“Rupanya elok, sosoknya periang, wajahnya khas dengan warna rambut nyentrik dan penampilan ala Harajuku Style. Betty Lorensia mahir menulis barisan aksara menjadi ukiran unik lewat seni kaligrafi.”
Kover Magazine berkesempatan menemui Betty Lorensia, anak muda Medan yang kaya akan kreativitas menulis indah melalui jemari lentiknya, yakni kaligrafi. Ungkapan kaligrafi (Calligraphy), secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Kalios yang berarti indah dan Graphia yang berarti coretan atau tulisan, sehingga disebut dengan tulisan indah.
Kaligrafi ditemukan pertama kali di Mesir, kemudian tersebar ke Asia, Eropa, dan telah mengalami banyak perubahan disebabkan beberapa faktor seperti budaya dan wilayah. Kaligrafer merupakan sebutan untuk pelaku kaligrafi yang menggunakan pena sebagai instrumen utama.
Dalam kaligrafi, setiap huruf ditulis dengan gaya yang indah, sehingga pembaca tak bosan melihatnya walaupun perlu waktu sedikit lama untuk melafalkan satu persatu abjadnya. Seni kaligrafi sangat terkenal di Timur Tengah, khususnya Jazirah Arab, karena identik dengan tulisan arab yang disadur dari ayat kitab suci.
Betty Lorensia cenderung menerapkan tulisan kaligrafi dunia barat, sebab lebih mudah dipelajari karena menggunakan huruf latin. “Saya sudah belajar menjadi seorang kaligrafer sejak tahun 2016 secara autodidak melalui youtube dan sosial media lainnya. Sering ikut workshop juga, karena workshop banyak memberi saya ilmu tentang kaligrafi, makanya setiap workshop mengenai info kaligrafi saya langsung sambangi seperti kemarin pulang balik Medan–Jakarta dan Medan–Bali,” ucap suami dari Aris Hartanto Sigit ini menjelaskan.
Keinginan untuk terjun menjadi kaligrafer diakui anak dari pasangan Andy Wibowo dan Ciang Pik Sui ini melalui proses yang dilematis. Pasalnya, saat tahun 2016 itu Betty hampir menyelesaikan perkuliahannya di jurusan Management namun ia rela meninggalkannya demi fokus menjadi seorang kaligrafer profesional. Tak hanya pendidikan yang dikorbankannya, ia pun rela resign dari pekerjaannya di sebuah restoran.
Alhasil, berkat ketekunan Betty mendalami seni kaligrafi, dalam waktu setahun Betty sudah mahir mengukir deretan huruf menjadi lebih indah. Betty pun tak ingin menyia-nyiakan keahliannya, ia mulai menjajal kemampuannya dalam dunia bisnis kaligrafi.
“Awalnya saya membuat tulisan kaligrafi di toko-toko kue untuk ucapan ulang tahun, ucapan selamat wisuda, pernikahan dan lainnya secara gratis dengan pihak toko yang saya kenal, sekaligus juga nambah portofolio saya. Tetapi belakangan ini, beberapa toko kue tersebut membayar saya,” ucap wanita yang juga gemar fotografi ini.
Merasa karyanya diapresiasi dengan baik, Betty pun semakin percaya diri menjalankan bisnisnya. Di akun instagram miliknya @letterbybetty, ia menjual hasil tulisan kaligrafinya yang diukir pada tas, aksesoris pernikahan, kue, notes dan lainnya. Wanita yang juga menyukai dunia modeling ini juga gencar menggelar calligraphy workshop di Kota Medan, bahkan kadang diundang ke luar kota seperti Jakarta dan Bali.
Betty sendiri bangga dengan hobi yang dicintainya ini karena ternyata bisa menjadi sumber penghasilan untuknya. “Pekerjaan yang paling menyenangkan itu adalah hobi yang dibayar, karena dari kaligrafi ini saya senang sekali karya saya bisa dinikmati oleh orang lain,” tutur wanita kelahiran 31 Oktober 1996 ini mengakhiri.