
Menghabiskan waktu liburan bersama keluarga tercinta maupun sahabat bisa dilakukan dengan berbagai cara. Seperti salah satunya melakukan wisata religi di Sumatera Utara. Selain memiliki wisata alam yang mengagumkan, kita tahu bahwa Sumatera Utara juga kaya akan berbagai etnis suku, ras dan agama.
Dan karena itulah berbagai destinasi wisata religi tersedia lengkap di provinsi tersebut. Baik berupa masjid yang telah berusia cukup tua, gereja maupun kuil bercorak khas India ataupun Tionghoa dapat anda temukan. Nah lantas apa saja wisata religi tersebut? Kali ini tim kovermagz akan merekomendasikan beberapa tempat terbaiknya untuk anda. Simak selengkapnya disini!
Taman Wisata Iman (TWI ) Sitinjo Dairi
Taman Wisata Iman merupakan kawasan destinasi wisata religi populer di Sitinjo, Kabupaten Dairi. Menyajikan kombinasi keindahan alam dan suasana rohaniah yang mendalam. Taman Wisata Iman luasnya 130 ribu meter. Terdapat rumah ibadah enam agama resmi di Indonesia; Islam, Katolik, Kristen, Protestan, Buddha, dan Hindu.
Taman Wisata Iman dirancang untuk memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk merenung, mencari kedamaian,dan menguatkan iman mereka melalui aktivitas spritual. Untuk memasuki tempat ini, anak-anak dikenakan tarif Rp ,10ribu dan dewasa sekitar Rp 20 ribu. Sedangkan biaya parkir Rp 5 ribu untuk sepeda motor dan Rp 10 ribu untuk mobil.
Salib Kasih Tarutung
Salib Kasih Tarutung merupakan monumen religius Kristen sekaligus ikon Kota Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara. Bentuknya unik dengan dua salib yang menyatu, melambangkan kasih dan persatuan antara Tuhan dan manusia.
Salib Kasih dengan ketinggian 30 meter di atas permukaan tanah dibangun untuk mengenang peristiwa kebangunan rohani yang terjadi di kalangan masyarakat Batak Toba pada abad ke-19, dan mengenang jasa misionaris Jerman, Ludwig Ingwer Nommensen yang menyebarkan Kristen di Tarutung.
Salib Kasih Tarutung juga menawarkan pemandangan alam yang menakjubkan dari atas bukit,sehingga menjadi tempat wisata religi yang menarik bagi pengunjung. Salib kasih Tarutung buka setiap hari. Untuk memasuki tempat ini,pengunjung dikenakan biaya tiket masuk seharga Rp 6 ribu per orang.
Masjid Raya Al-Mashun
Merupakan salah satu ikon sekaligus mesjid tertua yang ada di Sumatera Utara. Masjid Raya Al-Mashun terletak di Jalan Sisingamangaraja, Medan. Masjid ini juga termasuk bagian dari sejarah kebesaran Kesultanan Melayu Deli di masa lalu. Masjid yang dibangun di masa kepemimpinan Sultan Ma’mun Al Rasyid ini memadukan gaya arsitektur dari Timur Tengah, Spanyol dan India. Pembangunan masjid memakan waktu tiga tahun, dari 1906 hingga 1909.
Uniknya, saat memasuki bulan Ramadhan, masjid ini memiliki tradisi menyuguhkan bubur sop anyang untuk berbuka puasa. Masjid ini juga menjadi pilihan favorit masyarakat Medan saat pelaksanaan salat Idul Fitri maupun Idul Adha. Anda dapat berkunjung ke masjid ini bila ingin mengetahui lebih mendalam tentang sejarah kebesaran Kesultanan Melayu Deli.
