
Menghabiskan waktu akhir pekan di kota Medan tidak harus berpergian ke Mall atau pun destinasi wisata yang jauh dari pusat kota seperti pegunungan, pantai dan alam lainnya. Pasalnya, selain memiliki keindahan destinasi wisata alam yang menyejukkan mata, Medan nyatanya masih memiliki destinasi wisata lainnya yang bisa menjadi pilihan terbaik. Ya, seperti mengunjungi berbagai Museum yang ada di Kota Medan.
Dengan berkunjung ke museum, anda akan mengalami perjalanan waktu yang luar biasa sembari melihat berbagai benda-benda artefak kekayaan budaya yang cukup berpengaruh besar bagi kota Medan. Kemudian, Anda juga akan mendapatkan wawasan yang menarik seputar sejarah, seni dan tradisi daerah tersebut. Destinasi wisata museum di kota Medan akan siap memanjakan anda dan pengetahuan anda.
Lantas, Apa saja museum di kota Medan tersebut? Dalam artikel ini kami akan membahasnya untuk anda. Simak penjelasannya di sini!
Museum Situs Kota China
Melansir dari situs disbudpar.sumutprov.go.id, museum ini berlokasi Jl. Kota Cina, Medan. Museum ini menyajikan koleksi berbagai peninggalan sejarah Cina pada abad 12 sampai 14 Masehi. Di museum ini tersimpan artefak-artefak yang bernilai ekonomis dan sarat sejarah. Seperti uang koin, emas, arca, batu-batu candi, pecahan keramik, dan lain-lain.
Situs ini ditemukan secara tidak sengaja saat pengambilan tanah untuk pembangunan jalan tol Balmera tahun 1986 silam. Saat itu ditemukan arca kuno, yang mulai terkuaknya Kota China ini.
Museum Perjuangan TNI Medan
Belajar sejarah adalah hal yang tepat dilakukan saat mengunjungi museum. Apalagi jika itu adalah Museum Perjuangan TNI Medan. Museum ini menjadi saksi bisu perjalanan panjang Indonesia menuju kemerdekaan. Museum ini menyimpan koleksi ratusan senjata peninggalan perang kemerdekaan.
Meski sebagian besar hasil rampasan dari Belanda, terdapat beberapa senjata lokal seperti Meriam Tomong yang terbuat dari tiang listrik. Di antara koleksi senjata tersebut, SMR Medzer buatan Swedia dan meriam kanon buatan Amerika Serikat adalah yang paling populer. Anda juga bisa melihat sejumlah dokumen penting selama masa revolusi fisik, membaca pemberitaan-pemberitaan media selama tahun 1971 karena Museum Perjuangan TNI menyimpan semuanya dengan rapi dan jelas.
Terletak di jantung kota, museum ini tidak hanya menyajikan pameran foto-foto dan dokumen sejarah, tetapi juga menjadi peringatan berharga tentang semangat juang dan pengorbanan rakyat Indonesia selama periode kemerdekaan. Bangunan museum didirikan pertama kali pada 1928 oleh pemerintah Belanda sebagai bangunan Asuransi NV Levensverzekering Mattschappij Arhnehen dan mengalami beberapa kali pergantian fungsi.
Rahmat International Wildlife Museum & Gallery
Bosan dengan museum sejarah Indonesia, maka berkunjunglah ke Rahmat International Wildlife Museum & Gallery. Museum ini menampilkan koleksi luas spesimen taksonomi, termasuk hewan dari seluruh dunia. Terdapat kurang lebih 2.600 koleksi spesies yang berasal dari berbagai negara. Mulai dari yang kecil hingga yang besar. Rahmat Gallery menampilkan koleksinya berdasarkan tema khusus sesuai jenis dan habitat tiap-tiap binatang seperti African Big Five, Cats of the World, Birds Kingdom, Bear Room, Mountain of Goats Night Safari, Indonesian Species hingga African Room.
Museum ini juga berfungsi sebagai fasilitas pendidikan dan advokasi konservasi, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang keanekaragaman hayati dan pentingnya menjaga ekosistem alam. Memiliki harga tiket masuk seharga Rp50.000 per orang, anda sudah bisa melihat koleksi barang pribadi para maestro dunia yang sudah ditandatangani. Di ruangan Legend International Hall tersebut ada sepatu bola Pele & Beckham, sarung tinju Muhammad Ali dan Mike Tyson, baju kaos Zidane, Ronaldo atau bintang film terkenal seperti Sean Connery, Arnold Schwarzeneger, Michael Jackson dan lainnya.
DR H Rahmat Shah sebagai founder dari Rahmat International Wildlife Museum & Gallery merupakan orang Indonesia pertama yang menerima penghargaan internasional The Big Five Grand Slam Awards.
Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara
Terletak di pusat kota Medan, tepatnya di Jalan HM. Joni No. 15, Medan, Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara adalah harta karun artefak yang mencerahkan sejarah, budaya dan keanekaragaman hayati daerah ini. Bagaimana tidak? Museum yang satu ini menyuguhkan koleksi yang cukup beragam. Mulai dari koleksi masa kerajaan berupa arca, tekstil tradisional, keramik, foto-foto hingga sejarah dan tampilan etnografi lainnya.
