Mengulik Mobil Horas Karya Anak Medan

Mengulik tentang Perkembangan dunia otomotif khususnya mobil dari tahun ke tahun semakin pesat. Apalagi didukung dengan perkembangan teknologi yang mempermudah terciptanya untuk membuat suatu inovasi. Tak terkecuali pada transportasi listrik seperti mobil listrik. 

Pada abad ke-18, para ilmuwan Hungaria, Belanda, dan Amerika Serikat mulai berpikir untuk membuat kendaraan bertenaga baterai atau listrik. Hingga akhirnya seorang pria Inggris bernama Robert Anderson menciptakan sebuah mobil yang menggunakan baterai listrik sebagai penggeraknya tepat pada tahun 1832, dan mobil tersebut dianggap sebagai mobil listrik pertama di dunia.

Medan patut bangga karena memiliki mobil hemat energi karya Tim Horas dari Universitas Sumatera Utara (USU). Kover Magazine berkesempatan mewawancarai Adi Putra Simanjuntak perwakilan Divisi Elektrik Mobil Horas USU dan Chandra Paranginangin perwakilan Divisi Mesin Diesel Mobil Horas USU untuk mengulas Mobil Horas.

“Mobil Horas masih menggunakan mesin konvensional. Kalau menggunakan mesin dengan teknologi saat ini masih sangat rumit untuk digunakan. Kita mengambil dari sisi lainnya, seperti pengurangan gesekan di ruang bakar, dan pengurangan gesekan dari sisi lainnya. Kita juga belum menggunakan nitro, karena pihak panitia kompetisi tidak memperbolehkan menggunakan penambahan kecepatan,” ucap Chandra.

Mobil Horas saat ini menggunakan bahan bakar dexlite dan mesin Yanmar Y40 dengan sedikit modifikasi agar daya tahannya lebih lama dan irit bahan bakar. Adi mengungkapkan bahwa gesekan yang terjadi pada mobil listrik sangat minim sehingga semakin baik gerak mesin tersebut. Maka tak heran suara mesin yang dihasilkan pun kecil, polusi udara tidak terlalu banyak dan lebih ramah lingkungan.

Tidak Menggunakan Oli

Mobil Horas tidak menggunakan oli (lubricants). Daya mesin murni berasal dari baterai yang menyimpan aliran listrik untuk menggerakkan mesin. Selain ramah lingkungan, Adi juga menjelaskan mobil bertenaga listrik sangat minim perawatan, tidak seperti mesin lainnya apalagi jika ditinjau dari transmisi atau kecepatannya.

“Dari segi sparepart, mesin listrik tidak serumit mesin diesel atau lainnya. Mesin listrik hanya menggunakan baterai untuk menyimpan daya listrik. Sebaliknya, transmisi atau sistem konversi torsi/kecepatan pada mesin tidak membutuhkan gardan yang banyak. Artinya mesin atau pun sparepart dari mesin listrik sangat terjangkau apalagi sama sekali tidak menggunakan oli,” ungkapnya lagi.

Minim Perawatan 

Mobil listrik diprediksi akan menjadi mobil masa depan karena selain ramah lingkungan juga perawatannya yang sangat minim. Mobil ini hanya membutuhkan perawatan fisik, pengecekan software dan baterai, hingga pemeriksaan charger baterai, tidak seperti mesin lainnya yang harus mendapatkan perawatan rutin. 

“Perawatan mobil listrik hanya ada di empat elemen itu saja. Tidak seperti mesin lainnya harus mengganti oli setiap bulannya, membersihkan karburator, hingga mengecek kondisi mesin. Tak ada hal yang sangat fatal dalam perawatan mesin listrik, karena jika pengecekan baterai atau charger baterai bisa saja diganti atau dibeli dengan yang baru,” ucapnya.

Daya Tahan Belum Optimal

Pemasaran mobil listrik ditargetkan mulai tahun 2020 nanti. Menurut Chandra, kelemahan mobil listrik terletak pada jarak kecepatan dan terbatasnya ketersediaan sehingga hanya bisa dimiliki wilayah tertentu. Adi juga mengutarakan bahwa mesin listrik masih banyak kendalanya.

Salah satunya adalah sumber daya manusianya yang masih minim. Oleh sebab itu jika mesin listrik rusak parah, perawatan mobil listrik pun akan terhambat.

“Selain itu, daya tahan mobil listrik juga masih dipertanyakan seperti risiko jika terkena air atau banjir, tentunya jika listrik terkena air pasti mengalami gangguan. Tidak seperti mesin diesel, walaupun terkena air atau banjir masih bisa digunakan. Sebenarnya ada untung ruginya, kalau mobil listrik ramah lingkungan, hemat dan efisien, sedangkan mesin diesel daya tahan bisa dipercaya dan bisa digunakan jarak jauh tanpa khawatir,” ucap Chandra.

Chandra juga menjelaskan, pembuatan Mobil Horas USU dari mesin diesel agak sedikit rumit karena harus menghitung time injection dan konsumsi bahan bakar, sebaliknya pembuatan Mobil Horas USU bertenaga listrik secara instalasi sangat mudah sebab hanya merangkaikan saja hingga mengatur komposisi baterai, sedangkan dari segi risetnya akan memakan waktu lama karena harus memperhitungkan sparepart yang pas untuk komposisi mesin listrik itu sendiri. Faktor kenyamanan adalah keunggulan dari mobil listrik karena kurangnya getaran yang muncul hingga minimnya suara yang dihasilkan mesin.

Baca Juga:  Hati-hati! Begini Cara Menghindari Informasi Palsu dari Google