Sobat kover, apakah anda pecinta daging sapi? Jika iya, maka anda patut berhati-hati. Pasalnya, telah beredar kabar bahwa terdapat tiga warga Gunungkidul yang meninggal dunia usai mengonsumsi daging sapi, yang sebelumnya mati karena sakit.
Diketahui, sapi yang dikonsumsi tersebut nyatanya terinfeksi penyakit antraks. Maka dari itu, penyakit ini kini sedang menjadi sorotan publik, khususnya bagi pemerintah dan Kementerian Kesehatan. Lantas, apa sebenarnya penyakit antraks itu? Dalam artikel kali ini kami akan mengulasnya untuk anda.
Pengertian Antraks
Melansir dari laman ditjenpkh.pertanian.go.id, Antraks (Anthrax) merupakan penyakit hewan menular yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Dalam bahasa Yunani, antraks berarti batubara. Istilah ini digunakan karena kulit korban yang terkena antraks akan berubah menjadi hitam. Umumnya, penyakit ini hanya dapat menyerang hewan herbivora, seperti sapi, kambing, domba, dan lainnya.
Namun penyakit ini bukan tidak mungkin dapat menular pada manusia apabila mereka mengkonsumsi daging dari hewan yang terjangkit Antraks.
Penyebaran infeksi bakteri antraks dapat terjadi melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan spora Bacillus anthracis. Penularan bisa terjadi melalui tiga jalur utama, yaitu kulit (melalui luka terbuka pada kulit), inhalasi (menghirup spora), dan ingestia (menelan spora).
Penularan Antraks pada Manusia
Seseorang dapat mengalami gejala penyakit antraks dalam rentang waktu 1-5 hari setelah terpapar bakteri Bacillus anthracis. Setelah masuk ke dalam tubuh, bakteri antraks akan berkembang biak dan menghasilkan racun yang dapat menyebabkan penyakit antraks.
Penularan spora antraks pada manusia dapat terjadi melalui beberapa cara, seperti mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi spora, atau melalui luka atau goresan di kulit yang terpapar spora antraks.
Ciri-Ciri Tertular Antraks pada Manusia
Berikut adalah beberapa ciri-ciri atau gejala yang dapat muncul apabila seseorang terinfeksi antraks.
1. Infeksi Kulit
Infeksi kulit adalah tipe yang paling banyak ditemukan yakni lebih dari 95% dari keseluruhan kasus di Indonesia. Biasanya penderita mempunyai riwayat pekerjaan yang kontak langsung dengan hewan atau produk hewan. Bagian tubuh yang sering terkena terutama kepala, leher, dan ekstremitas, meskipun bagian kulit lainnya juga dapat terkena.
Adapun ciri-ciri seseorang terkena infeksi kulit antraks yaitu:
- Benjolan kemerahan di kulit: Terbentuknya benjolan kemerahan yang terasa gatal dan perih pada area kulit yang terinfeksi. Bagian tengah benjolan bisa berubah menjadi berwarna kehitaman karena jaringan yang mati.
- Pembengkakan dan nyeri pada kelenjar getah bening: Kelenjar getah bening di sekitar area kulit yang terinfeksi dapat mengalami pembengkakan dan terasa nyeri.
- Nyeri otot: Seseorang dapat merasakan nyeri pada otot-ototnya sebagai salah satu gejala terinfeksi.
- Demam: Kenaikan suhu tubuh disertai demam adalah gejala umum pada infeksi antraks
- Lemas: Rasa lemah atau kelelahan yang tidak biasa juga dapat dirasakan oleh individu yang terinfeksi antraks melalui luka terbuka.
- Mual muntah: Beberapa orang mungkin mengalami gejala mual dan muntah sebagai respons terhadap infeksi.
