Menjabat sebagai General Manager di Cambridge Hotel Medan, merupakan sebuah anugerah sekaligus amanah bagi Rizal. Bertahun-tahun menjelajahi seluk-beluk perhotelan, menjadikan Rizal piawai mengatur strategi perusahaan agar tepat sasaran.
Namun siapa sangka, dibalik profesi bergengsi ini, terselip perjuangan yang tak bisa dipandang sebelah mata. Terlahir sebagai anak dari keluarga di kampung nelayan, membuat Rizal tidak pernah membayangkan akan menekuni bidang perhotelan. Apalagi selama tinggal di desa, ia hanya mengandalkan pekerjaannya sebagai pengangkut kayu setelah lulus SMA.
“Saya asli Kepulauan Riau tepatnya di Kabupaten Lingga, Desa Kuala Raya. Kakek nenek saya nelayan. Semua keluarga saya di sana. Saya yang nekat merantau sendiri. Waktu itu, kalau di desa, ngomongin hotel itu tabu. Yang keren dan dikenal biasanya pekerjaan bank,” ucapnya seraya tersenyum.
Rizal akhirnya memutuskan meninggalkan kampung halaman dan kuliah di Bandung dengan harapan bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Namun keinginannya tak berjalan mulus begitu saja. Keterbatasan ekonomi keluarga untuk membiayai kuliah mengharuskan Rizal berpikir keras agar dapat bekerja sembari meraih gelar sarjana. Rizal pun menempuh studi di Lembaga Pendidikan & Pelatihan Ariyanti, Bandung jurusan Perhotelan.
Berbekal wawasan mengenai perhotelan inilah yang membawa Rizal mengarungi berbagai hotel di Indonesia. Hingga saat ini ia telah mengabdi di dunia perhotelan selama 23 tahun lamanya. Sebelum Sumatera, Rizal sudah pernah memimpin hotel-hotel di Pulau Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.
Tantangan Terbesar: SDM
Rizal menjabat sebagai General Manager di Cambridge Hotel Medan sejak Juni 2019. Baginya, mengemban tugas prestise pasti disertai dengan tanggung jawab yang tinggi. Mengelola Sumber Daya Manusia (SDM) adalah senjata utama Rizal untuk mewujudkan manajemen hotel yang kredibel.
Menurut Rizal, keragaman Indonesia akan budaya menuntut setiap orang yang ingin sukses untuk menguasai karakter manusia yang berbeda-beda. Hal ini akan membantu proses komunikasi dengan berbagai kalangan masyarakat
“Mungkin bisa jadi orang yang sukses di Sumatera, enggak bisa sukses di daerah lain kalau strateginya sama. Terutama dari segi handling people. Sebenarnya semua perusahaan sebesar apapun, hotel setinggi apapun, tidak bisa jalan tanpa orang-orangnya karena mereka yang mengeksekusi programnya,” ungkapnya.
Rizal pun menambahkan bahwa maju atau tidaknya suatu perusahaan dilihat dari kesejahteraan karyawannya. Apalagi jika didukung dengan suasana kerja yang positif, Standar Operasional Prosedur (SOP) yang jelas dan ilmu yang bermanfaat, sehingga para karyawan tidak merasa dipakai tenaganya saja.
“Di salah satu media sosial, saya pernah tulis ‘make your employee happy and then they will make our customer happy’. Ketika kita bisa bikin karyawan bahagia, maka mereka akan bikin tamu kita bahagia. Kalau karyawan enggak bahagia, gimana mau bikin tamu bahagia,” ujarnya.
Rizal juga percaya dengan kualitas sumber daya manusia yang mumpuni, perusahaan kecil sekali pun akan tumbuh dan berkembang secara signifikan. Oleh karena itu, Rizal kerap memberikan arahan dan pelatihan kepada stafnya agar standar yang berlaku di perusahaan bisa berjalan dengan baik. Ia pun terus berusaha menjaga atmosfer kantor agar tetap nyaman dan terkendali.
Keberhasilan adalah Kesuksesan Bersama
Bekerja di hospitality industry menuntut para hotelier agar selalu tampil prima, apapun persoalan yang terjadi. Hal ini juga menjadi perhatian khusus bagi Rizal. Ia sering memberikan arahan kepada staf hotel agar menjalani hari dengan ketulusan hati.
“Kami bertemu dengan banyak orang setiap hari. Kalau ada masalah keluarga atau pribadi kadang bisa terbawa, tetapi bagaimana pun kalau sudah di tempat kerja, harus pasang wajah hospitality. Kadang memang sulit. Tetapi kalau kita enggak ikhlas, kita enggak bisa menikmati hidup,” imbuhnya.
Rizal juga memiliki kebiasaan berbagi ilmu kepada rekan kerjanya, karena pencapaian yang diperolehnya berkat pengetahuan yang diberikan orang lain juga. “Saya bisa berdiri di sini bukan karena saya orang pintar atau luar biasa. Mungkin karena saya banyak belajar dari orang lain dan dapat referensi dari orang lain juga,” ungkapnya.
“Prinsip saya, kalau saya mau sukses, karyawan saya juga harus sukses. Kita enggak bisa sukses sendiri. Itu prinsip dasar, yang lain bisa kita pelajari. Bikin orang lain sukses, kita akan sukses. Bikin orang lain bahagia, kita akan bahagia. Simpel. Karena enggak mungkin tamu atau pemilik perusahaan melihat saya sukses tanpa yang lain sukses,” tutupnya.
Penulis: Indriyana Octavia
Fotografer: Vicky Siregar