
Seperti kita tahu bahwa emas memiliki tempat tersendiri bagi para pencintanya. Hal ini bukan tanpa sebab, melainkan karena emas selain dipandang cantik nan berharga dalam dunia fashion, emas merupakan salah satu benda yang harganya akan selalu naik.
Emas juga adalah salah satu komoditas penting yang tak hanya bernilai tinggi secara ekonomi, tetapi juga memiliki peran strategis dalam stabilitas keuangan sebuah negara. Setiap tahunnya, negara-negara berlomba memaksimalkan produksi emas demi mendongkrak pendapatan nasional dan memperkuat cadangan devisa.
Pada tahun 2024, persaingan dalam industri pertambangan emas pun semakin ketat. Beberapa negara berhasil mempertahankan dominasinya, sementara lainnya menunjukkan peningkatan signifikan dalam jumlah produksi. Nah lantas, negara mana saja yang menduduki peringkat sebagai negara penghasil emas terbesar di dunia? Dalam artikel ini, tim kovermagz akan membahasnya untuk anda.
China
China tetap mempertahankan gelar sebagai negara penghasil emas terbesar di dunia pada tahun 2024 dengan total produksi mencapai 380 metrik ton (MT). Meskipun angka ini belum melampaui rekor 455 MT yang pernah dicapai pada 2016, China telah mempertahankan konsistensinya dengan produksi yang tidak pernah turun di bawah 300 MT selama lebih dari satu dekade terakhir.
Perusahaan tambang besar seperti Zijin Mining dan China Gold International memegang peran penting dalam menopang produksi emas nasional. Selain menjadi produsen utama, China juga tercatat sebagai konsumen emas terbesar di dunia, dengan pembelian mencapai 857,1 MT pada tahun 2024.
Rusia
Produksi emas Rusia tercatat mencapai 310 MT pada tahun 2024, stabil dari tahun sebelumnya. Sejak 2017, produksi emas Rusia mengalami pertumbuhan signifikan, ditopang oleh tambang-tambang besar seperti Olimpiada milik Polyus yang memproduksi sekitar 1,5 juta ons emas pada 2023. Cadangan emas Rusia sendiri mencapai 12.000 MT, menjadikannya negara dengan cadangan terbesar kedua di dunia setelah Australia. Namun, sejak invasi ke Ukraina pada 2022, ekspor emas Rusia menghadapi pembatasan. Alhasil, ekspornya kini lebih terfokus ke negara-negara BRICS dan Asia.
Australia
Australia mencatatkan produksi emas sebesar 290 MT pada tahun 2024, sedikit menurun dibandingkan 296 MT pada tahun sebelumnya. Penurunan ini tidak terlalu signifikan berkat dukungan tambang utama seperti Boddington dan Cadia Valley yang terus beroperasi dengan baik.
Negara ini juga dikenal memiliki cadangan emas yang sangat besar, diperkirakan mencapai 12.000 MT. Dengan sumber daya tersebut, Australia diyakini masih akan berada dalam jajaran 10 besar negara penghasil emas terbesar dunia selama bertahun-tahun ke depan.
Kanada
Produksi emas Kanada pada tahun 2024 mencapai 200 MT, meningkat tipis dari 198 MT di tahun sebelumnya. Dua provinsi, Ontario dan Québec, menjadi pusat utama pertambangan emas di negara ini dengan kontribusi lebih dari 70% terhadap produksi nasional.
Beberapa tambang emas besar di Kanada, seperti Kompleks Malartic milik Agnico Eagle Mines, turut mendukung pencapaian tersebut. Tambang ini menghasilkan sekitar 689.000 ons emas pada 2023 dan menyimpan cadangan hingga 7,92 juta ons yang menjadikannya salah satu tambang paling produktif di Amerika Utara.
Amerika Serikat
Mencatatkan produksi emas sebesar 160 MT pada tahun 2024, turun dari 170 MT pada 2023. Tren penurunan ini telah berlangsung sejak 2017, ketika AS masih mampu memproduksi hingga 237 MT emas per tahun.
Meski begitu, AS tetap menyimpan potensi besar dengan cadangan sekitar 3.000 MT dan sumber daya belum ditemukan yang mencapai 33.000 MT. Nevada Gold Mines, hasil kerja sama Barrick Gold dan Newmont, mengelola sejumlah tambang besar seperti Turquoise Ridge, Cortez, dan Carlin Complex dengan total produksi 2,82 juta ons emas pada 2023.
Kazakhstan
Kazakhstan terus menunjukkan pertumbuhan stabil dalam industri pertambangan emas dengan produksi mencapai 130 MT pada tahun 2024. Jumlah ini meningkat hampir dua kali lipat dari produksi tahun 2016 yang hanya sebesar 69 MT. Kontribusi utama berasal dari tambang Altyntau Kokshetau milik Glencore dan tambang Kyzyl yang dikelola oleh SolidCore Resources. Glencore sendiri melaporkan produksi emas sebesar 603.000 ons dari Kazakhstan tahun ini.
Meksiko
Meksiko berhasil meningkatkan produksi emasnya menjadi 130 MT pada tahun 2024, naik dari 127 MT di tahun sebelumnya. Tambang Herradura milik Fresnillo menjadi penyumbang terbesar, dengan produksi sebesar 360.598 ons emas pada tahun 2024.
Tambang Herradura ini mewakili lebih dari separuh produksi emas Fresnillo dan menyumbang sekitar seperempat dari total pendapatan perusahaan. Posisi yang sangat strategis ini pun menjadikannya ujung tombak sektor emas Meksiko.
Ghana
Negara di Afrika Barat ini memiliki sejarah panjang dalam dunia pertambangan emas dan terus menunjukkan pertumbuhan produksi yang stabil. Dari 88 MT pada 2015, angka tersebut meningkat menjadi 130 MT pada 2024. Negara ini memiliki beberapa tambang emas produktif, termasuk tambang Ahafo South milik Newmont yang menghasilkan 581.000 ons pada 2023, serta tambang Gold Fields Tarkwa yang mencatatkan 551.000 ons. Kombinasi keduanya berperan penting dalam menopang ekonomi Ghana yang sangat bergantung pada ekspor emas.
Uzbekistan
Uzbekistan mencatatkan lonjakan produksi emas hingga 120 MT pada tahun 2024, meningkat dari 100 MT di tahun sebelumnya. Negara ini menjadi sorotan dunia berkat tambang emas Muruntau yang dioperasikan oleh Navoi Mining and Metallurgical Company.
Tambang Muruntau pertama kali ditemukan pada 1950-an dan kini masih menyimpan cadangan emas besar yang mencapai 4.500 MT. Dengan produksi tahunan lebih dari 2,5 juta ons emas, tambang ini diperkirakan akan terus beroperasi hingga dekade 2030-an mendatang.
Indonesia
Indonesia ternyata menduduki urutan ke-10 negara dengan produksi emas terbesar mencapai 100 MT pada tahun 2024. Tak bisa dipungkiri, industri pertambangan sudah menjadi salah satu sektor penting bagi perekonomian Indonesia, termasuk nikel, tembaga, hingga pertambangan emas.
Tambang Grasberg di Papua menjadi pusat produksi emas utama. Dikelola oleh Freeport-McMoRan bersama Pemerintah Indonesia, tambang ini mencatatkan produksi emas sebesar 1,86 juta ons pada 2024.