2. Infeksi Saluran Pernapasan
Infeksi saluran pernapasan atau paru adalah jenis yang sangat jarang ditemukan. Gejala ini sulit sekali didiagnosis secara dini. Antraks paru dapat terjadi sebagai akibat perluasan antraks kulit atau menghirup udara yang mengandung spora antraks. Spora antraks terbawa partikel udara yang ukurannya kurang dari 5 µm, ke dalam paru-paru dan kemudian berada disepanjang saluran limfatik menuju kelenjar limfe mediastinal.
Ciri-ciri penyakit yang ditimbulkannya yaitu:
- Gejala mirip flu: Infeksi antraks melalui saluran pernapasan sering dimulai dengan gejala yang mirip dengan flu, seperti demam, batuk, pilek, dan sakit tenggorokan.
- Sesak napas: Gejala sesak napas atau kesulitan bernapas dapat terjadi ketika infeksi antraks menyerang paru-paru.
- Nyeri dada: Beberapa orang dapat mengalami nyeri dada yang terkait dengan infeksi antraks melalui saluran pernapasan.
- Batuk darah: Jarang, tetapi dalam kasus yang lebih parah, bisa terjadi batuk darah atau hemoptisis.
- Kelelahan dan lemas: Seseorang dapat merasa lelah dan lemas karena infeksi antraks yang mengganggu fungsi pernapasan.
3. Infeksi Saluran Pencernaan
Penyakit antraks ini terjadi akibat infeksi bakteri antraks melalui makanan yang tertular oleh bakteri atau spora antraks. Misalnya daging, jeroan dari hewan, atau sayur-sayuran yang tidak dimasak dengan sempurna. Selain itu, penyakit ini juga dapat terjadi akibat pekerja peternakan yang kurang bersih dalam membersihkan tangan dan telah terkontaminasi bakteri antraks.
Ciri-ciri seseorang terpapar penyakit infeksi saluran pencernaan yaitu:
- Mual dan muntah: Seseorang dapat mengalami gejala mual dan muntah sebagai respons terhadap infeksi antraks pada saluran pencernaan.
- Diare: Diare yang berat dan berulang dapat terjadi pada infeksi antraks saluran pencernaan.
- Nyeri perut: Nyeri perut atau kram perut yang parah dapat dirasakan oleh individu yang terinfeksi.
- Demam: Kenaikan suhu tubuh dan demam adalah gejala umum yang dapat muncul pada infeksi antraks saluran pencernaan.
- Kehilangan nafsu makan: Infeksi antraks pada saluran pencernaan dapat menyebabkan kehilangan nafsu makan dan penurunan berat badan.
Cara Pengobatan Antraks
Mengutip Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, antraks pada manusia dapat diobati dengan antibiotik dan antitoksin.
- Antibiotik
Semua jenis infeksi antraks dapat diobati dengan antibiotik, termasuk antibiotik intravena (obat yang diberikan melalui pembuluh darah). Jika seseorang memiliki gejala antraks, penting untuk mendapatkan perawatan medis secepat mungkin untuk mendapatkan peluang terbaik untuk sembuh total. Antibiotik yang terbaik untuk mengobati antraks dengan menyesuaikan riwayat kesehatannya.
- Antitoksin
Ketika spora antraks masuk ke dalam tubuh, mereka akan aktif berkembang biak, menyebar di dalam tubuh, dan menghasilkan toksin atau racun. Racun antraks dalam tubuh menyebabkan penyakit parah.
Setelah toksin anthrax sudah keluar di dalam tubuh, salah satu pengobatan yang mungkin dilakukan adalah antitoksin. Pengobatan antitoksin digunakan bersamaan dengan pilihan pengobatan lainnya.
Selain itu, perawatan pendukung juga dapat diberikan sesuai kebutuhan. Perawatan pendukung meliputi pemberian obat pereda demam, hidrasi yang adekuat, dan perawatan luka jika terdapat luka terbuka.
Untuk itu, penting melakukan konsultasi dengan tenaga medis atau penyedia layanan kesehatan guna mendapatkan informasi dan langkah-langkah yang spesifik dalam pengobatan dan pencegahan penyakit antraks sesuai dengan situasi dan kebutuhan.