Bukan sesuatu hal yang baru lagi, bila artis China bernama Zhao Lusi kerap menjadi perbincangan hangat di berbagai media sosial. Pasalnya, namanya kian naik daun berkat sejumlah drama China yang diperankannya, utamanya dramanya yang berjudul Hidden Love. Namun menariknya, kali ini aktris kelahiran 1998 itu diperbincangkan bukan karena kepiawaian aktingnya melainkan kondisi kesehatannya.
Ya, baru-baru ini beredar sebuah foto dan video mengenai sang bintang ratu drama itu yang duduk lemah terkulai di kursi roda. Sebelumnya, tersiar pula kabar bahwa Zhao Lusi pingsan di lokasi syuting hingga akhirnya dibawa ke rumah sakit Shanghai.
Setelah ditelusuri lebih mendalam, artis yang baru menginjak usia 27 tahun itu pun kabarnya mengalami gejala penyakit afasia. Hal ini semakin diperkuat dengan adanya pemberitahuan dari sahabat dekatnya yang sesama artis bernama Wei Xiao. Kondisi itulah yang membuatnya harus rehat dari dunia hiburan sejak akhir Desember 2024. Afasia menyebabkan Zhao Lusi harus memakai kursi roda. Dia bahkan juga kesulitan berbicara, menulis, dan memahami ucapan orang lain.
Nah, sebenarnya, apa sih afasia yang dialami Zhao Lusi? Pada artikel kali ini, tim kovermagz akan mengajak anda untuk mengetahuinya secara mendalam. Simak selengkapnya disini!
Apa Itu Afasia?
Berdasarkan laman Kemenkes RI, afasia adalah salah satu gangguan otak yang menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan dalam berkomunikasi. Penderita afasia kadang-kadang dapat menempatkan suara yang salah dalam sebuah kata, memilih kata yang salah, atau menggabungkan kata-kata secara tidak benar.
Selain itu, afasia juga dapat hadir dengan gangguan lain, bisa berupa kesulitan visual, masalah mobilitas, kelemahan anggota badan, dan masalah dengan memori atau keterampilan berpikir. Afasia bisa terjadi secara tiba-tiba setelah seseorang mengalami stroke atau cedera kepala. Namun, afasia juga dapat terjadi secara bertahap akibat tumor otak atau demensia. Meskipun bisa menyerang siapa saja, afasia lebih sering dialami oleh lansia.
Penyebab Afasia
Dilaporkan dari sumber yang sama, afasia bukanlah merupakan suatu penyakit, melainkan gejala awal adanya kerusakan di bagian otak yang mengatur bahasa dan komunikasi. Salah satu penyebab kerusakan otak yang paling sering memicu afasia adalah stroke.
Saat stroke terserang, tidak adanya aliran darah ke otak menyebabkan kematian sel atau kerusakan di bagian otak yang memproses bahasa. Selain stroke, kerusakan otak akibat cedera kepala, tumor otak, atau infeksi di otak (ensefalitis) juga dapat menyebabkan afasia.
Afasia juga bisa terjadi akibat infeksi, peradangan, gegar otak, epilepsi, efek racun, migrain, terapi radiasi atau kemoterapi, maupun kondisi bawaan lahir serta genetik. Dalam kondisi tersebut, afasia biasanya disertai dengan gangguan daya ingat dan gangguan kesadaran.
Penyakit yang menyebabkan penurunan fungsi sel-sel otak, seperti demensia, Alzheimer dan penyakit Parkinson, juga dapat menyebabkan afasia. Afasia ini akan berkembang secara bertahap seiring dengan perkembangan penyakit.
Gejala Afasia Secara Umum
Dikutip dari Cleveland Clinic, penderita afasia dapat menunjukkan berbagai gejala yang berhubungan dengan kemampuan bahasa dan komunikasi. Berikut adalah beberapa gejala umum yang bisa dialami:
- Kesulitan dalam Bahasa Ekspresif
Penderita mengalami kesulitan menemukan kata-kata yang tepat, mengucapkan kata yang salah, atau mengganti bunyi huruf. Mereka juga cenderung mengulang kata atau frasa tertentu dan hanya bisa mengucapkan kata-kata tunggal tanpa mampu membentuk kalimat lengkap.
