Baru-baru ini dunia digemparkan dengan virus mematikan yang melanda Kerala, negara bagian di India Selatan. Daerah ini kembali mengalami wabah virus Nipah yang mematikan. Muncul korban jiwa yang dilaporkan telah meninggal akibat penyakit langka dan sering kali mematikan tersebut.
Virus Nipah atau NiV adalah virus zoonotik yang menular dari hewan ke manusia. Virus ini juga bisa menular lewat makanan dan kontak antar-manusia. Inang alami virus Nipah adalah kelelawar buah yang berasal dari famili Pteropodidae.
Awalnya, Virus Nipah pertama teridentifikasi di sebuah peternakan babi di Malaysia. Saat itu, beberapa jenis hewan menunjukkan gejala demam, sulit bernapas, dan kejang. Untuk lebih lengkapnya, berikut adalah sederet fakta virus Nipah seperti dilansir dari laman WHO dan Kementerian Kesehatan RI.
Apa itu Virus Nipah?
Virus Nipah (NiV) merupakan virus zoonosis atau ditularkan dari hewan ke manusia atau juga dapat ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi langsung antarmanusia. Pada orang yang terinfeksi, penyakit ini menyebabkan berbagai penyakit mulai dari infeksi tanpa gejala (subklinis) hingga penyakit pernapasan akut dan ensefalitis yang fatal.
Virus ini juga dapat menyebabkan penyakit parah pada hewan seperti babi, sehingga menimbulkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi para peternak. Meskipun virus Nipah hanya menyebabkan sedikit wabah di Asia, virus ini menginfeksi banyak hewan dan menyebabkan penyakit parah serta kematian pada manusia, sehingga menjadi masalah kesehatan masyarakat yang cukup serius.
Penyebaran penyakit virus Nipah
Virus Nipah pertama kali diidentifikasi selama wabah tahun 1998-1999 di Malaysia, di mana hampir 300 orang terinfeksi dan lebih dari 100 orang meninggal. Lebih dari satu juta babi disuntik mati untuk menghentikan penyebarannya. Nama virus ini sendiri diambil dari nama desa Kampung Sungai Nipah di Malaysia, tempat para peternak babi tertular penyakit tersebut.
WHO menyebut selama wabah, sebagian besar infeksi pada manusia disebabkan oleh kontak langsung dengan babi yang sakit atau jaringan tubuh mereka yang terkontaminasi. Setelah Malaysia, terdapat wabah berikutnya di India dan Bangladesh, dengan lebih dari 600 kasus pada manusia yang dilaporkan antara tahun 1998 dan 2015.
Penularan virus Nipah dari manusia ke manusia juga telah dilaporkan. Menurut WHO, antara tahun 2001 dan 2008, sekitar setengah dari kasus yang dilaporkan di Bangladesh disebabkan oleh penularan dari manusia ke manusia akibat pekerja yang memberikan perawatan kepada pasien yang terinfeksi. Virus ini pun masuk dalam daftar ancaman epidemi WHO yang memerlukan penelitian dan pengembangan segera.
Sementara itu, hingga saat ini, belum dilaporkan kasus konfirmasi penyakit virus Nipah pada manusia di Indonesia. Akan tetapi, beberapa penelitian atau publikasi telah menemukan adanya temuan virus Nipah pada kelelawar buah (genus Pteropus) pada beberapa negara termasuk Indonesia.
Gejala ketika terinfeksi virus Nipah
Seseorang yang terinfeksi virus Nipah akan mengalami gejala yang bervariasi dari tanpa gejala (asimptomatis), infeksi saluran napas akut (ISPA) ringan atau berat hingga ensefalitis fatal.
Seseorang yang terinfeksi virus ini awalnya akan mengalami gejala seperti demam, sakit kepala, mialgia (nyeri otot), muntah, dan nyeri tenggorokan. Gejala ini dapat diikuti dengan pusing, mudah mengantuk, penurunan kesadaran dan tanda-tanda neurologis lain yang menunjukkan ensefalitis akut.
Beberapa orang pun dapat mengalami pneumonia atopik dan gangguan saluran pernapasan berat. Pada kasus yang berat, ensefalitis dan kejang akan muncul dan dapat berlanjut menjadi koma dalam 24-48 jam hingga menyebabkan kematian. Adapun, waktu timbul gejala umumnya berlangsung selama 4-14 hari setelah terpapar virus Nipah. Akan tetapi, terdapat laporan masa inkubasi hingga 45 hari.