Waspada! Penyakit Sinusitis Bisa Hilangkan Kemampuan Indra Penciuman Secara Permanen

Penulis: Imada Lubis
Fotografer: Aldi Reynaldi
Narasumber: Dr. Rehulina Surbakti, Sp. THT-KL

Meski sering dianggap identik, sinusitis jelas berbeda dengan flu. Benar jika penyebab keduanya sama yakni disebabkan oleh infeksi kuman, namun sinusitis membutuhkan penanganan lebih serius dan masa pemulihan yang lebih lama. Ketika terserang sinusitis, selain akan mengalami gejala mirip flu, pasien juga cenderung akan mengalami penderitaan fisik yang berpengaruh pada kualitas hidup. Mulai dari menurunnya fungsi indra penciuman akibat flu hingga nyeri di sekitar mata akibat pembengkakan.

Gejala tambahan lain seperti hidung tersumbat, ingus berwarna kehijauan, napas bau, batuk berlendir, sakit kepala, sakit gigi hingga demam tinggi di atas 39 derajat Celcius terasa merepotkan dan mengganggu bila tak kunjung diatasi. Itulah sebabnya jika seorang anak terserang sinusitis ia akan menjadi sangat rewel. Orang dewasa pun tak boleh lengah karena sinusitis tak memandang usia untuk menjangkit seseorang.

Hal tersebut dibenarkan oleh Dokter Rehulina Surbakti, Sp.THT-KL. Bahkan sinusitis yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan hilangnya kemampuan indra penciuman secara permanen. Biasanya sinusitis cukup diatasi dengan obat-obatan tetapi pada kasus tertentu sinusitis harus ditangani melalui operasi.

“Banyak pasien yang menderita sinusitis merasa sangat terganggu dengan gejala-gejala yang ditimbulkan. Kebanyakan pasiennya tidak tahan dan akhirnya memutuskan untuk operasi. Pada beberapa kasus, penderita sinusitis melakukan operasi berkali-kali tapi tak kunjung sembuh. Untuk itu terlebih dahulu pasien perlu memahami apa itu sinus, penyebab, gejala hingga proses penyembuhan yang benar agar bisa dilakukan dengan tepat,” katanya.

Alumni Universitas Sumatera Utara tersebut menjelaskan sinusitis merupakan inflamasi atau peradangan pada dinding sinus. Sinus merupakan rongga kecil yang saling terhubung melalui saluran udara di dalam tulang tengkorak yang terletak di bagian belakang tulang dahi, bagian dalam struktur tulang pipi, kedua sisi batang hidung dan belakang mata.

Sinus menghasilkan lendir yang biasanya disebut mukus, berfungsi untuk menyaring dan membersihkan bakteri atau partikel lain dalam udara yang dihirup. Selain itu, sinus juga berfungsi untuk membantu mengendalikan suhu dan kelembapan udara yang masuk ke paru-paru. Jika terserang infeksi, maka sinusitis akan menjadi penyakit yang serius untuk ditangani karena bisa menyebabkan beberapa gejala sekaligus seperti suara sengau, batuk dan demam yang disertai flu berkepanjangan. Pada kasus yang lebih serius, infeksi sinus bisa menyebabkan tumbuhnya polip.

Pada umumnya penyebab sinusitis adalah alergi, infeksi, kelainan struktur anatomi (variasi kompleks ostiomeatal, deviasi septum, hipertrofi konka) dan penyebab lain seperti idiopatik, zat iritan dan jamur.

Sinusitis Kronis

Sudah berobat namun tak kunjung sembuh, waspadai sinusitis kronis sedang mengintai Anda. Penyebab utamanya adalah kegagalan infeksi akut untuk sembuh. Sementara itu, patofisiologi sinusitis kronis dimulai dari blokade akibat proses radang di area kompleks ostiomeatal. Blokade ini menyebabkan gangguan pada sinus-sinus anterior. Sumbatan yang berlangsung terus-menerus menyebabkan terjadinya perubahan pH yang baik bagi bakteri anaerob berkembang biak. Tak hanya berkembang biak, bakteri ini juga akan memproduksi toksin yang tak hanya merusak dinding sinus namun juga merusak silia hidung.