Masjid Al-Osmani
Selain masjid Raya, ada lagi satu masjid yang tak boleh anda lewatkan untuk mengenal lebih dekat tentang kesultanan Melayu Deli, masjid itu ialah Masjid Al-Osmani. Masjid yang satu ini terletak di Jalan Kol. Yos Sudarso, Medan. Seperti yang sudah dijelaskan, masjid ini juga merupakan bagian dari sejarah kebesaran Kesultanan Melayu Deli. Masjid ini dibangun tahun 1854, di masa kepemimpinan Sultan Osman Perkasa Alam.
Di awal, masjid ini dibangun dengan material kayu pilihan. Namun pada tahun 1870 masjid ini direnovasi menjadi bangunan permanen saat kepimpinan Sultan Mahmud Perkasa Alam. Renovasi tersebut selesai dua tahun kemudian, yaitu tahun 1872. Bangunan masjid ini merupakan perpaduan khas arsitektur Timur Tengah, India, Spanyol, Melayu dan China. Warna kuning yang identik dengan Melayu mendominasi masjid tersebut. Di areal masjid juga terdapat lima makam Raja Deli.
Kuil Shri Mariamman
Kuil Shri Mariamman terletak di Jalan Zainul Arifin, Medan. Kuil ini didirikan oleh umat Hindu pada tahun 1884 dan tertua di Kota Medan, meskipun sudah lebih dari satu abad, kuil ini tetap terawat. Kuil Shri Mariamman memiliki arsitektur yang indah dengan ornamen-ornamen yan khas, mencerminkan kekayaan budaya Hindu Tamil. Terdapat patung maupun gambar para dewa. Kemudian, Di kuil ini terdapat tiga tempat pemujaan utama, di dalamnya terdapat patung Shri Maha Visnu, Siva dan Brahmana.
Setiap pagi, umat Hindu biasanya akan sembahyang ke kuil ini. Selain itu, kuil ini juga digunakan dalam acara keagamaan Hindu seperti perayaan Deepavali, Thaipusam, Pongal, Navaratri dan lainnya. Memasuki kuil ini tidak akan dipungut biaya namun tersedia kotak sumbangan sukarela. Kuil ini dibuka pada jam tertentu,biasanya dibuka pada pukul 06.00 hingga jam 12.00 WIB,kemudian jam 16.00 hingga jam 20.00 WIB.
Vihara Gunung Timur
Vihara Gunung Timur terletak di Jalan Hang Tuah, Medan. Berdasarkan website Dinas Pariwisata Medan, vihara ini dibangun pada tahun 1962 dan merupakan vihara Buddha tertua di Kota Medan. Bangunan vihara ini didominasi oleh warna merah yang berpadu dengan warna kuning. Awalnya vihara ini terbuat dari kayu, kemudian direnovasi menjadi bangunan permanen seperti saat ini.
Umat Buddha biasanya menggunakan vihara ini untuk ibadah setiap harinya. Di vihara ini juga dilakukan berbagai ritual keagamaan mulai dari pengumuman hari ulang tahun Sidharta Gautama, perayaan Imlek dan lainnya.
Graha Maria Annai Velangkani
Graha Maria Annai Velangkani terletak di Jalan Sakura III, Medan. Dari bentuk bangunannya, graha yang dibangun tahun 2001 ini kerap dianggap sebagai klenteng karena model bangunannya. Graha ini merupakan perpaduan arsitektur Indo-Mughal dengan berbagai simbol dan ornamen kepercayaan. Hal itu yang membuat graha ini memiliki daya tarik tersendiri.
Di awal pembangunnya, gereja ini diperuntukkan bagi Katolik Tamil yang ada di Medan, akan tetapi saat ini semua umat Katolik diperkenankan untuk berziarah ke graha ini. Gereja ini dipersembahkan untuk Bunda Maria yang dikenal di India sebagai Annai Velangkani Arokai Martha.
Vihara Siu San Keng
Vihara Siu San Keng ini terletak di Jalan Yos Sudarso, tepatnya di Medan Labuhan. Vihara ini dibangun pada tahun 1890 dan merupakan vihara tertua di Kota Medan. Vihara ini terletak sekitar 100 meter dari Masjid Al-Osmani. Hal ini menunjukkan bahwa kerukunan umat beragama lebih dari seabad sudah terjalin di Kota Medan.
