Jesslyn Wijaya atau yang akrab disapa Jesslyn merupakan seorang penulis belia asal Medan dengan judul bukunya Dream Catcher. Kover Magazine berkesempatan mewawancarai Jesslyn terkait proses kreatif dalam menciptakan karya di kediamannya.
“Sejak duduk di bangku Sekolah Dasar, saya itu tipikal orang yang suka membaca buku dan bercerita. Maksudnya bercerita, semacam me-review ulang buku cerita yang saya baca tadi di hadapan teman-teman,” ucapnya.
“Pernah juga saat saya mendapatkan tugas kelompok membuat kreasi origami seperti bunga, bebek dan yang lainnya. Ketika origami yang kami buat selesai, saya mendeskripsikan dengan detail bagaimana membuat origami tersebut sehingga teman-teman yang menyaksikan bisa mencermati dengan baik,” tambahnya.
Jesslyn sangat mencintai dunia tulis menulis bahkan ia sempat berkeinginan menjadi seorang jurnalis. Dengan menulis ia merasa dahaga jemarinya terlepaskan. Jesslyn juga pernah mengirim hasil tulisannya yang berjudul Jalan Pintas Bahagia ke salah satu surat kabar ternama di Kota Medan yang diterbitkan pada tahun 2012.
“Kalau diingat kembali, waktu itu saya sangat senang tulisan saya dimuat di Medan Bisnis. Orang tua juga mendukung sekali, keperluan dan kebutuhan saya disediakan dan selalu support kegiatan saya,” tutur perempuan kelahiran 29 Oktober 2002 bershio Kuda dalam kalender China ini.
Prestasi Jesslyn tak main-main, beberapa perlombaan berhasil ia taklukkan. Tahun 2015, ia mendapat Juara 2 pada lomba “Puisi Bahasa Indonesia Minggu Bahasa Prime One School” dan Juara Harapan lomba menulis artikel Buddhis dengan tema “Alasan Saya Bangga Beragama Budha” dengan judul “Dibalik Kesetiaan Itu” oleh BuddhaZine 2015.
Sebelumnya di tahun 2012, perempuan cantik yang mengidolakan Emma Watson ini juga pernah menjuarai lomba Essay Writing Independence Day Prime One School. Masih banyak lagi penghargaan yang Jesslyn peroleh, dibuktikan dengan sejumlah medali dan trofi yang terpajang di bilik lemari ruang tamu dan kamar Jesslyn.
Novel karya Jesslyn berjudul Dream Catcher mengisahkan seorang anak yang bercita-cita menjadi penulis namun masih memiliki rasa canggung dan tak percaya diri. Proses pengerjaan novel 116 halaman ini membutuhkan waktu enam bulan di tengah hambatan yang mengadang, namun ia tetap semangat sebab inilah buku pertamanya.
“Dream Catcher memang termasuk genre novel anak, bagian Penulis Cilik Punya Karya (PCPK). Membaca kisah Chloe dan impiannya menjadi penulis seperti membaca kisah saya sendiri yang dari dahulu juga mempunyai mimpi menjadi penulis,” tutur anak dari pasangan Hasyim dan Lindawati ini.
Chloe yang merupakan tokoh utama dalam novel tersebut memang memiliki ambisi penulis sejak TK. Di dalam novel, Chloe pun mendirikan Authors of The Future bersama teman-temannya. Chloe dan teman-temannya mengadakan diskusi pada saat pelajaran berlangsung dengan cara saling mengoperkan buku.
Motivasi tokoh Chloe semakin tinggi tatkala ia melihat sebuah tulisan yang pernah ia tulis di dinding kamarnya ‘Semua Bermula Dari Tekad’. Ia pun pernah mengalami mimpi beruntun setiap malam dalam kisah tentang dirinya menjadi penulis. Hingga pada suatu acara pertunjukan drama, Chloe ditunjuk teman-temannya untuk menulis skenario. Inilah yang menjadikan kisah Chloe dalam novel Dream Catcher menarik untuk dibaca.
Jesslyn mengaku senang dengan novelnya dan termotivasi lagi untuk lebih serius menjadi seorang penulis profesional. Baginya, pekerjaan yang menarik adalah hobi yang dibayar. Jesslyn juga menegaskan bahwa ia bakal melahirkan karya-karya dengan alur cerita yang lebih menarik dan seru.
Penulis & Fotografer: Vicky Siregar