Ditengah cuaca yang tak menentu ini, sudah sewajarnya bila sobat kover memperkuat sistem kekebalan tubuh. Pasalnya, sistem kekebalan berfungsi untuk melindungi tubuh dari berbagai penyakit dan infeksi. Setiap orang memiliki sistem kekebalan tubuh yang berbeda-beda. Kendati begitu, adakalanya kondisi sistem kekebalan tubuh tidak bisa membedakan kedua sel tersebut. Inilah yang kemudian dikenal sebagai penyakit autoimun atau kondisi gangguan.
Sistem kekebalan tubuh seseorang dengan penyakit autoimun akan salah mengira bagian tubuh, seperti persendian atau kulit, sebagai benda asing. Tubuh akan melepaskan protein yang disebut autoantibodi yang menyerang sel sehat. Biasanya, penyakit autoimun hanya menargetkan satu organ, Namun, ada pula penyakit autoimun yang menyerang beberapa atau semua bagian tubuh, seperti lupus yang dapat memengaruhi seluruh tubuh.
Nah kali ini tim kovermagz akan mengajak Anda untuk mengenali jenis-jenis auto imun beserta gejalanya. Simak selengkapnya disini!.
Rematik, atau rheumatoid arthritis
Merupakan penyakit autoimun yang menyerang persendian sendiri. Peradangan kronis dan rasa nyeri pada sendi yang terserang bisa dirasakan. Bahkan, gejalanya dapat bertambah parah dari waktu ke waktu. Bukan hanya rasa sakit pada sendi, seseorang juga bisa mengalami tubuh yang mudah kelelahan, lesu dan lemas, mengalami demam tanpa sebab, serta berat badan yang menurun. Pengobatan segera perlu dilakukan agar masalah ini tidak bertambah parah.
Grave’s Disease
Penyakit autoimun ini dapat menyerang kelenjar tiroid di leher, sehingga produksi hormon terjadi berlebihan. Hormon tiroid sendiri berguna dalam mengatur penggunaan energi tubuh atau metabolisme. Saat hormon ini diproduksi secara berlebihan, seseorang dapat mengalami gejala berupa detak jantung yang cepat, intoleransi terhadap panas, hingga penurunan berat badan. Bahkan, salah satu gejala yang paling terlihat dari penyakit autoimun ini adalah exophthalmos, atau mata yang menonjol.
Lupus Eritematosus Sistemik (SLE)
Gangguan ini merupakan penyakit inflamasi yang disebabkan autoimun kronis. Lupus dapat menyebabkan masalah pada banyak bagian tubuh, seperti kulit, sendi, darah, jantung, paru, dan lainnya. Pengobatan dari penyakit ini sebaiknya dilakukan secara dini untuk meminimalisir kematian.
Beberapa gejala yang bisa disebabkan oleh Lupus, antara lain nyeri sendi, ruam, sensitif terhadap sinar matahari, hingga mengalami penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas. Jika mengalami gejala tersebut, sebaiknya segera melakukan pemeriksaan.
Penyakit Addison
Kondisi gangguan ini dapat memengaruhi kelenjar adrenal, bagian tubuh yang menghasilkan hormon kortisol dan aldosteron bahkan hormon androgen. Saat hormon kortisol diproduksi terlalu sedikit, cara tubuh dalam mengolah dan menyimpan karbohidrat dan glukosa dapat terpengaruh. Kekurangan aldosteron dapat menyebabkan tubuh kehilangan natrium dan kelebihan kalium dalam aliran darah.
Seseorang yang mengidap gangguan ini dapat merasakan gejala berupa kelemahan, kelelahan, penurunan berat badan, hingga gula darah yang rendah. Saat masalah ini sudah parah, gejala yang ditimbulkan berupa nyeri pada punggung bagian bawah, sakit perut yang parah, tekanan darah yang sangat rendah, hingga penurunan kesadaran.
Multiple Sclerosis
Gangguan ini menyebabkan kerusakan pada selubung mielin, lapisan pelindung yang mengelilingi sel saraf pada sistem pusat saraf. Kerusakan yang terjadi dapat memperlambat kecepatan pengiriman pesan dari otak dan sumsum tulang belakang dari dan ke seluruh tubuh.
Gejala yang terjadi akibat gangguan ini dapat menyebabkan mati rasa, kelemahan, gangguan keseimbangan, hingga sulit untuk berjalan. Jika gangguan ini terus dibiarkan, pengidapnya memiliki kemungkinan untuk menggunakan bantuan untuk berjalan puluhan tahun dari awal penyakit ini terjadi.
Psoriasis
Merupakan penyakit kulit kronis yang ditandai dengan kulit menebal, bersisik, dan disertai bercak-bercak putih. Penyakit peradangan kulit ini juga menyebabkan gatal, nyeri, dan pertumbuhan sel kulit baru yang terlalu cepat. Jika pertumbuhan kulit baru biasanya memakan waktu hingga satu bulan, pengidap psoriasis hanya membutuhkan waktu beberapa hari.
Immune thrombocytopenic purpura (ITP)
Jika tubuh Anda mudah memar atau berdarah, ini bisa menjadi tanda dari immune thrombocytopenic purpura (ITP). Kondisi ini terjadi saat jumlah keping darah dalam tubuh rendah sehingga proses pembekuan darah terganggu.
Selain ruam dan perdarahan yang sulit dihentikan, ITP juga kerap disertai dengan gejala menstruasi berkepanjangan, gusi berdarah, dan mimisan. Segera periksa ke dokter jika Anda mengalami perdarahan yang tidak juga berhenti setelah lima menit.
Diabetes melitus tipe 1
Satu lagi contoh penyakit autoimun yang berkaitan dengan hormon ialah diabetes melitus tipe 1. Penyakit ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menghancurkan sel penghasil insulin dalam pankreas. Insulin sendiri merupakan hormon pengontrol kadar gula darah. Gangguan dalam produksi insulin akan membuat kadar gula darah pasien menjadi tinggi.
Jika dibiarkan, gula darah yang tinggi akan menimbulkan berbagai komplikasi, mulai dari masalah penglihatan hingga kerusakan ginjal. Pasien diabetes melitus tipe satu membutuhkan suntikan insulin secara rutin untuk menjaga kadar gula darahnya.