Vihara Siu San Keng, Potret Toleransi Sejak Ratusan Tahun Silam

Berdiri sejak 1890, Vihara Siu San Keng ini masih berdiri megah dengan warna merahnya. Terletak di Jalan K.L. Yos Sudarso, Labuhan Deli, Medan Labuhan, vihara yang berumur 130 tahun ini menjadi saksi bahwa etnik Tionghoa sudah lama menetap di wilayah tersebut.

Vihara Siu San Keng didirikan oleh 11 orang dan diketuai Shia Eng Tjai. Ornamen-ornamen oriental pun menghiasi setiap bilik pada pintu masuk, pondasi dan atap.

Setiap harinya, Vihara Siu San Keng selalu ramai dikunjungi oleh warga Tionghoa Medan yang ingin sembahyang. Menurut petugas kebersihan vihara, pengunjung yang datang ke Siu San Keng tidak hanya umat Buddha, penganut agama lain juga kerap hadir melihat keistimewaan vihara ini.

Turis mancanegara asal Malaysia, Singapura, Tiongkok, Thailand, Jerman, Belanda dan lainnya juga sesekali datang ke Vihara Siu San Keng sekadar ingin melihat kemasyhuran dan mengetahui sejarah berdirinya vihara ini. Apalagi saat perayaan Imlek kemarin, Siu San Keng ramai dikunjungi hingga ke pelataran vihara. Pemerintah Kota Medan juga menjadikan Siu San Keng sebagai destinasi pariwisata yang wajib dikunjungi selain Masjid Raya, Penangkaran Buaya Asam Kumbang dan Istana Maimun.

Siu San Keng sendiri sudah mengalami beberapa kali renovasi, khususnya bagian belakang ruangan terdapat penambahan-penambahan. Sementara pintu masuk depan dan tempat sembahyang, hanya beberapa yang mengalami perombakan, sebab pihak penjaga vihara ingin tetap menjaga kemurnian sejak vihara ini dibangun. Petugas kebersihan pun rutin memperhatikan setiap sudut biliknya, agar orang yang ingin sembahyang merasa nyaman.

Baca Juga:  Siap-siap! Lee Min-ho Bakal Gelar Fan Meeting MINHOVERSE di Jakarta, Catat Jadwalnya!

Menariknya lagi, tak jauh dari Siu San Keng, kira-kira berjarak 100 meter, terdapat sebuah masjid tertua di Medan, yakni Masjid Al-Osmani. Ini menandakan Medan benar-benar dikenal sebagai kota yang pluralisme. Walaupun Masjid Al-Osmani lebih dahulu ada sejak tahun 1854 saat masa Kerajaan Sultan Deli, pembangunan Vihara Siu San Keng tidak pernah mengalami penolakan dari pihak umat Islam.

Sekali lagi, ini membuktikan bahwa dalam sejarah Kota Medan sudah lebih dahulu menganut toleransi beragama, berbudaya dan beradat istiadat. Hal ini pula yang menjadi cikal bakal toleransi mempersilakan agama apapun memasuki Vihara Siu San Keng selama tetap mengikuti tata krama dan berlaku sopan.

Saat bulan Agustus dalam rangka merayakan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia, Vihara Siu San Keng rutin mengadakan kegiatan bakti sosial seperti pengobatan massal. Hampir setiap tahun pihak panitia pengurus Siu San Keng dan beberapa instansi swasta memberikan pengobatan secara gratis. Berbagai kondisi penyakit dilayani di sini, seperti darah tinggi, diabetes, jantung, ginjal, asam urat, kolesterol hingga pengecekan gula darah. Kegiatan ini juga dilaksanakan sebagai bukti rasa hormat kepada para pejuang yang sudah mengorbankan jiwa dan hartanya demi kemerdekaan Indonesia.

Sudah sepatutnya selaku masyarakat Medan, wajib menjaga cagar budaya Vihara Siu San Keng ini. Saatnya tugas bagi generasi penerus untuk lebih bangga memperkenalkannya ke seluruh penjuru nusantara bahkan mancanegara secara digital melalui media sosial.

Penulis & Fotografer: Vicky Siregar