MEDAN – Tidak dipungkiri, hari-hari terakhir 2020 dan hari-hari awal 2021, didominasi dengan pembahasan mengenai vaksin Covid-19. Tidak ada yang menyangka 2020 akan sebegitu suramnya, maka 2021 ini membawa harapan yang mungkin lebih besar dari tahun-tahun sebelumya. Vaksin Covid-19 lampu penerang yang diharapkan bisa memperbaiki kerusakan ekonomi, walau tak bisa memperbaiki kerusakan tak terlihat, yang jauh lebih besar, ditandai dengan 1,8 juta kematian yang direnggut virus Sars-Cov-2. Apa yang terjadi pada pandemi di tahun 2021 sangat bergantung pada pasokan dan distribusi vaksin, dan jenis vaksin mana yang disahkan.
PROGRAM VAKSINASI DI INDONESIA
Di Indonesia sendiri ada enam jenis vaksin yang akan digunakan untuk program vaksinasi di Indonesia, yaitu Bio Farma, Moderna, Pfizer-BioNTech, Sinopharm, Oxford-AstraZeneca, dan Sinovac yang targetnya akan mulai diberikan pada bulan Februari 2021. Keputusan pemerintaj ini dituangkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor H.K.01.07/Menkes/9860/2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin Untuk Pelaksanaan Vaksinasi Corona Virus Disease 2019 ( Covid-19).
Menurut Menkes Budi Gunadi Sadikin, pemerintah akan melakukan vaksinasi Covid-19 secara bertahap. Untuk tahap pertama, ada 1,3 juta tenaga kesehatan di 34 provinsi di Tanah Air yang akan divaksinasi. Setelah itu, vaksinasi akan diberikan kepada para petugas publik. Jumlahnya, kurang lebih 17,4 juta orang. Selanjutnya, vaksin diberikan kepada penduduk lanjut usia di atas 60 tahun yang jumlahnya mencapai 21,5 juta orang. Lalu setelah itu masyarakat umum akan divaksinasi.
Siapa yang pertama mendapat vaksin dan urutan-urutan berikutnya, juga mempengaruhi pencegahan virus ini semakin merajalela. Di Indonesia, uji klinis terhadap Sinovac telah dilakukan pada usia 18-59 tahun, namun kita masih perlu waktu lagi untuk bisa menyediakan vaksin bagi populasi usia 60 tahun ke atas. Hingga saat ini pemerintah Tanah Air masih menunggu keputusan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengenai rentang usia vaksinasi di Indonesia.
Sementara beberapa vaksin Covid-19 lain seperti Pfizer sudah mendapat Emergency Use Authorization atau izin penggunaan darurat dari Medicines and Healthcare Products Regulatory Agency (MHRA) London, Food and Drug Administration Amerika, hingga European Medicines Agency, dan boleh digunakan untuk penduduk usia di atas 60 tahun. Sayangnya, Pemerintah Indonesia baru akan mengadakan vaksin Pfizer baru di akhir kuartal II tahun 202.
Masih ada beberapa pertanyaan penting lainnya, antara lain: berapa lama kekebalan dari vaksin ini bertahan dan dapatkah kita setiap hari mencegah penularan? Jika virus ini masih dapat bereplikasi dan ditularkan tanpa kita sadari, itu masih permasalahan besar, karena kita belum 100 persen memahami penyebaran asimtomatik. Padahal memahami penyebaran asimtomatik adalah sangat penting untuk pembuatan vaksin apapun.
STATUS PANDEMI COVID-19 DI INDONESIA
Per 3 Januari 2020, pasien sembuh Covid-19 secara kumulatif nasional bertambah menjadi 631.937 orang atau persentasenya meningkat menjadi 82,6%, lebih tinggi dari rata-rata global. Jumlah laboratorium jejaring Covid-19 di Indonesia pun terus digenjot,kini jumlahnya sebanyak 566 yang terdiri dari 440 laboratorium RT-PCR, 79 laboratorium PCR dan 47 laboratorium RT-PCR dan TCM.
Namun, angka ni belum cukup baik. Menurut laporan resmi dari Satgas Penanganan COvid 19 yang dikeluarkan pada tanggal 30 Desember 2020, Jumlah kasus aktif nasional bertambah signifikan dalam sejak pertengahan November sampai akhir Desember 2020. Terjadi kenaikan 55% jumlah kasus aktif di bulan Desember dibandingkan bulan November dan dengan bertambahnya jumlah kasus aktif, harus diwaspadai ketersediaan TT dan ICU di RS Rujukan, termasuk SDM tenaga kesehatan. Jumlah kasus aktif harian kita masih tinggi sekitar 15-20%, masih sangat tinggi, dimana target yang idealnya adalah 5%.
Analisis Data COVID-19 Mingguan Satuan Tugas PC19 per 27 Desember 2020
TANTANGAN UNTUK MEMPERSIAPKAN PROGRAM VAKSIN COVID-19
Epidemiolog dari Global Health Security Griffith University, Dicky Budiman menegaskan bahwa program vaksinasi tidak bisa dilakukan tanpa adanya kondisi ideal. Ada kondisi yang menjadi prasyarat keberhasilan dari program tersebut.
Yang pertama adalah tantangan risk communication strategy yang harus lebih dulu diselesaikan sebelum program vaksinasi dilakukan. “Teori-teori konspirasi membuat sebagian dari kita cuek. Bahkan, adanya gerakan anti vaksin bisa mengganggu program vaksinasi, ini adalah PR besar kita,” ungkap Dicky seperti dikutip dari Kompas.com.
Yang kedua, tantangan menyediakan testing kit. Dicky mengungkapkan secara estimasi epidemiologi, kasus Covid-19 harian di Indonesia sudah menyentuh paling minimal 20.000 kasus, dimana kapasitas testing kit tidak memadai untuk jumlah tersebut.
Yang ketiga adalah tantangan untuk melandaikan kurva infeksi. Banyak ahli mengatakan melandaikan kurva atau memperlambat penyebaran virus corona (COVID-19) adalah jalan keluar mengakhiri pandemi, sehingga jumlah kasus infeksi di satu waktu masih bisa ditangani sarana kesehatan yang tersedia. Dengan demikian, orang-orang berisiko yang menjadi prioritas dapat memperoleh layanan yang memadai. Namun, satu target lain yang lebih penting, juga adalah untuk mencapai herd immunity.
Yang keempat adalah tantangan untuk memastikan standar vaksin Covid-19. Apa pro-kontranya. Vaksin Sinovac misalnya, belum lolos uji trial tahap ketiga untuk anak-anak dan manula, dan memiliki beberapa hasil uji klinis yang kontroversi. Namun memiliki faktor pro yang cukup dengan ketersediaan, harga, dan didukung dengan uji klinis yang dilauka oleh para ahli negara kita. Dicky mengatakan, misalnya vaksin Pfizer-BioNTech, secara kualitas adalah salah satu vaksin yang cukup bagus. “Namun, untuk dipakai di Indonesia memerlukan syarat yang tidak mudah bagi negara ini. Seperti harus dikemas di suhu minus 70 derajat Celcius. Ini yang akan menyulitkan,” jelas Dicky
Akankah vaksin COvid-19 menjadi lampu penerang di tahun 2021 ini? Sembari berharap yang terbaik dan mempercayakannya pada ahli-ahli terbaik bangsa ini, masyarakat tetap lakukan yang terbaik: 3M (Memakai masker, Menjaga jarak, Mencuci tangan).