Mau Investasi Minim Risiko? Yuk Kenali Instrumen Obligasi

Ada banyak jenis investasi yang tersedia saat ini, mulai dari emas, saham, kripto, dan reksa dana, hingga investasi obligasi atau surat utang. Untuk Anda yang mencari investasi aman dan minim resiko maka obligasi bisa jadi pilihan.

Obligasi merupakan surat utang yang dikeluarkan suatu lembaga sebagai langkah untuk mendapatkan pendanaan. Salah satu jenis obligasi yang berpotensi menguntungkan adalah obligasi pemerintah. Karena memiliki risiko yang minim sehingga menjadi pilihan aman untuk berinvestasi.

Penerbit surat utang atau obligasi bisa dari pemerintah, korporasi maupun lembaga lain. Nantinya penerbit obligasi akan membayarkan kupon yaitu bunganya, sesuai jangka waktu obligasi yang ditentukan. Pihak yang menerbitkan obligasi akan melunasi seluruh surat utang pada saat jatuh tempo.

Obligasi pemerintah sendiri merupakan surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah Indonesia. Kemudian obligasi tersebut ditawarkan kepada masyarakat secara perseorangan. Jenis obligasi yang satu ini, disebut sebagai produk investasi paling aman karena mempunyai risiko yang rendah.

Saat ini terdapat dua jenis obligasi, yakni obligasi perdana dan obligasi pasar sekunder. Obligasi perdana yaitu obligasi yang baru pertama kali diterbitkan ke public (Initial Public Offering) dengan harga sesuai nilai yang ditawarkan pertama kali.

Beberapa obligasi perdana tidak dapat diperjualbelikan kembali di pasar sekunder karena harus menunggu waktu jatuh tempo.

Sementara obligasi pasar sekunder yaitu obligasi yang dapat diperjualbelikan kepada investor lain, bisa kapan saja sebelum masuk waktu jatuh tempo. Itu karena dari segi waktu, obligasi pasar sekunder memiliki jangka waktu yang panjang misalnya 5-10 tahun.

Nilai pokoknya mengikuti pergerakan pasar sehingga Anda bisa mendapatkan potensi keuntungan berupa capital gain jika menjual obligasi di pasar sekunder.

Jenis Obligasi Pemerintah

Terdapat beberapa jenis obligasi pemerintah yang bisa dipilih oleh investor. Surat Berharga Negara (SBN) yang dikeluarkan pemerintah terbagi menjadi dua, ada Surat Utang Negara (SUN) dan ada Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).

SUN terbagi lagi menjadi dua ada Obligasi Negara (ON) dan ada Surat Perbendaharaan Negara (SPN). Untuk SPN memiliki masa tenor yang pendek yakni di bawah 1 tahun dan obligasi jenis ini jarang diperdagangkan.

Baca Juga:  7 Kebiasaan Buruk yang Bikin Kulkas Cepat Rusak, Wajib Dihindari!

Untuk Obligasi Negara atau ON sendiri terbagi lagi ke dalam 2 jenis ada ON Valuta Asing dan ON Rupiah. ON valuta asing yaitu seluruh obligasi negara dengan denominasi dolar Amerika Serikat (INDON).

Karena menggunakan mata uang dollar AS maka pergerakannya mengikuti imbal hasil dari obligasi pemerintah Amerika Serikat. Namun memiliki tingkat kupon tetap (fixed rate).

Sedangkan ON rupiah merupakan obligasi dengan denominasi rupiah. Bisa variable rate Rp atau fixed rate Rp. Di bawah variable rate terdapat variable rate regular. Sedangkan di bawah Fixed Rate terdapat fixed rate regular, zero coupon regular, dan Obligasi Ritel Indonesia (ORI).

Pilihan produk obligasinya sendiri ada ORI, Sukuk Ritel Negara (SR), Saving Bond Retail (SBR), Sukuk Tabungan (ST), Fixed Rate (FR). Ada juga Project Based Sukuk (PBS), Obligasi Negara Valas INDON dan INDOIS.

Selain minim risiko, Anda juga mendapatkan banyak keuntungan lain saat berinvestasi dengan obligasi yang diterbitkan pemerintah. Berikut ini beberapa manfaat yang bisa Anda dapatkan:

  1. Mendapatkan Kupon Secara Berkala
  2. Potensi Mendapatkan Keuntungan Capital Gain
  3. Potensi Keuntungan Obligasi Lebih Tinggi dari Bunga Deposito
  4. Nilai Pokok Dikembalikan Saat Jatuh Tempo
  5. Bisa Digunakan Sebagai Jaminan Atau Agunan
  6. Membantu Mendiversifikasi Portofolio
  7. Turut Mendukung Pembiayaan Pembangunan Nasional

Risiko yang Mungkin Terjadi

Obligasi yang diterbitkan pemerintah memang minim risiko. Namun memang tidak menutupi potensi risiko yang dapat muncul sewaktu-waktu. Misalnya risiko likuiditas,

Selain itu ada juga risiko pasar, yaitu ketika terjadi penurunan harga pasar di pasar sekunder. Faktor penyebabnya sama, karena obligasi dijual sebelum masa jatuh tempo berakhir.

Untuk menghindari risiko yang mungkin terjadi, Anda sebaiknya memiliki mitra investasi yang kompeten. Supaya bisa memandu Anda dalam mengambil langkah investasi yang tepat dan sesuai dengan kemampuan Anda. Patikan juga untuk mencari ilmu yang cukup seputar investasi.