Seorang pria Amerika dengan gelar MBA dari Stanford University, Roy Raymond, di pertengahan tahun 70an mengunjungi sebuah department store, ingin membeli pakaian dalam untuk istrinya. Bukan saja dia tidak puas dengan produk-produk yang tersedia, namun pramuniaga menatapnya dengan pandangan yang membuatnya merasa seolah-olah dia adalah pria mesum. Di usia 30an, pria itu kemudian bertekad untuk membuka toko pakaian dalam wanita, dimana pria bisa nyaman untuk mengunjungi dan membeli pakaian dalam wanita tanpa merasa malu. Dengan modal $ 80.000, bersama istri Gaye Raymond, ia membuka Victoria’ Secret yang menghasilkan $500.000 pada tahun pertamanya. Bisnis berkembang, ia membuka beberapa toko lagi dan setelah lima tahun ia akhirnya menjual perusahaan itu kepada Leslie Wexner and the Limited seharga $4 juta. Happy ending? Ternyata tidak. Dua tahun kemudian di saat bisnis itu bernilai $500 juta, Roy Raymond melompat dari Jembatan Golden Gate. How come? Yuk, kita baca selengkapnya.
KELAHIRAN VICTORIA’S SECRET
Victoria’s Secret merupakan merk pakaian dalam terbesar di Amerika Serikat. Selain prestise yang dimilikinya, produk-produk merk ini terkenal dengan desainnya yang detail dan seksi. Victoria’s Secret didirikan pada tahun 1977 oleh seorang berkebangsaan Amerika, Roy Raymond. Pengusaha ini dulu merasa kesulitan untuk membeli pakaian dalam istrinya. Pandangan mata para pedagang membuatnya merasa tidak nyaman.
“When I tried to buy lingerie for my wife, I was faced with racks of terry-cloth robes and ugly floral-print nylon nightgowns, and I always had the feeling the department store saleswomen thought I was an unwelcome intruder,” kata Raymond saat diwawancarai oleh Newsweek di tahun 1981.
Pengusaha muda itu kemudian meminjam $ 40.000 dari bank dan $ 40.000 lagi dari mertuanya. Dengan modal awal ini, pada tahun 1977 ia berhasil membuka toko pakaian dalam pertamanya di Stanford Shopping Center di Palo Alto, California, yang diberi nama Victoria’s Secret.