- Kesulitan Memahami Bahasa
Orang dengan afasia sering kali tidak mengenali nama benda, tidak memahami arti kata, dan sulit mengikuti arahan. Mereka juga kesulitan memahami percakapan, terutama jika ada lebih dari satu orang yang berbicara dalam waktu bersamaan.
- Gangguan Membaca dan Menulis
Afasia dapat membuat penderitanya kesulitan memahami bahasa tertulis, mengeja kata, membentuk kalimat, serta menggunakan angka untuk keperluan sehari-hari, seperti menghitung uang atau melihat jam.
Gejala Afasia Lainnya
Melansir dari detik.com, gejala afasia dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
- Afasia Wernicke (Reseptif)
Afasia Wernicke atau afasia reseptif biasanya disebabkan oleh kerusakan otak di bagian kiri tengah. Kondisi yang juga disebut dengan afasia sensorik ini membuat penderitanya kesulitan memahami kata-kata yang didengar atau dibaca. Afasia ini membuat penderitanya memberikan tanggapan atau kalimat yang sulit dipahami oleh lawan bicaranya.
- Afasia Broca (Ekspresif)
Pada Afasia Broca atau afasia ekspresif, penderita tahu apa yang ingin disampaikan kepada lawan bicaranya, tetapi kesulitan untuk mengungkapkannya. Kondisi yang juga disebut motor aphasia ini biasanya disebabkan oleh kerusakan otak di bagian kiri depan.
- Afasia Global
Afasia global merupakan afasia paling berat dan biasanya terjadi ketika seseorang baru saja mengalami stroke. Afasia global biasanya disebabkan oleh kerusakan yang luas di otak. Kondisi ini menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan bahkan tidak mampu membaca, menulis, dan memahami kata-kata orang lain.
- Primer Afasia Progresif
Kondisi ini menyebabkan penurunan kemampuan membaca, menulis, berbicara, dan memahami percakapan, yang terjadi secara perlahan. Afasia primer progresif jarang terjadi dan sulit diatasi.
- Afasia Anomik
Penderita afasia anomik atau anomia sering kali mengalami kesulitan dalam memilih dan menemukan kata-kata yang tepat ketika menulis dan berbicara.
Cara Mencegah Afasia
Ada beberapa langkah terbaik yang bisa dilakukan untuk mencegah kondisi yang dapat menyebabkan afasia, yakni:
- Berhenti merokok
- Menghindari konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.
- Menjaga berat badan tetap ideal agar terhindar dari obesitas.
- Berolahraga secara teratur setidaknya 30 menit per hari.
- Menjaga pikiran tetap aktif, misalnya dengan membaca, menulis, atau menggambar.
- Mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang, serta membatasi makanan tinggi lemak, gula, dan garam.
- Menggunakan helm atau sabuk pengaman ketika berkendara
- Berobat dan rutin mengontrol dokter bila menderita diabetes, hipertensi, kolesterol tinggi, dan fibrilasi atrium, untuk mencegah stroke.
Penanganan Afasia
Penanganan afasia bervariasi. Hal ini tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Dalam beberapa kasus, dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar sangat penting untuk membantu penderita afasia beradaptasi dengan kondisi yang dialami. Namun selain itu, terdapat beberapa cara lainnya guna menangani afasia. Diantaranya yaitu:
- Terapi Wicara
Terapi wicara dan bahasa menjadi salah satu metode yang paling umum untuk membantu penderita memulihkan kemampuan komunikasi mereka. Pasalnya, terapi wicara dan bahasa bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam membaca, menulis, dan mengikuti suatu perintah.
Selain itu, pasien juga akan mengajarkan cara berkomunikasi dengan gerakan atau gambar. Terapi ini bisa dilakukan dengan menggunakan teknologi seperti program komputer atau aplikasi.
- Obat-obatan
Obat untuk mengatasi afasia biasanya bekerja dengan cara melancarkan aliran darah ke otak, mencegah berlanjutnya kerusakan otak, dan menambah jumlah senyawa kimia yang berkurang di otak.
- Operasi
Prosedur operasi dapat dilakukan jika afasia disebabkan oleh tumor otak. Operasi bertujuan untuk mengangkat tumor otak sehingga afasia dapat ditangani dengan baik.