Menilik Perayaan Tahun Baru di Kota Medan

Tahun baru adalah momen yang ditunggu-tunggu oleh semua warga dunia. Ketika mendengar kata ‘tahun baru’ tentu kita sangat bahagia, karena telah melewati masa satu tahun dengan berbagai tantangan dan pengalaman. Semua masyarakat menyongsong tahun yang akan datang dengan optimis dan penuh harapan. Begitu juga dengan perayaan tahun baru di Kota Medan, pada tahun 90-an. Di tahun yang penuh gejolak dan konflik masyarakat kepada pemerintah tersebut, ternyata tahun baru juga dirayakan oleh warga kota Medan. Kota yang dulunya merupakan kerajaan Deli ini, sangat menyemarakkan perayaan tahunan tersebut.

Pada tahun 1997 kota Medan sedang bergejolak karena krisis moneter. negara Indonesia juga mengalami persoalan ekonomi yang luar biasa dari tahun 1997 sampai 1998. Saat krisis moneter tersebut kebanyakan warga Medan merayakan malam pergantian tahun secara kekeluargaan. Ada pun pusat perayaan tahun baru berada di Lapangan Merdeka dan Kampung Madras (dahulu Kampung Keling). Kedua tempat tersebut adalah ikon dari Kota Medan saat merayakan malam tahun baru.

Wajah Terdahulu

“Memang pada tahun 90-an Lapangan Merdeka dan Kampung Madras adalah dua tempat yang sangat ramai dikunjungi, terutama saat memeriahkan tahun baru dengan membeli petasan di Kampung Madras. Sekarang walaupun petasan dan kembang api sudah ada di mana-mana, tetap saja kampung itu memiliki ciri khas tersendiri dan selalu menjadi pusat penjualan petasan, mercon atau pun kembang api,” kata Gustanto.

Lapangan Merdeka sebagai salah satu ikon kota Medan juga disebut titik nol kota Medan. Dalam sejarahnya lapangan ini memiliki banyak nama seperti Esplanade (lapangan terbuka) pada tahun 1880-an saat era penjajahan Belanda. Setelah itu, pada zaman penjajahan Jepang, lapangan ini berganti nama menjadi Fokuraido yang berarti tempat pesta rakyat.

“Dulu memang lapangan Merdeka adalah tempat untuk pesta rakyat, atau pun tempat perayaan tahun baru. Jadi, memang pada tahun 1998 warga kota Medan juga merayakannya dengan bahagia, walaupun pada saat itu ekonomi rakyat sangat tidak baik,” ucap Gustanto, Dosen Program Studi Sejarah, Universitas Sumatera Utara.

Lapangan Merdeka Kota Medan

Selain itu, Kampung Madras juga dijadikan tempat perayaan malam pergantian tahun. Kampung Madras atau disebut juga Kampung Keling ini, memang memiliki sejarah bagi orang India. Pada saat pesta rakyat maupun pesta perayaan tahun baru, para penduduk kampung tersebut melakukan pesta pora menyalakan kembang api untuk memeriahkan malam tersebut.

Dalam sejarah Kampung Madras, pada tahun 1950-an kampung ini mayoritas dihuni oleh warga keturunan India, namun seiring berjalannya waktu kampung ini mengalami kemerosotan karena masalah ekonomi yang sulit. Hal itu menyebabkan warga asli keturunan India berpindah ke kawasan lain di kota Medan. Hingga saat ini, kampung yang sekarang bernama Kampung Madras, lebih banyak dihuni warga Tionghoa.

“Kemunduran Kampung Madras tersebut disebabkan karena masalah ekonomi. Menjelang tahun 2000-an suku Tionghoa mulai masuk dan lambat laun mengambil alih perekonomian di tempat tersebut. Karena hal itulah, warga asli keturunan India mulai keluar dari tempat tersebut dan hingga sekarang warga Tionghoa mendominasi perekonomian di area itu,” ucapnya lagi.

Kedua tempat tersebut tidak terpisahkan, karena memiliki ciri khas masing-masing. Di antaranya, Lapangan Merdeka yang menjadi pusat pesta rakyat warga Medan hingga menjadi tempat berkumpul untuk acara-acara tertentu. Kampung Madras adalah salah satu tempat unik karena awal kemunculan orang India di kota Medan berasal dari sana. Sehingga kampung tersebut sering dipanggil dengan nama Kampung Keling.

“Memang pada tahun 90-an Lapangan Merdeka dan Kampung Madras adalah dua tempat yang sangat ramai dikunjungi, terutama saat memeriahkan tahun baru dengan membeli petasan di Kampung Madras. Sekarang walaupun petasan dan kembang api sudah ada di mana-mana, tetap saja kampung itu memiliki ciri khas tersendiri dan selalu menjadi pusat penjualan petasan, mercon atau pun kembang api,” kata Gustanto.

