Lukman Hakim Siagian Membangun Karakter Penggiat Lingkungan 

Organisasi ini dibentuk mulanya karena kegemaran Lukman menjelajahi berbagai tempat. “Aku pribadi suka traveling sendiri ke desa-desa, dulu sebelumnya aktif di pinggiran sungai waktu mahasiswa. Aku berpikir kalau sendiri enggak bakal berbuat apa-apa, enggak bisa mengorganisasi masyarakat dengan baik, jadi aku buka open recruitment relawan untuk Salam Sumut,” ujarnya.

Salam Sumut telah menghelat berbagai kegiatan, baik yang bersifat pendidikan, sosial masyarakat maupun menjelajahi alam. Salah satunya dengan memperkenalkan ecobrick, yakni botol plastik yang diisi dengan sampah plastik hingga padat. Ecobrick bisa dikreasikan untuk hiasan bahkan bisa juga dipakai sebagai material bangunan.

“Daripada buang ke tong sampah, tong sampah ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir), nanti di TPA jadi masalah baru bagaimana kelolanya. Kalau ecobrick kan bisa untuk banyak hal, meja, bangku, tergantung kreativitas kita. Kami ajak anak-anak sekolah bawa botol plastik, kalau mereka jajan, sampahnya bisa dimasukkan ke botol, satu bulan jajan belum tentu penuh botolnya,” tambahnya.

Konservasi, Edukasi dan Sosialisasi

Salam Sumut memiliki agenda rutin kegiatan silaturahmi untuk membangun jaringan dengan teman-teman kabupaten guna mencanangkan aktivitas konservasi, edukasi dan sosialisasi yang dikemas menarik dan seru sehingga dapat menggaet seluruh kalangan baik anak-anak, pemuda-pemudi maupun orang dewasa.

Dari sisi edukasi, Lukman berfokus pada pendidikan akhlak seperti menyediakan ruang baca dan mengaji, memberikan solusi pengolahan sampah menjadi ecobrick, menggelar berbagai perlombaan berhadiah sembari menyelipkan materi tentang lingkungan, hingga menyelenggarakan kegiatan diskusi sambil berkemah.

Sedangkan dari segi konservasi, Lukman lebih mengutamakan penanaman dan perawatan pohon bambu. “Kultur sungai Deli itu bambu karena meresap air jadi bisa menampung air. Kalau pas kering dia membuang (air). Bambu juga kalau sudah besar mahal loh, mau Rp10.000,00- per 4 meter. Kalau tumbuh baik kan bisa jadi pendapatan masyarakat juga, selain dijual ke panglong bisa jadi anyaman. Jadi selain menjaga alam bisa memanfaatkan pengembangan ekonomi masyarakat,” ucap pria kelahiran 12 Maret 1991 ini.

Untuk kegiatan sosialisasi, Lukman memberdayakan anak-anak, karena baginya para usia dini akan menjadi regenerasi pencinta lingkungan. Ia pun berharap suatu saat sekolah-sekolah formal akan menghadirkan mata pelajaran cinta lingkungan, bukan hanya perkembangan teknologi.