Kovermagz – Masyarakat Medan sudah tak asing lagi dengan sosok Ngartini Huang yang merupakan seniman alat musik tradisional Guzheng. Bersama sang anak Jocelyn Paramita, mereka tergabung dalam grup bernama Jade Music yang berhasil tampil di Indonesia’s Got Talent 2022.
Dalam wawancara bersama Kovermagz, Ngartini bercerita bagaimana proses ia dan Jocelyn berhasil tampil di IGT 2022.
Dalam ajang itu, Ngartini duet bersama putrinya Jocelyn. Ia membawakan alat musik Guzheng. Satu hal yang ditekankan Ngartini dalam setiap penampilan memainkan alat musik ini adalah mutu yang profesional.
“Kita diundang oleh tim IGT 2022. Mereka udah survei, talenta yang stand out di daerah, kalau kita sendiri banyak buat kegiatan juga,” ucapnya membuka percakapan.
“Satu hal yang menjadi tantangan adalah saat juri request lagu pop, karena kita kan biasa membawakan musik klasik. Kalau lagu pop, kita harus memilih yang bisa Guzheng kan. Harus bisa lagu pop pakai teknik klasik,” tambahnya.
Selama mengikuti ajang pencarian bakat ini, Ngartini dan Jocelyn selalu berusaha menampilkan permainan Guzheng terbaik.
“Saya dan Jocelyn terus berlatih setiap hari agar hasil maksimal di dapatkan saat show. Setiap komentar-komentar dari dewan juri selalu menjadi motivasi buat Jade Music agar selalu tampil memukau di atas panggung”, kata Ngartini.
Menurutnya kesempatan tampil di IGT 2022 ini sangatlah spesial karena dapat bertemu dengan talenta-talenta Indonesia lainnya yang memiliki keunikan tersendiri dari berbagai daerah.
“Senang dapat pengalaman baru, bertemu dengan talenta yang beragam. Indonesia itu gudangnya talenta. Kita punya banyak etnis yang bisa ditampilkan secara profesional,” ucapnya.
“Setelah pulang dari Jakarta, kita bikin perubahan di kelompok kita. Ketika ada kesempatan lagi, kita akan siap,” ungkapnya.
Saat Kovermagz bertanya sejak kapan ia suka bermain Guzheng, Ngartini menceritakan berawal dari menonton Kungfu Hustle.
“Sewaktu nonton itu melihat pemain Guzhengnya keren dan terinspirasi. Meskipun belajarnya telat, saya baru mulai umur 30-an,” ucap Ngartini.
Untuk itu, ia mengatakan usia bukan lah penghalang jika ingin belajar alat musik yang satu ini. Menurutnya, memainkan alat musik ini adalah kegiatan positif dan alatnya bisa dibawa ke mana saja.
“Umur tiga tahun sampai 80 tahun kita bisa main, jika kita masih melihat angka. Alat musik ini melihat ke bawah. Ini kegiatan positif,” tambahnya.
Melodi merdu dentingan senar Guzheng terdengar saat dimainkan Ngartini usai wawancara di Jade Music Academy, Jalan singosari, Medan, Sumatera Utara. Disana ia dan Jocelyn juga membuka kelas untuk siapa saja yang ingin belajar memainkan alat musik tradisional Guzheng.
Penulis: Vicky Siregar