Maraknya peredaran Hoax di dunia maya menjadi sebuah isu yang patut menjadi perhatian semua pihak. Apa lagi banyak Hoax yang dijadikan sebagai alat propaganda untuk kepentingan politik. Informasi yang menyesatkan, tentu akan memiliki efek negatif dalam kehidupan demokrasi sebuah negara.
“Sebagai negara yang menerapkan sistem demokrasi, Indonesia harus waspada terhadap banyaknya Hoax yang berpotensi memecah belah dan menimbulkan konflik. Untuk itu, perlu dilakukan upaya-upaya dalam memerangi Hoax dengan melibatkan berbagai pihak, terutama yang berkepentingan dalam literasi digital,” kata Konsul Jenderal Amerika Serikat untuk Sumatera, Juha P. Salin, di sela Workshop bertema “Detecting Fake News and Combating Missinformation” yang dilaksanakan di Kampus Universitas Medan Area dan Hotel Ibis Style Medan, pada 9-10 Oktober 2018.
Juha menambahkan, pihaknya sangat mendukung berbagai kegiatan positif dalam kampanye memerangi Hoax, antara lain dengan memberikan pemahaman kepada publik tentang bahaya Hoax melalui kegiatan workshop.
“Saat ini jurnalis dan media menjadi agen yang berperan penting dalam memerangi Hoax, karena sebagai sarana penyebar informasi media haruslah menjadi sumber informasi yang terpercaya di tengah tsunami informasi yang melanda saat ini,” kata Ketua AJI Medan, Agoez Perdana, kepada puluhan peserta workshop yang berasal dari berbagai kalangan seperti mahasiswa, jurnalis, humas berbagai institusi, dan blogger.
Menurut Agoez, melalui workshop ini peserta diberikan pemahaman tentang apa itu Hoax, jenis-jenis Hoax, serta termasuk penggunaan tools untuk dapat mengidentifikasi Hoax.
Harapannya, peserta workshop kemudian akan menerapkan pengetahuan yang di dapat untuk lebih meningkatkan pemahaman mengenai literasi digital
Dalam workshop yang digelar atas kerjasama AJI Medan dengan Konsulat Amerika Serikat di Medan tersebut, juga menghadirkan Maggie Farley yang merupakan dosen di American University; serta creator dari Factitious, sebuah game untuk mendeteksi fake news.
Maggie juga merupakan seorang mantan jurnalis LA Times yang telah malang melintang di dunia jurnalistik profesional. Selain itu, Vinsensius Sitepu selaku Koordinator Bidang Pendidikan, Komunikasi, dan Data AJI Medan juga turut menjadi narasumber.
“Ke depan, kegiatan literasi digital seperti ini akan sering dilakukan sehingga masyarakat menjadi cerdas dan tidak mudah termakan informasi menyesatkan yang saat ini marak di berbagai platform, terutama media sosial,” pungkas Agoez. | rel