5 Benda Prasejarah Penting Koleksi Museum Nasional Indonesia

Publik baru saja digemparkan oleh musibah kebakaran  yang terjadi di Museum Nasional Indonesia pada Sabtu (16/09) malam. Imbas kebakaran itu, Museum Nasional akan ditutup sementara untuk umum.

Hal ini membuat benda dan peninggalan bersejarah di Museum Gajah tersebut hangus terbakar. Insiden itu menyebabkan sebanyak enam ruangan di Gedung A luluh lantak dilalap si jago merah.

Saat ini, tim gabungan yang terdiri atas perwakilan museum, kurator, konservator, dan ahli mulai melakukan pemisahan antara puing dan barang-barang yang menjadi aset museum. Bagi Anda yang penasaran dengan sebagian koleksi benda prasejarah penting di Museum Nasional Indonesia, berikut barang-barangnya yang dirangkum dari laman resminya.

1. Belincung

Benda prasejarah pertama yang merupakan koleksi Museum Nasional Indonesia adalah Belincung. Kapak batu ini merupakan salah satu contoh alat Neolitik Beliung.

Museum menuliskan bahwa potongan kapak tersebut digunakan sebagai benda yang dibarter atau hadiah penguburan. Dalam benda ini terdapat bagian yang timbal di tengah bagian belakangnya. Kemudian, barang ini juga memiliki penampakan setengah lingkaran, segitiga, atau segi enam.

 

2. Kalung Manik-manik

Koleksi barang prasejarah lain yang dimiliki oleh Museum Nasional Indonesia adalah kalung manik-manik berwarna–warni dengan berbagai ukuran. Benda koleksi Museum Gajah ini adalah hadiah dari Orsoy de Flines.

Orsoy adalah kolektor keramik, dan hamper 90 persen koleksi keramik di museum ini merupakan bentuk hibah darinya. Museum Nasional menyebutkan bahwa kalung ini digunakan sebagai perhiasan atau barang yang akan dibawa ketika seseorang meninggal dunia.

 

3. Tengkorak Sangiran 17

Tengkorak Sangiran 17 juga menjadi koleksi menarik lainnya yang harus dilihat oleh para pengunjung Museum Nasional Indonesia. Benda ini adalah salah satu temuan sisa manusia purba Homo Erectus yang ditemukan di Sangiran pada 1969.

Baca Juga:  Sederetan Cara Kreatif Mendaur Ulang Sampah di Rumah, Yuk Dicoba!

Tengkorak ini ditemukan pada endapan tanah Formasi Kabuh berusia 800.000-700.000 tahun silam. Sangiran 17 yang juga terkenal dengan sebutan S17 memiliki tampilan tengkorak dengan bagian wajah yang cukup lengkap sehingga disebut sebagai temuan Homo Erectus terlengkap di Asia Tenggara.

 

4. Fosil Gading Stegodon

Fosil Gading Stegodon atau gajah purba adalah barang prasejarah lain yang juga ada sebagai koleksi Museum Nasional Indonesia. Benda ini ditemukan di Sangiran dan diperkirakan dari sektiar 700–150.000 tahun lalu.

Stegodon disebut bergerak hampir ke seluruh Asia sekitar 11 juta tahun lalu sampai pada akhirnya punah. Beberapa gajah purba itu mengalami gejala pengerdilan karena pengaruh alam seperti yang ditemukan di Flores dan Sulawesi.

 

Penemuan fosil di kedua pulau itu juga menunjukkan bahwa sang gajah juga bisa berenang di perairan mengingat Pulau Flores dan Sulawesi tidak pernah menjadi satu.

 

5. Homo Floresiensis

Tengkorak Homo Floresiensis atau manusia Flores adalah salah satu koleksi Museum Nasional Indonesia lainnya yang berada dalam kelompok prasejarah. Benda bersejarah penting ini ditemukan di Liang Bua, Pulau Flores pada 2001.

Dalam halaman Museum Nasional Indonesia disebutkan bahwa pakar gabungan antara Indonesia dan Australia menggunakan beragam ciri, baik ukuran tengkorak dan tulang, kondisi kerangka yang tidak memfosil, serta temuan-temuan sisa tulang hewan dan alat-alat di sekitarnya.