Medan, Kovermagz.com – Bramasto Rahman Prasojo, si anak Medan yang kembali bikin bangga Indonesia, dimana berkat keuletan dan kecerdasannya dalam ilmu Teknik Dirgantara, Antariksa, Mekanika dan Elektronika ia diterima di 3 kampus internasional, yaitu kampus University of California Davis (UC Davis) – di jurusan Aerospace Science and Engineering dan 2 kampus yang saling berkolaborasi yaitu University of Arizona & Sampoerna University, untuk Program Double Degree – jurusan Mechanical Engineering, dimana justru di yang kedua ini Pras diterima dengan mendapatkan Beasiswa penuh.
PRAS, sapaan akrab dari anak pasangan Dr. dr. Gede Pardianto, Sp.M(K) dan dr. Diyah Purworini ini sebenarnya sudah terlihat memang tergolong anak yang cerdas dan banyak punya prestasi. Kovermagz.com dalam wawancara ekslusif berhasil menemui Pras di kediamannya di River View Regency, Medan. Tampak memang, ada banyak trofi dan medali tersusun rapi di lemari ruang tamu kediamannya.
Pras pun bercerita bagaimana ia bisa masuk diterima di 3 kampus Internasional tersebut.
“Saya dari dulu itu sudah suka tentang ilmu-ilmu Antariksa, terutama dari sisi teknologinya, didasari oleh rasa penasaran saya kepada bagaimana roket yang seberat itu bisa diluncurkan ke angkasa sana. Saya pun mulai suka mempelajarinya hal-hal terkait itu dan benar-benar berkeinginan selepas tamat dari SMA Chandra Kumala ini saya ingin melanjutkan kuliah kampus yang ada jurusan seperti itu. Ternyata ada, walaupun di luar negeri dan Alhamdulillah saya diterima di 3 kampus sekaligus tersebut”, ucap Pras.
Diyah Purworini, selaku ibunya Pras mengaku senang tapi juga sekaligus ada dibayangi rasa sedih atas keberhasilan putra bungsunya ini. “Saya senang dan bangga sekali Pras akhirnya diterima di jurusan yang dicita-citakannya, di 3 kampus International yg hebat, karena saya tahu dari kecil rasa penasaran Pras tentang ilmu antariksa itu besar sekali dan saya juga lihat dia itu usaha dan doa serta belajarnya sangat ekstra, tidak kenal lelah, untuk bisa meraih pencapaian terbaiknya hingga di titik ini. Tapi di sisi lain saya agak sedih karena sebentar lagi kami akan menjadi orang tua yang terpisah begitu jauh dengan anak-anak kami, karena kakaknya Pras, yaitu Fira Fatmasiefa juga sudah lebih dulu setahun yang lalu memulai kuliahnya di Amerika Serikat, karena diterima juga di University of California Berkeley, di jurusan Astrofisika. Namun sebagai orang tua, saya dan ayahnya tetap support apapun yang dilakukan kedua anak saya, apalagi itu adalah cita-cita pilihan mereka sendiri, yang mereka niatkan dan menjadi tekad mereka untuk bisa diraih”, tutur Diyah ibu dari Pras dan Fira.
Memang saat ini kendala yang menghambat Pras untuk berangkat keluar negeri adalah pandemic Covid-19 yang juga belum mereda, sehingga aturan imigrasi dari Amerika Serikat hingga saat ini belum mengijinkan mahasiswa Internsional (Non Warga Negara Amerika) memasuki wilayah Amerika. “Sejauh ini pihak UC Davis sudah kasih informasi, kalau memang nanti sampai di bulan September Corona belum mereda, dan kita belum bisa berada di kota Davis-California, maka kita akan belajar secara online saja. Program Double Degree University of Arizona dan Sampoerna University juga begitu, dan perkuliahannya akan dimulai di bulan Agustus nanti”, pungkas Pras.
Pras, yang juga seorang Peneliti Muda, telah banyak menghasilkan Project Penelitian yang membuahkan Prestasi Nasional maupun internasional. Berikut pencapaian Pras, juga Prestasi Internasional Pras di bidang selain riset :
- Riset terbaik bidang Teknologi Terapan di Kalbe Junior Scientist Award 2011, dengan temuan alat “Wet Alarm For Baby”
- Penghargaan di ISSF 2016 Singapore (International Student Science Fair) untuk riset bidang Fisika karakteristik Panjang Gelombang Cahaya
- Riset “LED as Solar Cell”, memenangkan Medali Perak & Perunggu di forum APCYS (Asia Pacific Conference of Young Scientist) di India, tahun 2016
- Riset “BRAILLE Literacy Helper”, yaitu alat bantu belajar mandiri huruf Braille untuk Tuna Netra, yang memenangkan 2 Medali Emas di ICYS 2017 di Stuttgart-Jerman
- Riset LED tahun 2016 dan Riset Braille 2017, juga memenangkan Medali Emas di level kompetisi Nasional, yatu di Lomba Peneliti Belia Nasional 2016 & 2017
- Penghargaan sebagai Presenter Termuda (The Youngest Presenter Award) di WOC 2018 (World Ophthalmology Congress, event para ahli mata sedunia), untuk Riset Braille
- Meraih Medali 3 Emas & 1 Perak di World Scholar’s Cup (WSC) Global Round Melbourne 2018
- Meraih Medali 1 Emas & 2 Perak di WSC Tournament of Champion at YALE, 2018
- Mendapat Award Honourable Mention & 5th Best Research untuk Presentasi & Hasil Riset Antariksa bersama Tim Chandra Kumala School Space Research Program, yang bekerja sama dengan NASA USA dan Quest Institute, dimana Bramasto adalah Lead Engineer and Assistant Programmer dalam tim dan project riset ini, tahun 2018
- Meraih 3 Emas & 2 Perak di WSC Global Round Manila 2019
- Meraih 3 Emas & 3 Perak di WSC Tournament Of Champion at YALE, tahun 2019
Penulis & Fotografer: Vicky Siregar