Medan, Kovermagz – Tanggal 24 Oktober diperingati sebagai Hari Dokter Nasional Peringatan hari ini merupakan hari yang penting sebagai bentuk penghormatan kepada jasa-jasa dokter serta tenaga medis Indonesia.
Terlebih, dimasa sekarang dokter dan tenaga medis menjadi garda terdepan untuk menangani virus corona di Indonesia. Bahkan tak sedikit dokter-dokter di Indonesia yang gugur ketika sedang bertugas.
Sejarah Hari Dokter Nasional
Dikutip dari Kompas.com, Hari Dokter Nasional pertama kali dikumandangkan pada tanggal 24 Oktober, saat Muktamar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di Ujungpandang pada 22-27 Oktober 1994.
Adapun pencetusan Hari Dokter sendiri, imbuhnya dicetuskan dengan diilhami oleh peristiwa 24 Oktober 1950 di mana saat itu organisasi IDI didirikan sebagai organisasi profesi kedokteran yang para pemimpin dan anggotanya hanya dokter Indonesia dan tak ada lagi dokter asingnya (Belanda).
Pencetusan salah satu hari sebagai Hari Dokter Nasional menurut Agus bukanlah suatu yang berlebihan. Hal ini karena dari sejarahnya, para dokter telah mencetak prestasi dalam kurun waktu penjajahan, kemerdekaan maupun di era pembangunan.
Sebagaimana diketahui, pada masa lalu Gerakan Kebangkitan Nasional banyak dimotori oleh dokter seperti Wahidin Soedirohusodo, Soetomo dan sebagainya.
Saat IDI dibentuk pada 1950, organisasi ini juga telah disebar ke berbagai karisidenan hingga kemudian muncullah istilah dokabu (dokter kabupaten) yang digunakan untuk penyebutan mereka yang mengabdi di daerah.
Menurutnya, diakuinya Hari Dokter Nasional tersebut merupakan bukti bahwa profesi dokter adalah profesi mulia dan sekaligus menjadi sarana bagi kelompok profesi ini untuk menjaga tradisi kemuliaan dengan tidak jatuh dalam kebrutalan moral.
Sejarah IDI
Meskipun dibentuk secara resmi pada 1950, persatuan dokter telah ada sejak 1911.
Perkumpulan dokter senusantara lahir pada 1911 yang diberi nama Vereniging van Indische Artsen.
Pada 1926, organisasi tersebut kemudian berubah nama menjadi Vereniging Van Indonesische Genesjkundigen (VIG).
VIG pada masa penudukan Jepang kemudian dibubarkan dan diganti menjai Jawa izi Hooko-Kai.
Selanjutnya pada 30 Juli 1950 atas usul Dr Seni Sastromidjojo, PB Perthabin (Persatuan Thabib Indonesia) & DP-PDI (Perkumpulan Dokter Indonesia) mengusulkan pertemuan yang kemuian terwujud sebagai Muktamar Dokter Warganegara Indonesia (PMDWNI).
Muktamar sendiri saat itu diketuai Dr Bahder Djohan.
Puncaknya pada 22-25 September 1950, Muktamar I Ikatan Dokter Indonesia (MIDI) digelar di Deca Park yang kemudian diresmikan pada bulan Oktober.
Dalam muktamar IDI itu, Dr Sarwono Prawirohardjo terpilih menjadi Ketua Umum IDI pertama.