Mengenal Tokoh-tokoh Arsitektur Indonesia yang Berjasa

Siapa sangka, banyak arsitek Indonesia yang turut menjadi bagian penting di balik megahnya beberapa arsitektur ikonik di Indonesia dan luar negeri. Bahkan, karya para arsitek Indonesia ini memiliki nilai sejarah yang cukup kental, hingga karyanya pun selalu dikenang hingga sekarang ini.

Menariknya lagi, berbagai arsitektur berkelas karya arsitek Indonesia juga sudah dikenal hingga mancanegara. Tidak main-main, bahkan ada karya dari arsitek Indonesia yang mencetak rekor sebagai salah satu bangunan terbesar di Asia Tenggara, hingga menjadi salah satu arsitektur berkelas yang menjadi ikon di luar negeri.

Lantas, apa saja arsitektur berkelas karya arsitek Indonesia yang mendunia?

1. Friedrich Silaban (1912–1984)

Friedrich Silaban adalah arsitek Indonesia terkemuka yang dikenal karena kontribusinya dalam arsitektur modern di Indonesia. Kariernya dimulai dengan bekerja di bawah arsitek Belanda J.H. Antonisse, di mana dia terlibat dalam proyek pekerjaan umum di Batavia.

Pada 1938, dia merancang Tugu Khatulistiwa di Pontianak. Pada 1955, Silaban memenangkan sayembara desain Masjid Istiqlal di Jakarta, meskipun ia beragama Kristen Protestan. Selain itu, dia juga merancang Masjid Agung Al-Azhar, Monumen Pembebasan Irian Barat, Kompleks Olahraga Gelora Bung Karno, termasuk Stadion Utama, serta menjadi salah satu pendiri Ikatan Arsitek Indonesia.

2. Y.B. Mangunwijaya (1929–1999)

Yusuf Bilyarta Mangunwijaya, atau lebih dikenal sebagai Y.B. Mangunwijaya dan Romo Mangun, adalah seorang arsitek yang lahir pada 6 Mei 1929 di Ambarawa, Jawa Tengah. Beliau sering dijuluki sebagai Bapak Arsitektur Modern Indonesia karena kontribusinya yang signifikan dalam bidang arsitektur.

Baca Juga:  Breaking News! Paus Fransiskus Tutup Usia Ke 88 Tahun, Intip Profil Singkatnya!

Salah satu karyanya adalah penataan permukiman di tepi Kali Code, Yogyakarta. Pada 1992, proyek ini mendapatkan Penghargaan Aga Khan untuk Arsitektur, yang merupakan penghargaan tertinggi dalam karya arsitektural di dunia berkembang. Penghargaan ini diberikan atas upayanya dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat di kawasan tersebut melalui pendekatan arsitektur yang humanis dan partisipatif.

3. Achmad Noeman (1926–2016)

Achmad Noeman dikenal sebagai Arsitek Seribu Masjid dan Maestro Arsitektur Masjid Indonesia yang aktif dalam pengembangan infrastruktur pendidikan dan keagamaan. Noe’man terkenal lewat rancangan masjid tanpa kubah, sebuah pendekatan yang berbeda dari tradisi arsitektur masjid pada umumnya.

Beberapa karyanya mencakup Masjid Salman ITB di Bandung, Masjid Amir Hamzah di Jakarta, Masjid At-Tin di Jakarta Timur, Masjid At-Tin di Jakarta Timur, Masjid Raya Batam di Kepulauan Riau, dan Masjid Al-Markaz Al-Islami di Makassar.

4. Han Awal (1930–2016) 

Han Awal atau Han Hoo Tjwan dikenal luas sebagai arsitek konservator yang mengkhususkan diri dalam pemugaran bangunan-bangunan bersejarah peninggalan kolonial. Atas dedikasinya dalam konservasi arsitektur, Han Awal menerima penghargaan International Award of Excellence dari UNESCO Asia-Pasifik untuk pemugaran Gedung Museum Arsip Nasional.

Karya-karyanya, mencakup pemugaran Gereja Katedral Jakarta (1988), pemugaran Gedung Arsip Nasional (1994), restorasi Gedung Bank Indonesia di Jakarta Kota, dan merancang Kampus Universitas Katolik Atma Jaya dan Gedung Sekolah Pangudi Luhur.