Internet diramaikan dengan dihapusnya lukisan pada dinding atau popular disebut dengan mural, yang menampilkan gambar yang mirip dengan wajah Presiden Joko Widodo. Sebelumnya mural itu menampilkan visual gambar mirip wajah Presiden Jokowi yang pada bagian mata yang ditutup dengan tulisan ‘404: Not Found’. Mural tersebut menghiasi visual dinding di Batuceper, Kota Tangerang, Banten. Namun, tidak lama kemudian, publik bingung dengan keputusan aparat menghapus mural tersebut. Netizen merasa bahwa tindakan penghapusan gambar tersebut merasa tidak perlu dilakukan. Pasalnya, mural sendiri sering dijadikan medium sebagai bentuk kritikan kepada pemimpin atau pejabat negara.
Di era Presiden ke-2 Soeharto sendiri, beliau sempat dihadiahkan sebuah mural kritis yang juga menuliskan ‘Not My Hero’ di bawah gambar wajah Soeharto yang diwarnai dengan hitam putih. Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sendiri pun tidak lepas dari kritikan yang digambarkan sebagai mural. Pada sosok Gus Dur, masyarakat sempat menyampaikan aspirasi dengan medium mural dengan nada tuntutan bertuliskan ‘Bring Back Peace’.
Seperti mural Soeharto sebelumnya, mural Gus Dur ini pun digambarkan dengan warna hitam putih. Bapak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), presiden ke-6 RI juga pernah diberikan surprise sebuah gambar visual yang menyerupai wajahnya, yang diwarnai dengan warna dasar putih dan ditimpali garis hitam. Tulisan yang disampaikan melalui mural kepada SBY itu berbunyi ‘Turunkan atau Dipermainkan’.
Lantas kenapa mural Jokowi tersebut harus dihapus bahkan sampai aparat sedang ‘memburu’ sang pembuat mural tersebut. “Lah, masa takut sih sama mural?”, pertanyaan ini pun muncul di benak publik saat kejadian menarik ini merembes ke permukaan. Baiklah, mari kita membahas apa itu mural dan sejarahnya dengan kritik dan politik.
APA ITU MURAL?
Tanpa ragu, mural telah ada selama manusia, sebagai bentuk kesaksian hidup yang berharga dari zaman prasejarah hingga saat ini. Dari lukisan gua di Lascaux Grotttoes di Prancis selatan hingga mural seni jalanan saat ini, orang-orang telah meninggalkan tanda-tanda keberadaan mereka sendiri di banyak tempat di seluruh dunia. Karena goresan, ukiran, dan lukisan paling awal, kita sekarang memiliki pengetahuan yang tak ternilai tentang sejarah dan pendahulu kita. Melalui mural-mural primitif tersebut tergambar aktivitas kehidupan, pemandangan sehari-hari, dan biasanya tradisi dan kepercayaan pada masa-masa itu, sehingga memberi kita potret perkembangan peradaban kita.