Untuk Ciptakan Penulis Mandiri, Bekraf Gelar Writerpreneur

Penulis & Fotografer: Indriyana Octavia

Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menyelenggarakan workshop yang bertajuk “Writerpreneur Accelerate” pada 9-12 April di Hotel Aryaduta Medan. Pelatihan yang berlangsung selama empat hari ini menghadirkan empat narasumber yakni Kirana Kejora, penulis best seller nasional, Agustinus Wibowo, blogger dan travel writer, Jia Effendie, senior editor Storial.co dan Juhendri Chaniago, penggiat literasi Sumatera Utara.

Menariknya, pelatihan ini terbatas hanya untuk 30 peserta dengan syarat harus memiliki minimal 1-2 karya buku berupa antologi atau pun tunggal. Selain diberi fasilitas penginapan, para peserta juga dibekali dengan berbagai ilmu baik mengenai teknik penulisan, pemilihan desain buku, hingga strategi marketing penjualan buku.

Para peserta diberi pengarahan secara intens dan disiplin serta dibagi menjadi lima kelompok dan ditugaskan membuat sebuah buku antologi lalu mempresentasikannya.

“Rata-rata isinya bagus tapi kemasannya menyedihkan, layak baca tapi tidak layak beli. Buku itu senjata kita, makanya harus ada kesan premium. Jadi ketika ketemu klien bisa menghipnotis supaya mereka mau dibuatkan bukunya oleh kita,” ungkap Kirana.

Kirana juga menambahkan bahwa memasuki era industri yang dipenuhi kompetitor dimana-mana, para penulis dituntut tak hanya pandai menulis, namun juga harus serba bisa terutama berkaitan dengan literasi seperti menjadi content writer, ghost writer, script writer, cerpenis, novelis, penerbit bahkan konsultan penerbitan.

“Justru kita menciptakan penulis-penulis yang mandiri, mendorong mereka menciptakan penerbit yang tidak tergantung major label, yang bisa besar nantinya. Nge-branding dulu jadi penulis, kalau branding sudah kuat, bisa berdiri sendiri. Kita kan konsepnya writerpreneur, penulis sekaligus pengusaha. Buku tuh bisa menghidupi kamu, idealis boleh tapi harus seimbang bersinergi dengan industri,” jelasnya lagi.

Bekraf selaku pihak penyelenggara berharap dengan diadakannya kegiatan ini dapat melahirkan penulis-penulis terbaik dari Sumatra Utara layaknya Chairil Anwar dan Armijn Pane. Endra J, pelaksana teknis program Create Workshop Writerpreneur Bekraf mengatakan bahwa nantinya buku para peserta yang berhasil diterbitkan akan mendapat kesempatan untuk dipamerkan di Bekraf Festival, Oktober mendatang di Solo.

“Semoga melalui program ini peserta bisa lebih terinspirasi dan terbuka pengetahuannya. Penulis bukan hanya penulis tapi juga pengusaha, tidak hanya menulis namun mampu menciptakan peluang usaha dari kemampuan menulis mereka, kalau bisa pun self-publishing,” ujar Endra.

Medan menjadi tuan rumah kedua dihelatnya Writerprenuer pada tahun 2019 ini, setelah Surabaya dan kemudian Jakarta atau Bogor. Kegiatan yang dinaungi oleh Deputi 1 Bekraf yakni riset, edukasi dan pengembangan ini sudah rutin digelar sejak 2017 silam di berbagai kota di Indonesia seperti Banyuwangi, Pontianak, Bukit Tinggi, Madiun, Biak dan Palu. Pada acara di Medan kali ini peserta yang datang juga berasal dari berbagai daerah yaitu Langkat, Tanjung Balai, Binjai, Padang Sidempuan, Padang Lawas, Deli Serdang dan Asahan.