Kemana pun anda berkunjung tentunya pasti akan menemukan landmark dari kota tersebut. Baik itu berupa menara, bangunan bersejarah, museum maupun hal-hal lainnya. Landmark adalah sesuatu yang dijadikan sebagai ikon untuk menjadi ciri khas dari kota tersebut.
Seperti Jakarta yang identik dengan Monas, Yogyakarta dengan Candi Borobudur, Bandung dengan kota kembang hingga Jambi dengan Gentala Arasynya. Begitu pula dengan Medan.
Sebagian orang mungkin mengira jika landmark kota Medan adalah Danau Toba. Padahal danau Toba bukanlah satu-satunya landmark kota multietnis tersebut. Melainkan masih terdapat beberapa landmark lainnya yang justru paling ikonik dan bersejarah. Bahkan ada pula yang bergaya ala Eropa.
Oleh karena itu, jika anda berpergian ke kota Medan pastikanlah untuk mengunjunginya. Nah apa saja itu? Kali ini kami akan membahasnya untuk anda. Simak selengkapnya di sini.
Kesawan
Salah satu landmark Kota Medan yang pertama ada Kesawan. Mengutip Tribun Medan, kawasan ini merupakan salah satu jalan tertua di Kota Medan. Lokasinya berada di Jalan Ahmad Yani Medan, Kecamatan Medan Barat. Saat berkunjung ke lokasi ini, anda akan disuguhkan dengan ragam bangunan bergaya arsitektur kolonial.
Dahulu, Kesawan merupakan kawasan pecinan atau kampung yang dihuni oleh etnis Tionghoa. Kemudian, Kesawan menjadi pusat perdagangan di Kota Medan dan Sumatera pada masa Kolonialisme. Hal ini lantaran lokasinya strategis yang dekat pusat kota serta Pelabuhan Belawan. Kawasan tersebut juga menjadi penghubung kegiatan perdagangan modern, dengan kota baru di pinggiran yang merupakan industri perkebunan.
Kantor Pos
Merupakan salah satu bangunan yang menjadi saksi bisu sejarah Kota Medan pada zaman kolonial Belanda dan masih berdiri kokoh di jantung Kota Medan hingga saat ini. Kantor pos dibangun oleh seorang arsitek Belanda bernama Ir. S. Snuyf pada tahun 1909 dan rampung pada tahun 1911. Karena memiliki arsitektural kolonial dan atmosfernya yang sangat otentik, membuat bangunan ini banyak dikunjungi wisatawan.
Kini, bangunan berusia 111 tahun tersebut difungsikan untuk creative hub yang bisa dimanfaatkan oleh para komunitas kreatif, hingga untuk pemberdayaan bisnis UMKM. Disini, kalian bisa nongkrong, menikmati kuliner, hingga melihat sejarah perjalanan pos Indonesia. Pos Bloc Medan berada di Jalan Pos, No. 1, Kesawan, Kecamatan Medan Barat, Kota Medan. Masuk ke sini tidak dikenakan biaya. Jam bukanya yaitu pukul 10.00-22.00
Menara Air Tirtanadi
Reservoir menara yang memiliki ketinggian 42 meter dengan berat 330 ton ini terletak di Jalan Sisingamangaraja No 1, Kecamatan Medan Kota. Menara air PDAM Tirtanadi menjadi salah satu ikon Kota Medan yang dibangun sejak jaman kolonial Belanda.
Menara ini dibangun pada 8 September 1905 oleh Hendrik Cornelius Van Den Honert yang bekerja pada perusahaan NV Waterleiding Maatschappij Ajer Beresih. Landmark tersebut berfungsi untuk menampung penyimpanan air. Menara Tirtanadi saat ini dikelola oleh PDAM Tirtanadi dan masih kerap dijadikan objek wisata untuk berfoto oleh para wisatawan.
Istana Maimun
Istana Maimun merupakan landmark Kota Medan yang paling ikonik dan bersejarah. Mengapa demikian? Pasalnya, Istana Maimun merupakan peninggalan Kerajaan Deli yang dipimpin Sultan Al Rasyid Perkasa Alamsyah, seperti dikutip dari laman Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara.
Istana yang dibangun pada 1988 ini, dirancang oleh arsitektur Theodoor van Erp yang merupakan tentara Hindia Belanda. Desain bangunan Istana Maimum cukup unik karena perpaduan antara Indonesia, Persia, dan Eropa.
Nuansa Melayu dan Islam jelas terlihat di bangunan yang terletak di Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Medan Maimun ini. Nama Maimun diambil dari nama permaisuri sultan yang bernama Siti Maimunah. Istana ini adalah lambang cinta sultan kepada permaisurinya. Lokasi Istana Maimun sangat strategis dan mudah ditemukan, lantaran hanya berjarak sekitar 4 kilometer (km) dari pusat Kota Medan.
Masjid Raya Al-Mashun
Masih berada dekat dengan Istana Maimun. Lebih tepatnya, Masjid Raya Medan atau Masjid Raya Al-Mashun hanya berjarak 300 meter saja dari Istana Maimun. Masjid Raya satu ini berlokasi di Jalan Sisingamangaraja, Medan, Sumatera Utara. Masjid ini adalah salah satu peninggalan dari seorang Sultan Deli di Sumatera Utara yang bernama Sultan Ma’Moen Al Rasyid Perkasa Alam.