Maha Vihara Adhi Maitreya
Terletak di Kota Medan termasuk salah satu wihara Buddha terbesar di Indonesia. Maha Vihara Adhi Maitreya dibangun pada 1991 dan diresmikan pada 2008. Vihara ini berada di komplek perumahan Cemara Asri , Jl. Boulevard Utara No.99-5, Medan.
Maha Vihara Adhi Maitreya terbagi menjadi 3 gedung utama yaitu Buddha Sakyamuni,Bodhisatva Avolokitesvara dan Bodhisava Satyakalama. Wihara ini dikenal memiliki arsitektur yang indah berupa patung-patung Buddha yang dengan suasananya yang tenang. Sangat cocok dijadikan sebagai tempat beribadah sekaligus meditasi untuk penganut Buddha. Wihara ini buka setiap hari 24 jam dan mengunjungi tempat ini tidak dikenakan biaya apapun alias gratis.
Gereja Immanuel
Selanjutnya ada Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) Immanuel. Gereja ini terletak di Jalan Diponegoro, Medan. Gereja ini termasuk yang tertua di Kota Medan, dibangun tahun 1921. Arsitektur bangunan gereja ini bergaya renaissance, seperti beberapa bangunan tua di Kota Medan. Gereja ini awalnya untuk orang-orang Belanda dan Indonesia Timur beribadah.
Dalam ibadah saat Misa,Natal dan tahun baru, gereja ini menjadi salah satu prioritas dalam pengamanan. Dengan kapasitas 500 orang, gereja ini kerap tidak mampu menampung jumlah jemaat saat Natal, sehingga ibadah dipindahkan ke bangunan yang terdapat di samping gereja tersebut.
Taman Alam Lumbini
Taman Alam Lumbini merupakan sebuah kawasaan religi yang berlokasi di Jl. Barus Jahe, Dolat Rakyat, Kabupaten Karo,Sumatera Utara. Lokasinya berada di kaki gunung Sibayak. Taman alam Lumbini memiliki ciri khas yaitu sebuah pagoda berwarna emas yang merupakan pagoda tertinggi di Indonesia dengan memiliki tinggi sekitar 42 meter. Pagoda ini merupakan replika dari Pagoda Shwedagon Myanmar .
Taman ini dihiasi dengan berbagi patung dan monumen Buddha,termasuk Ashoka Pillar, yang merupakan lambang perdamaian dan kerukunan. Taman yang asri ini juga dikelilingi oleh pemandangan yang indah,menciptakan suasana yang tenang dan damai. Untuk memasuki Taman ini pengunjung tidak dikenakan biaya,namun ada kotak sumbangan sukarela.
Patung Dewi Kwan Im
Tempat wisata religi terakhir yang dapat anda kunjungi ialah Patung Dewi Kwan Im. Wisata ini terletak di Siantar tepatnya di Jalan Pahlawan No. 1. Wisata ini juga termasuk salah satu yang terkenal sekaligus terbesar di kota Siantar. Konon, patung ini dibangun pada abad ke-17 oleh seorang pendeta Buddha yang bernama Cao Meng De. Patung ini dibangun sebagai bentuk penghormatan kepada Dewi Kwan Im, dewi pelindung umat Buddha. Menurut legenda, Dewi Kwan Im adalah dewi yang sangat penyayang dan selalu siap membantu orang yang sedang dalam kesulitan.
Patung ini hanya berukuran kecil dan terbuat dari kayu. Namun, pada tahun 1945, patung ini mengalami perubahan besar. Patung kayu yang lama digantikan dengan patung yang terbuat dari batu alam yang lebih tahan lama. Perubahan ini dilakukan oleh seorang pengusaha lokal yang bernama Liem Seeng Tee. Patung baru ini memiliki tinggi sekitar 9 meter dan menjadi salah satu patung Dewi Kwan Im terbesar di Indonesia.