Medan,KoverMagz – Lauri Loewenberg, penulis buku Dream On It: Unlock Your Dreams, Change Your Life, mimpi merupakan proses berpikir dan sebenarnya merupakan lanjutan dari pikiran kita sepanjang hari. Semua yang kita pikirkan ternyata tidak berhenti meski kita tertidur.
Mimpi biasanya terjadi dalam fase tidur yang disebut Rapid Eye Movements (REM).
Fase REM memiliki ciri di mana mata yang tertutup terlihat bergerak cepat, dan aktivitas saraf pada otak mirip dengan ketika sedang terjaga. Pada individu yang terbangun di fase REM, biasanya merasa waspada dan segar. Orang yang terbangun dari mimpi yang menyenangkan biasanya akan merasa lebih relaks. Namun, bila mimpi yang hadir cukup menyeramkan, biasanya seseorang akan terbangun tiba-tiba dan napasnya pun menjadi terengah-engah seperti sehabis berlari jarak jauh. Hal ini menunjukkan bahwa mimpi memang memberikan pengaruh tersendiri bagi kualitas tidur Anda.
Penyebab kita mengalami mimpi saat tidur juga beragam,gangguan psikologis seperti depresi, cemas berlebih, kelelahan akibat aktivitas yang berat seharian juga dapat membuat seseorang mengalami mimpi lebih intens. Kerap kali, mimpi ini berkaitan dengan hal yang buruk dan mengganggu. Konsumsi obat anti-depresan juga meningkatkan risiko mengalami mimpi buruk. Selain itu, makanan yang membuat seseorang kerap terbangun saat tidur di malam hari juga berpengaruh terhadap mimpi. Terbangun di fase REM akan membuat mimpi dapat diingat lebih jelas saat sudah terjaga.
Saat kita tidur, bagian otak yang bertanggung jawab pada pikiran linear dan logika menjadi tidak aktif, sementara area yang mengontrol emosi lebih aktif. Dengan kata lain, apa yang kita pikir dan rasakan sepanjang hari terus diproses oleh area lain otak sehingga kita melihat gambar, simbol, emosi, dan metafora melalui mimpi.
Mimpi-mimpi tersebut lantas akan memperngaruhi kualitas tidur anda, seperti :
- Menyebabkan gangguan kecemasan dan insomnia, Mimpi dapat bersifat positif maupun negatif, dan tentu mimpi buruk akan memberikan konsekuensi jangka panjang, bahkan setelah Anda bangun tidur. Tidur kembali setelah mengalami mimpi buruk adalah hal yang sulit dilakukan bagi sebagian orang. Sebab, mimpi buruk dapat berdampak pada suasana hati serta perilaku Anda di hari berikutnya. Dengan demikian, Anda pun akan terus memikirkan mimpi buruk, hingga rentan mengalami gangguan kecemasan. Jika sudah demikian, pada hari berikutnya Anda bisa kesulitan untuk tidur atau insomnia.
- Tubuh menjadi terasa lelah, Biasanya setelah bermimpi buruk, orang akan terbangun dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk kembali tidur. Selain itu, perasaan gelisah yang muncul akibat mimpi buruk tersebut juga kerap membuat orang terbangun dalam kondisi jantung berdebar-debar. Oleh sebab itulah mimpi yang buruk pada akhirnya dapat membuat Anda merasa kelelahan saat terbangun esok harinya. Sehingga, Anda pun merasa seperti tidak cukup beristirahat. Padahal, durasi tidur Anda mungkin sudah mencukupi standar waktu tidur yang disarankan.
- Siklus tidur terpenuhi Pengaruh mimpi tak selalu buruk, nyatanya mimpi menyempurnakan siklus tidur. Menurut para ahli, tidur yang berkualitas mencapai 5 siklus tidur. Pada tahapan ketiga dan keempat, biasanya orang akan mulai bermimpi. Namun, bila orang tidak bermimpi dan terbangun di fase tersebut, maka tubuhnya akan lesu dan tentunya merasa masih mengantuk. Oleh sebab itu, mimpi juga dapat membuat Anda terbangun dalam kondisi segar
Menurut psikolog Rubin Naiman, tidur mungkin terasa lebih nyaman saat tanpa mimpi atau tidak mengingat apa pun. Ada yang orang yang bisa mengingat mimpi mereka setiap bagun pagi, tapi ada yang tak ingat sama sekali. Orang yang sering terbangun di antara siklus tidur biasanya lebih gampang mengingat mimpinya. Hal itu disebabkan karena saat bangun di malam hari otak punya waktu untuk menyimpan mimpi itu di ingatan jangka panjang.
Namun, mimpi ternyata memiliki dampak positif juga yaitu, mekanisme penting bagi tubuh untuk memperbaiki diri. Mimpi juga merupakan bagian dari proses belajar dan konsolidasi memori di otak.
Menurut psikolog emeritus Rosalind Cartwright, bermimpi saat tidur sama seperti memiliki terapis internal pribadi. Mimpi, terlepas dari baik atau buruk, adalah hasil asosiasi pikiran terhadap perasaan yang sama dengan sebelumnya. Mimpi adalah respon untuk menghadapi emosi tersebut sehingga terasa lebih baik keesokan harinya.
Tetapi untuk memaknai arti dari mimpi-mimpi yang anda alami sebenarnya belum ada jawaban yang pasti hingga saat ini karena sebagian orang masih menganggap bahwa mimpi itu tidak konsisten, tidak terkonsep, dan tumpang tindih sehingga cukup membingungkan untuk diambil maknanya. Hal ini disebabkan oleh isi dari mimi tersebut yang terkadang sering dikaitkan dengan pengalaman hidup yang sedang dialami oleh pemilik mimpi tersebut. Hanya saja jika anda mengalami mimpi yang sama secara berulang ada baiknya agar anda segera memeriksakan diri ke dokter spesialis anda agar anda tidak tidak lagi mencemaskan hal tersebut demi kualitas tidur anda yang lebih sehat tentunya.
Penulis : Annette Thresia Ginting
Sumber : Berbagai Sumber