Sebagian dari bahan dekorasi bangunan masjid ini dibuat di negara Italia. Penampakan Masjid Raya ini begitu megah serta mengagumkan dan dikagumi orang lantaran memiliki bentuk tidak sama dengan masjid biasanya. Masjid yang berdiri pada tahun 1906 ini dikenal sebagai salah satu bangunan tertua dan juga memiliki nilai sejarah yang tinggi dan monumental khususnya bagi masyarakat Medan sendiri.
Tjong A Fie Mansion
Landmark bersejarah selanjutnya yang wajib anda kunjungi adalah Tjong A Fie Mansion. Ini merupakan rumah milik seorang perantau dari Guangdong bernama Tjong Fung Nam yang lebih dikenal dengan nama Tjong A Fie, seorang saudagar dan filantropis yang berasal China yang akhirnya menetap di Kota Medan Sumatera Utara.
Tjong A Fie Mansion dibangun pada tahun 1895 dan berdiri pada tahun 1900. Meskipun sudah berusia ratusan tahun, bangunan ini masih terlihat kokoh. Tjong A Fie Mansion ini mulai dibuka untuk umum pada 2009 sebagai bangunan cagar budaya.
Bangunan Tjong A Fie Mansion ini terletak di Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Medan Barat, Kota Medan, Sumatera Utara. Pengunjung bisa mendapatkan banyak pelajaran mengenai sejarah dan budaya Tiongkok di Kota Medan. Tjong A Fie Mansion buka setiap hari mulai pukul 09.00-17.00 WIB. Dan dengan harga tiket masuk Rp 35 ribu per orang.
Merdeka Walk
Selain tempat bersejarah, wisata kota Medan yang juga menarik adalah Merdeka Walk. Pusat kuliner ini dikenal sebagai tempat nongkrong anak muda dengan berbagai makanan, hiburan, dan arena pertunjukan yang buka 24 jam. Kawasan ini pun masih dihiasi bangunan-bangunan klasik bergaya Eropa peninggalan kolonial. Salah satu yang paling menonjol (dan sering jadi spot untuk berfoto) adalah Gedung London Sumatera (Lonsum) yang berada di salah satu tikungan Merdeka Walk.
Kuil Shri Mariamman
Merupakan kuil tertua yang ada di Sumatera Utara. Letaknya berada di Jalan Teuku Umar No.18, Petisah Tengah, Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan. Melansir dari detik.com, Kuil Shri Mariamman diresmikan langsung oleh Gubernur Sumatera Utara pada tahun 1991. Kuil ini dibangun untuk menunjukkan bahwa Kota Medan merupakan kota yang memiliki keberagaman budaya serta toleransi, yang mana kuil ini merupakan tempat ibadah bagi umat Hindu.
Adapun yang menjadi daya tarik dari kuil ini adalah gaya arsitekturnya yang terlihat cantik. Bangunan kuil ini dibangun dengan gaya arsitektur India yang dihiasi dengan gapura berwarna hijau yang ada di atas pintu gerbang kuil.
Gedung London Sumatra
Berada di Jalan Jenderal Ahmad Yani No.2, Kesawan, Kecamatan Medan Barat, Kota Medan, Sumatera Utara, yakni di sekitar Lapangan Merdeka. Bangunan Gedung London Sumatra adalah bangunan peninggalan Belanda yang sudah menjadi cagar budaya. Bangunan ini merupakan salah satu ikon Medan, sehingga kamu wajib berfoto di sini ketika berada di Medan.
Kini, gedung milik PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (PP Lonsum) itu masih beroperasi. Lift kuno di dalam gedung juga masih digunakan. Namun wisatawan hanya bisa berfoto-foto di luar gedung.
Tugu Sib
Tugu Bundaran Sinar Indonesia baru atau yang disingkat menjadi SIB merupakan ikon Kota Medan. Bundaran SIB dulunya disebut Bundaran Majestik yang ditengahnya terdapat tugu jam raksasa berangka romawi yang sudah tidak berfungsi lagi. Sampai saat ini Bundaran SIB sering digunakan masyarakat Kota Medan sebagai titik kumpul aksi dan demo.
Titi Gantung
Sebagai salah satu landmark bersejarah di kota Medan yang telah menjadi pusat perhatian wisatawan dan penduduk setempat. Jembatan Titi gantung diketahui memiliki panjang sekitar 45 meter dan ketinggian 7 meter. Dikenal sebagai jalan penghubung yang dibangun pada masa kolonial, jembatan ini telah berusia ratusan tahun, namun masih kokoh berdiri hingga kini.
Gaya arsitektur bergaya Victoria yang khas menjadikan Jembatan Titi Gantung sebagai salah satu destinasi favorit untuk bersantai dan menikmati pemandangan kota. Terdapat tangga yang memudahkan pengunjung untuk masuk dan keluar dari jembatan, yang juga merupakan tempat yang sempurna untuk berfoto.
Selain itu, jembatan ini juga dikenal sebagai pusat kuliner yang menyajikan hidangan lezat dengan harga yang terjangkau. Pada tahun 2013 Titi Gantung sudah disahkan menjadi cagar budaya. Hal ini dikarenakan landmark yang satu ini mengandung nilai-nilai sejarah tentang peradaban.