
Elon Musk sempat menghebohkan jagat raya setelah mengumumkan rencananya untuk membeli twitter pada bulan April lalu. Rencana ini menggemparkan publik , dimana saat itu Elon berniat membeli Twitter dengan harga USD 54,20 per lembar sahamnya.
Namun, hanya berselang dua bulan ia merubah rencananya dan membatalkan kesepakatan rencana pembelian Twitter senilai US$44 miliar pada Jumat (8/7), waktu Amerika Serikat (AS).
Dikutip dari Reuters, Pemilik Tesla tersebut menilai perusahaan media sosial twitter gagal memberikan informasi tentang akun palsu di platformnya. Keputusan Elon ini berimbas pada saham Twitter yang turun enam persen dalam perdagangan yang diperpanjang pada hari yang sama.
Sebelumnya Bos Spacex ini telah menyerang Twitter dalam kicauannya atas perhitungan bot. Kemudian, tim hukumnya akhirnya mengambil langkah untuk mengakhiri kesepakatan untuk membeli Twitter.
Alasan lain Elon dalam mengakhiri kesepakatan ini karena Twitter memecat para eksekutif berpangkat tinggi dan sepertiga dari tim akuisisi bakat. Langkah ini dianggap melanggar kewajiban Twitter untuk “melestarikan secara substansial komponen material dari organisasi bisnisnya saat ini.”
Keputusan Elon ini dinilai akan memungkinkan dalam menghasilkan pergelutan hukum yang berlarut-larut antara orang terkaya di dunia itu melawan perusahaan media sosial yang sudah berusia 16 tahun tersebut.
Kebanyakan kasus sengketa merger dan akuisisi di pengadilan Delaware berakhir dengan negosiasi ulang oleh perusahaan atau pihak pengakuisisi yang membayar jumlah kesepakatan untuk pergi.
Tidak hanya berdampak pada penurunan saham twitter, keputusan yang baru saja dibuat oleh orang terkaya ini juga berdampak pada karyawan Twitter yang kini dihantui kabar akan PHK.
Melansir dari CNN, Sabtu (9/7/2022), berbagai media asing, termasuk Wall Street Journal pada hari Kamis melaporkan bahwa Twitter akan memberhentikan 30% tim rekrutmennya menjadi kurang dari 100 orang.
Juru bicara Twitter mengonfirmasi berita PHK tersebut kepada CNN, dan menyatakan bahwa pengurangan itu dilakukan untuk memperhitungkan kebutuhan bisnis di dalam perusahaan media sosial tersebut.
Berdasarkan pernyataan para pengamat mengatakan, Elon Musk tidak dapat secara sepihak menunda kesepakatan. Jika demikian, Elon musk itu bisa dikenakan ‘biaya perpisahan’ senilai US$1 miliar (Rp14,6 triliun).