sendirian di rumah kontrakan itu.
“Asalnya dari Jakarta, namanya Rohandi umur 42, dia tinggal sendiri di sini dan sudah menyerahkan KK sama KTP saat rapat RT,” kata Bagus kepada wartawan di Pelem Kidul, Baturetno, Banguntapan, Bantul, Jumat (3/11/2023).