Bisnis Bunga Hias ‘Handmade’ Menjanjikan di Era Pandemi Covid-19

Medan – Kovermagz.com – Bunga acap kali di identikkan dengan sosok wanita, entah sebagai penyuka dan pemelihara. Nah kali ini ada yang berbeda, pasalnya di kota Medan ada seorang pria yang suka dengan dunia perbungaan, bahkan dijadikan bisnis melalui tangan telatennya.

Ernest Siburian, pria lajang tangguh yang memulai bisnis bunga berawal dari keresahannya melihat bunga hias yang dijual disebuah mini market yang harganya sangat tinggi karena menurutnya tidak wajar dengan bahan yang diamatinya tidak terlalu mahal.

“Ya, saya waktu ke mini market gak sengaja liat bunga hias handmade gitu, cantik tapi harganya kok mahal ya. Yang saya amati dengan bahan seperti itu harusnya harganya tidak mahal seperti itu. Alhasil sampai rumah saya mencobanya dengan membeli bahan-bahannya, seperti kain utamanya itu kain bridal yang cukup murah permeternya”, ucap Ernest

“Ya sudah saya kerjakan itu sehari aja, udah bisa buat setangkai mawar handmade dan untuk membuat seperti bunga buket itu paling lama 3 harilah. Setelah itu posting di sosial media seperti instagram dan facebook, eh ternyata banyak yg komentar dan bilang suka pengin dibuat dengan berbayar, ya sudah awak kerjakan ajalah”, tambahnya

Ernest yang notabanenya juga seorang guru vocal paduan suara dan anak band di acara-acara besar terdampak juga efek pandemi Covid-19. Disitulah ia melihat peluang bisnis bunga hias ‘handmade’ sebagai peluang di masa pandemik Covid-19 ini menjanjikan.

Bicara keuntungan, Ernest juga mengaku dari bunga hias ‘handmade’ini perbulan sangat cukup untuk kebutuhannya sebagai lajang tangguh. Saat ini juga ia memulai bisnis juice cekalang untuk tambah-tambahan penghasilannya.

Harapan Ernest kedepan, ia memiliki studio atau gallery untuk bisnis bunga hias ‘handmade’nya. “Harapan terbesar punya studio atau gallery gitu sih untuk bisnis bunga hias supaya bisa tertatah rapi dan punya pegawai agar membuka lapangan pekerjaan untuk orang diluar sana”, pungkas Ernest Siburian

Penulis & Fotografer : Vicky Siregar