Tanggal 9 Januari 2021, WhatsApp resmi memperbarui persyaratan layanan dan kebijakan privasinya. Terdapat tiga poin persyaratan baru yang ditampilkan, salah satunya terkait keharusan data pengguna WhatsApp yang diteruskan ke Facebook. WhatsApp, messenger milik Facebook memberikan ultimatum kepada 2 miliar lebih penggunanya: setuju untuk membagikan data pribadi mereka ke Facebook atau menghapus akun mereka.
Persyaratan tersebut disampaikan melalui peringatan dalam aplikasi yang mengarahkan pengguna untuk menyetujui perubahan besar dalam persyaratan layanan WhatsApp. Apabila tidak menyetujui kebijakan privasi tersebut selambat-lambatnya 8 Februari 2021, pengguna tidak akan dapat lagi menggunakan aplikasi tersebut.
Sebenarnya WhatsApp telah membagikan data terbatas dengan Facebook di ranah backend sejak 2016. Saat itu mereka mengenalkan opsi untuk opt-out dari kebijakan berbagi data dengan Facebook, yang ditawarkan hanya sekali, dan masa yang diberikan kepada pengguna 30 hari sejak penawaran tersebut diberikan.
Saat itu setiap pengguna WhatsApp diberi tahu bahwa Facebook akan, setidaknya, menerima informasi untuk tujuan “seperti meningkatkan infrastruktur dan sistem pengiriman, memahami bagaimana layanan [WhatsApp] atau [Facebook] digunakan, mengamankan sistem, dan memerangi spam, penyalahgunaan, atau aktivitas pelanggaran. “
Walaupun WhatsApp meminta, tanpa menuntut, agar penggunanya mengizinkannya untuk berbagi banyak informasi dengan Facebook, langkah tersebut menimbulkan masalah privasi yang serius pada saat itu, khususnya bagi mereka yang telah bergabung dengan WhatsApp sebelum diakuisisi oleh Facebook.
Bear in mind, Facebook mengakuisisi WhatsApp seharga $ 19 miliar pada tahun 2014, dan setelah itu WhatsApp membangun sistem ‘end-to-end encryption’ yang canggih ke dalam aplikasi messaging-nya ini. Tentu saja, hal ini melegakan para pengguna saat itu WhatsApp menggunakan Signal Protocol, sebuah skema enkripsi sumber terbuka yang kode sumbernya telah ditinjau dan diaudit oleh sejumlah pakar keamanan independen.
“Beruntungnya” untuk pengguna yang sudah memilih untuk opt-out di tahun 2016, WhatsApp akan mematuhi pilihan mereka, bahkan jika mereka saat ini menyetujui kebijakan privasi terbaru. Untuk Anda melihat status apakah Anda sudah memilih opsi opt-out atau belum, tidak lah langsung, Anda harus menunggu 3 hari untuk WhatsApp memberikan Anda informasi ini.
Update kebijakan privasi ini memang lebih fokus pada penggunaan akun bisnis dan kelihatannya memiliki sedikit implikasi privasi bagi sebagian besar pengguna individu. Tetapi kenyataannya, sharing informasi antara Whatsapp dan perusahaan induk Facebook ini cukup mencemaskan, dan mulai bulan depan pengguna WhatsApp akan membagikan data-data berikut ke Facebook:
- Nomor telepon pengguna
- Nomor telepon orang lain disimpan di buku alamat (kontak) si pengguna
- Nama profil
- Gambar profil
- Pesan status
- Waktu (jam) pengguna terakhir online
- Data diagnostik dikumpulkan dari log aplikasi
WhatsApp sendiri mengatakan pembaharuan ini membuat akun bisnis sekarang bisa menggunakan layanan hosting Facebook untuk menyimpan chat. Artinya percakapan pengguna WhatsApp dengan bisnis tersebut bisa disimpan di server Facebook. Bisnis juga bisa menentukan bagaimana mereka menggunakan atau membagikan informasi tersebut. Jadi kuncinya adalah apakah pengguna WhatsApp mau berinteraksi dengan akun bisnis atau tidak.
WhatsApp mengklaim bahwa perubahan kebijakan ini tidak mempengaruhi percakapan pribadi.”Semua percakapan ini masih akan terenkripsi end-to-end. WhatsApp maupun Facebook tidak bisa mengaksesnya,” jelas WhatsApp.