Apa Itu Alat Nikuba yang dikontrak Ducati, Ferrari dan Lamborghini? Begini Penjelasannya!

Apa itu Nikuba yang dikontrak Ducati, Ferrari dan Lamborghini? Begini Penjelasannya!

Belakangan ini, media sosial digegerkan kembali oleh salah satu karya anak bangsa, berupa alat Nikuba yang berhasil dikontrak perusahaan otomotif ternama dunia yakni Ducati, Ferrari, dan Lamborghini loh. 

Pengertian dan Fungsi Nikuba

Melansir dari beberapa sumber, Nikuba adalah alat yang dapat mengubah air menjadi hidrogen sebagai pengganti bensin. Nikuba berasal dari dua kata, yaitu niku banyu yang berarti ‘itu air’.

Ini merupakan salah satu karya anak bangsa bernama Aryanto Misel. Nikuba Hidrogen hadir sebagai bentuk keprihatinan Aryanto terhadap para ojek online yang harus mengeluarkan uang banyak. Alat ini berfungsi untuk mengubah air ke hidrogen agar bisa digunakan pada sepeda motor.

Sepeda motor yang ingin menggunakan Nikuba Hidrogen juga tidak perlu diubah atau dimodifikasi. Hanya saja, sepeda motor tersebut harus ditambahkan alat pengubah air yang memiliki berat berkisar 5 kg.

Nikuba memiliki fungsi untuk memisah hidrogen (H2) dan oksigen (O2) yang ada dalam air. Hidrogen yang terpisah itu lalu kemudian dialirkan ke ruang pembakaran mesin bermotor. 

Nikuba Hidrogen berhasil dibawa ke Eropa

Selama uji coba Nikuba Hidrogen, Aryanto mengklaim jika alat tersebut mampu membawanya berkendara dari Cirebon ke Semarang pulang pergi hanya dengan satu liter. Hasil penemuan tersebut berhasil membuat, ketiga perusahaan otomotif ternama seperti Ducati, Ferrari, dan Lamborghini terpikat untuk mengetahuinya lebih dalam.

Aryanto Misel diundang ke Italia untuk mempresentasikan hasil karyanya kepada beberapa pabrikan otomotif di Italia pada 18 Juni 2023 lalu. Ia didampingi oleh dua petinggi Octagon, yakni perusahaan yang bergerak di bidang mesin tempel kapal listrik.

Dalam pertemuan tersebut, pihak Ducati dan Ferari menunjukkan ketertarikan yang besar kepada Nikuba. Bahkan, mereka akan menjadikan Nikuba menjadi salah satu komponen yang tersemat pada kendaraan Ducati dan Ferrari kedepannya.

Lebih lanjut, Aryanto Misel mengungkap, hasil pertemuan tersebut juga membahas soal pengembangan desain Nikuba. Namun, belum ada uraian detail terkait kerjasama itu.Selain itu, Nikuba juga diujikan pada produk-produk otomotif milik Eropa.

Mengantongi Hak Paten

Nikuba Hidrogen telah berhasil mengantongi hak paten dengan nomor DID2022054964 kode kelas 9. Setelah memiliki hak paten, alat temuannya ini sudah dipasang pada 31 kendaraan dinas milik TNI. Sebanyak 30 unit dipasang di kendaraan dinas milik TNI dari Kodam III/Siliwangi, sementara satu unit lagi dipasang di kendaraan dinas milik anggota TNI dari Koramil Lemahabang, Serda Muhammad Sutami.

Ditolak Pakar Indonesia

Sebelumnya, hasil temuan tersebut sempat mendapat respons dari sejumlah ahli. Ahli Konversi Energi dari Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB), Tri Yuswidjajanto Zaenuri menjelaskan teknologi pengubah air menjadi hidrogen untuk bahan bakar kendaraan bermotor merupakan teknologi lama.

Yus mengungkapkan teknologi seperti itu sudah dikembangkan sejak 1960-an, karena sudah banyak orang yang mengenal konsep elektrolisa air.

“Itu (teknologi) sudah lama banget. Coba lihat saja di (situs jual beli) Tokopedia, tulis ‘Joko Energy’, keluar semua alatnya itu. Jadi yang ngembangin udah banyak. Termasuk (tutorialnya) di Youtube, juga udah banyak banget,” kata pria yang akrab disapa Yus. (Mengutip dari detik.com pada 5 Juli 2023).

Lebih lanjut Dr. Tri Yuswidjajanto selaku pakar dari Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB, mengatakan jika air tidak bisa mengganti peran bensin. Hal ini dikarena terbatas listrik pada aki. Ia juga menambahkan jika air hanya berfungsi sebagai suplemen.

“Lama-lama aki bisa tekor karena secara keseimbangan energi tidak cukup. Lebih besar untuk memproduksi dari pada yang berguna. Jadi tak hanya butuh aki, tapi juga tetap butuh bensin,” tambahnya.

Pendapat Dr. Tri Yuswidjajanto pun serupa dengan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN). Mereka menganggap jika temuan Aryanto Misel belum memungkinkan. Menurut Arifin Nur, peneliti BRIN, air adalah unsur paling stabil di bumi. Mengingat yang diambil adalah gasnya, maka air harus dipisahkan melalui proses elektrolis.

Sekadar diketahui, elektrolisa air merupakan penguraian senyawa air (H2O) menjadi oksigen (O2) dan hidrogen (H2) dengan menggunakan arus listrik yang melalui air tersebut.

Baca Juga:  Mengenal RedNote, Aplikasi Pengganti TikTok yang Lagi Populer di AS