Beberapa bakteri yang sering menjadi penyebab sinusitis kronis adalah Stafilokokus Aureus, Pseudomonas Aeruginosa, Hemofilus Influenza dan Moraxella Kataralis. “Banyak pemicu potensial dari timbulnya sinusitis kronis ini dan tak jarang gejalanya begitu bervariasi dan tumpang tindih. Ini memunculkan kesimpulan jika sinusitis kronis merupakan kumpulan gejala dari berbagai macam penyebab penyakit dan dapat dikategorikan sebagai titik akhir berbagai penyakit yang bermanifestasi pada hidung dan sinus,” katanya.

Baca Juga:  6 Jenis Vitamin Ala Nikita Willy saat Hamil Tua

Menurut European Position on Rinosinusitis and Nasal Polyps (2012), 83,7% gejala sinusitis kronis adalah hidung tersumbat, 64,7% nyeri wajah, 63,6% hidung berair dan 48,5% gangguan penghidu. Gejala-gejala tersebut sudah diderita pasien dengan riwayat sakit lebih dari dua belas minggu.

“Sakit kepala merupakan salah satu tanda yang paling umum dan penting dalam riwayat sinusitis. Rasa sakitnya akan meningkat jika pasien membungkukkan badan atau menggerakkan badan secara tiba-tiba. Rasa sakit ini juga bisa terjadi saat pasien menutup mata atau saat berada di ruangan gelap. Hal ini jelas berbeda dari sakit kepala biasa. Selain itu pada beberapa kasus dengan letak sinus yang lebih dalam, nyeri akan terasa jauh di dalam kepala dan tak jelas lokasinya,” tambahnya.

Sinusitis kronis tak bisa disepelekan karena bisa menimbulkan komplikasi pada gejala yang sudah akut. Meski komplikasi sudah sangat jarang terjadi namun di tingkat masyarakat dengan keadaan sosio-ekonomi rendah seperti kurang gizi dan kesulitan akses terhadap pelayanan kesehatan, komplikasi sinusitis kronis dapat berakibat buruk dan menyebabkan kematian. “Komplikasi yang terjadi dapat berupa kelainan orbita seperti pembengkakan kelopak atau gangguan pada gerakan bola mata yang bisa menyebabkan kebutaan. Pada penderita asma, sinusitis kronis dapat menyebabkan kambuhnya asma bronkial yang sukar hilang yang lama kelamaan bisa mengakibatkan kelainan paru,” katanya.

Perbaiki Gaya Hidup

Istirahat dan menjaga kebersihan harus menjadi perhatian utama. Penggunaan obat-obatan herbal memang banyak digunakan namun belum terbukti secara medis. Ketika sinusitis menyerang atau kambuh, penanganan medisnya terbagi dua yakni bedah dan nonbedah. Penanganan sinusitis nonbedah berupa obat medis dan terapi pendukung. Sinusitis ringan diatasi dengan dekongestan atau dengan antinyeri seperti paracetamol dan ibuprofen jika menimbulkan sakit kepala dan nyeri. Jika tidak membaik dalam beberapa minggu, antibiotik dengan resep dokter diperlukan dan jika semakin parah artinya penanganan bedah diperlukan.

Berhenti merokok dan usahakan agar terhindar dari paparan asap rokok langsung, hindari kontak langsung dengan penderita flu. Segera hubungi dokter dan jelaskan jika Anda pernah mengalami sinusitis beberapa kali dan kondisi tubuh Anda tidak merespon perawatan. Dengan begitu dokter akan melihat sensitivitas pada hidung dan wajah bagian dalam. Ada empat cara mendiagnosis apakah sinusitis tersebut kronis atau tidak.

Pertama dengan endoskopi hidung atau rhinoskop, kedua dengan imaging studies atau pengambilan gambar dengan CT scan atau MRI yang menunjukkan detail sinus serta area hidung dideteksi dengan endoskopi. Ketiga adalah dengan kultur hidung dan sinus. Kultur umumnya tidak diperlukan untuk mendiagnosis sinusitis kronis. Namun apabila kondisi tidak merespon, perawatan memburuk, kultur dapat membantu menentukan penyebab apakah karena bakteri atau jamur. Terakhir menggunakan tes alergi kulit.

“Pada kasus resistensi terhadap perawatan atau pengobatan, operasi sinus endoskopik dapat menjadi pilihan. Untuk prosedur ini, dokter menggunakan tabung tipis dan fleksibel dengan lampu (endoskop) untuk memeriksa saluran sinus. Tergantung pada sumber sumbatan, dokter dapat menggunakan berbagai alat untuk mengangkat jaringan atau polip yang menyebabkan penyumbatan hidung. Membesarkan lubang sinus yang sempit juga dapat menjadi alternatif,” jelasnya.