Melansir dari detik.sumut.com, peletakan koleksi pertama ini dulunya dilakukan oleh Mantan Presiden, Ir. Soekarno pada tahun 1954 silam. Namun, peresmian museum ini baru dilakukan 28 tahun kemudian, tepatnya pada 19 April 1982 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudaayaan Dr. Daoed Yoesoef.
Museum Uang Sumatera
Museum Uang Sumatera didirikan oleh Saparudin Barus, seorang kolektor uang dan diresmikan pada 2 Mei 2017. Terdapat banyak koleksi koin kesultanan seperti koin Kesultanan Aceh, Deli, Batubara, Siak Sri Indrapura, Samudera Pasai hingga koin kepeng Kerajaan Cina (10-13 M).
Tak hanya koin, museum ini juga memiliki koleksi token perkebunan diantaranya token perkebunan Sumatra, Tandjong Alam, Poeloe Samboe, hingga token pertambangan Ballarat J. R. Grundi. Ada juga beragam koleksi ORIDA (Oeang Republik Indonesia Daerah/Darurat).
Hanya perlu merogoh kocek Rp 10.000 saja, nantinya anda juga akan mendapatkan souvenir berupa koin kuno. Jangan lupa melihat Mesin cetak Oeang Republik Indonesia Tapanoeli (ORITA) ya. Konon itu merupakan mesin cetak uang pada masa agresi Militer Belanda II dan saat ini mesin tersebut masih bisa digunakan.
Museum Perkebunan Indonesia
Diresmikan pada 10 desember 2016 lalu, Museum Perkebunan Indonesia merupakan museum perkebunan pertama yang menyajikan penjelasan infografis tentang komoditas perkebunan di Indonesia. Cukup merogoh kocek Rp. 8000 saja, anda sudah bisa memperoleh informasi lengkap sejarah perkebunan Indonesia dari dulu hingga sekarang.
Anda juga bisa melihat pesawat terbang penyiram tembakau dan lokomotif merek Durco dan Brauns yang dibuat tahun 1940. Sebagai bagian dari Kantor Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Sumatera Utara, museum ini juga memiliki artefak perkebunan berupa alat timbang, perlengkapan perkebunan, maupun kereta api.
Museum Pos Bloc Medan
Selain pos bloc menjadi tempat yang asyik untuk anak muda berkumpul. Menempati Gedung Kantor Pos berusia 111 tahun, anda juga masih dapat menemukan jejak-jejak aktivitas pos masa lalu loh.
Misalnya di Pos House of Fame. Di sini anda akan melihat barang-barang antik yang dulunya digunakan untuk menunjang kegiatan pengiriman barang. Di sana terdapat 11 barang yang kondisinya masih cukup baik meski usianya sudah ratusan tahun.
Selain itu terdapat pula museum yang menyimpan benda-benda pos sejak zaman Belanda. Benda-benda itu berupa timbangan Toledo yang dibuat oleh Toledo Scale Company, Ohio U.S.A dan diimpor oleh N.V. Nationaal Kasregistered v/h C.H. Erk yang berkantor di Batavia Centrum. Timbangan Toledo tentunya menjadi barang antik yang diproduksi dengan apik dan berkualitas.
Ada pula mesin ketik atau mesin tik untuk menulis surat. Mesin ini dilengkapi dengan set tombol-tombol yang apabila ditekan membuat huruf dicetak di atas kertas. Kertas yang diketikkan diletakkan di sebuah rel pada mesin ketik. Kemudian, bis surat, sepeda, mesin perangko satas, timbangan paket besar, timbangan berkel, kalkulator Klasik Burrough dan sebagainya.
Museum Perkebunan Indonesia 2
Terakhir, ada museum perkebunan Indonesia 2 yang berada di Gedung Avros atau sekarang namanya Gedung BKS-PPS di jalan Pemuda No.2 Medan. Gedung ini memiliki 4 lantai, dan tidak semua lantai bisa dimasuki oleh pengunjung Umum. Karena sebagian ruangan masih aktif sebagai kantor dan hanya boleh diakses oleh karyawan tertentu.
Di sana, anda akan melihat berbagai hal tentang sejarah perkebunan dari peradaban di masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Anda juga bisa melihat beragam koleksi serta sejarah terkait perkebunan seperti tembakau, karet, sawit dan olahannya. Sejarah perkebunan di Sumatera Utara digambarkan dengan koleksi foto jaringan kereta api, aktivitas Pelabuhan Belawan, Bandara Polonia, dan sejumlah lukisan perkebunan.
Terdapat pula berbagai koleksi seperti miniatur kapal MS Willem Ruys, kapal penumpang dan barang yang membawa hasil bumi dari Medan, Jakarta, Semarang, Surabaya ke Eropa, mesin hitung, mesin ketik serta foto-foto jaman dahulu terkait perkebunan dan juga ditampilkan dalam museum tersebut.
Naik ke Lantai 4 Gedung BKS-PPS, anda akan melihat jam lonceng tua yang masih bagus dan aktif. Jam ini dipasang pada tahun 1920, tepat setelah setahun pembangunan Gedung Avros/BKS-PPS. Menariknya, lonceng itu akan berbunyi sesuai jam yang ditunjukkan. Misalnya pada jam 12, maka akan berbunyi sebanyak 12 kali.
Itulah deretan museum di kota Medan yang bisa menjadi alternatif untuk berakhir pekan. Semoga artikel ini bermanfaat dan selamat berlibur!