Potret Terkini

Warga Medan sangat mengenal seluk beluk Lapangan Merdeka dan Kampung Madras. Membahas kedua ikon kota Medan tersebut memang tak ada habis-habisnya. Apalagi berbicara tentang asal mula tempat tersebut. Hampir setiap warga mengetahui bagaimana Lapangan Merdeka dan Kampung Madras sangat mempengaruhi keunikan dari Kota Medan.

Ketika membandingkan perayaan malam pergantian tahun pada tahun 90-an dengan tahun 2000-an terdapat perbedaaan yang mencolok. Dahulu kemeriahan tahun baru di kota Medan selalu berpusat di Lapangan Merdeka dan penjualan pernak-pernik tahun baru berada di Kampung Madras. Namun saat ini, Lapangan Merdeka dan Kampung Madras bukan lagi satu-satunya pusat keramaian di saat momen pergantian tahun. Berbagai titik sudah menjadi tempat keramaian, di antaranya pusat perbelanjaan (mall), Lapangan Benteng, kawasan Medan Kota, Jalan Zainul Arifin, hingga hotel dan kafe. Sedangkan, Kampung Madras atau sekarang disebut ‘The Little India’ ini, bukan lagi pusat penjualan kembang api.

Lapangan Merdeka memang sudah beralih fungsi dan tidak seperti dulu lagi. Titik nol kota Medan ini pada masa lampau adalah tempat pesta rakyat dan sangat dijaga. Contohnya tanaman yang dulunya peninggalan Belanda kini hanya tinggal kenangan karena di sekeliling Lapangan Merdeka sudah disemen, menjadi tempat makan, dan lahan parkir.

Walaupun begitu, Lapangan Merdeka masih merupakan alun-alun penting karena dikelilingi oleh bangunan bersejarah di Kota Medan. Biasanya Lapangan bersejarah ini, sering digunakan sebagai lokasi berlangsungnya acara-acara seperti konser musik, event tahunan, dan perayaan keagamaan, bahkan tempat berolah raga.

Seiring berjalannya waktu, Kampung Madras mengalami kemunduran, hingga pada tahun 2000-an penjualan kembang api dan terompet sudah menyebar di berbagai kawasan kota Medan, seperti lapangan Merdeka, pinggir jalan, hingga berbagai grosir-grosir ternama.

Perbedaan perayaan malam pergantian tahun pada tahun 80-an dengan tahun 2000-an memang sangat mencolok, yang mana titik keramaian hanya berpusat di dua titik yakni Kampung Madras dan Lapangan Merdeka. Memasuki tahun 2000-an hingga saat ini, pusat keramaian bergeser ke beberapa tempat. Walaupun perubahan tersebut terjadi, Kampung Madras dan Lapangan Merdeka tetap menjadi salah satu ikon kota Medan.

Momen Tahun Baru 2019

Membicarakan titik keramaian saat malam pergantian tahun 2019, saat ini pusat keramaian bukan lagi di Kampung Madras dan Lapangan Merdek melainkan sudah bergeser ke Lapangan Benteng Medan dan pusat perbelanjaan, Ringroad City Walk Medan. Kedua tempat tersebut memiliki alasan yang kontras mengapa menjadi pusat keramaian. Lapangan Benteng dipilih sebagai tempat penyelenggaraan acara keagamaan dalam memperingati korban bencana yang berada di Palu, Lombok, Lampung, hingga peristiwa jatuhnya pesawat terbang.

Acara keagamaan tersebut bertujuan untuk instropeksi diri dan memanjatkan doa menyongsong tahun baru agar dijauhkan dari musibah, dan keluarga korban bencana diberikan kesabaran dan kekuatan. Titik kedua yakni Ringroad City Walk Medan acara pergantian tahun batu sangatlah ramai karena adanya parade kembang api, sehingga warga Medan dan sekitarnya antusias menyambut malam pergantian tahun tersebut dengan beramai-ramai mengunjungi tempat tersebut. Gemilang warna-warni kembang api menjadi tontonan warga, hingga menimbulkan decak kagum. Sedangkan, pada saat malam pergantian tahun 2018, Lapangan Merdeka tidak dijadikan sebagai titik keramaian seperti tahun-tahun sebelumnya.

Penulis : Frengki Marbun

Baca Juga:  Perbedaan Lip Oil dan Lip Balm yang Jarang diketahui

Fotografer : Fitra & Danil Siregar