Investasi Saham, Emas, atau Deposito, Pilih yang Mana ?

Saat ini investasi sudah seperti tren bagi orang-orang. Namun banyaknya orang yang terjun ke dunia investasi bukan hanya untuk mengikuti trend saja. Melainkan demi banyak tujuan, mulai dari investasi untuk dana masa tua, menstabilkan kekayaan, mengumpulkan dana.

Bingung dalam menentukan sebuah pilihan dalam berinvestasi sebenarnya sangat wajar dan sering dialami banyak orang. Mengingat tujuan seseorang berinvestasi adalah untuk mengamankan dana mereka dan tentunya mencari untung. Jika salah memilih tentu saja resikonya sangat besar yaitu kehilangan dana yang sudah dimasukkan dalam investasi tersebut.

Intinya, dengan investasi, keuangan setiap orang diharapkan bisa lebih produktif dan sehat. Namun, untuk dapat menikmati keuntungan dalam berinvestasi, tentunya kita perlu mengetahui karakteristik setiap instrumen investasi agar dapat mencapai tujuan keuangan yang diinginkan. Bahkan, para perencana keuangan selalu menegaskan untuk menyesuaikan jenis investasi yang dipilih dengan keperluan atau tujuan akhir dari kondisi keuangan yang diidamkan.

Saham Reksadana 

Berdasarkan Undang-Undang Pasar Modal No. 8/1995, reksa dana adalah wadah yang menghimpun dana masyarakat untuk diinvestasikan kembali oleh manajer investasi. Artinya, uang yang diberikan dari investor akan diputar untuk keperluan tertentu dan hasil keuntungannya diberikan lagi kepada investor.

CEO Bareksa.com Karaniya Dharmasaputra mengatakan bahwa produk investasi reksa dana sangat cocok bagi tipe investor yang punya banyak keterbatasan, seperti waktu, informasi, dan akses untuk melakukan pembelian produk.

Ia menyatakan bahwa bagi investor pemula, instrumen investasi reksa dana merupakan yang paling banyak dilirik karena proses yang lebih mudah dan produk yang cukup beragam.

Deposito

CEO Finansialku Melvin Mumpuni menjelaskan deposito merupakan produk simpanan di bank yang penyetorannya maupun penarikannya hanya bisa dilakukan pada waktu-waktu tertentu saja, biasanya berkisar antara 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, hingga 1 tahun.

Menurutnya, deposito merupakan instrumen yang relatif aman karena hampir tidak ada resiko penurunan jumlah atau kerugian. Skenario terburuk dari jenis instrumen ini adalah bunga yang terus mengecil.

Suku bunga yang ditawarkan deposito berkisar antara 5% hingga 8% per tahun. Akan tetapi, jumlah tersebut belum termasuk potongan pajak yang dikenakan dari bank kepada investor yang jumlahnya berbeda-beda setiap institusi.

Emas 

Instrumen investasi ini tampaknya menjadi salah satu yang paling banyak dipilih oleh masyarakat Indonesia, didorong oleh tradisi turun-temurun untuk membeli emas, khususnya pada momen-momen tertentu seperti Lebaran.

Investasi emas merupakan instrumen yang sangat cocok untuk digunakan sebagai dana darurat. Pasalnya, produk ini bisa dijual sewaktu-waktu secara langsung dan memiliki kecenderungan harga yang terus naik meskipun sangat kecil.

Berdasarkan situs web Finansialku, keuntungan dari emas sebagai investasi itu sendiri cenderung kecil hanya sekitar 2% hingga 4% per tahun. Instrumen ini disarankan bagi investor pemula, ditambah dengan perkembangan teknologi yang memudahkan orang untuk membeli dan menjual emas yang dimiliki.

Itu dia tiga investasi dengan penjelasannya masing-masing. Bagi Anda yang masih bingung untuk memilih untuk melakukan investasi maka perlu Anda ingat selain instrumen investasi yang telah disebutkan di atas, masih ada banyak jenis instrumen investasi lain. Sebagi contoh seperti mata uang kripto (cryptocurrency) serta investasi tanah dan properti.

Perlu Anda ingat bahwa, Anda sebagai investor perlu untuk terlebih dahulu mempelajari setiap instrumen investasi untuk disesuaikan dengan kebutuhan Anda . Tentukan apakah Anda perlu mendapatkan keuntungan cepat atau bertahap dalam waktu tertentu. Selamat berinvestasi dan semoga bermanfaat sobat KoverMagz!