Sobat kover, tahukah anda jika ada pengusaha atau pebisnis Indonesia yang melebarkan sayap bisnisnya dengan mengakuisisi klub sepakbola loh. Klub yang diakuisisi pun tak tanggung-tanggung. Beberapa dari mereka ada yang mengambil alih atau membeli klub sepak bola di Eropa.
Bahkan, ada pula yang di antaranya merupakan klub yang bermain di liga top Eropa. Oleh karena itulah, para pengusaha atau pebisnis Indonesia itu memang tak boleh diremehkan. Mereka selalu punya pemikiran tak terduga untuk meraih kesuksesan.
Nah lantas apa sajakah klub sepakbola luar negeri milik pengusaha Indonesia tersebut? Dalam artikel ini, tim kovermagz akan membahasnya untuk anda. Simak selengkapnya disini!
US Lecce – Alvin Sariatmadja
Bos Emtek, Alvin Sariatmadja bersama konsorsium resmi membeli klub US Lecce pada Mei 2022 lalu. Bos perusahaan Emtek ini menguasai 10% saham Lecce. US Lecce merupakan klub sepak bola Italia yang saat ini berlaga di Serie A Liga Italia. Cikal bakal klub ini sudah dimulai sejak 17 Maret 1908 dan didirikan kembali pada 1934. Saat ini, US Lecce bermarkas di Stadio Ettore Giardiniero yang berkapasitas 31.533 penonton.
Pada musim 2024/2025, Serie A menjadi klub yang menarik karena menampilkan persaingan dua klub milik orang Indonesia, yakni US Lecce dan Como 1907.
Oxford United FC – Erick Thohir & Anindya Bakrie
Oxford United merupakan klub asal Inggris yang kini berlaga di League One atau kasta ketiga dalam sepak bola Inggris. Oxford United berdiri pada 27 Oktober 1893 sebagai Headington FC dan kini bermarkas di Kassam Stadium dengan kapasitas 12.500 kursi. Salah satu klub tertua di Inggris ini sahamnya dikuasai oleh pengusaha-pengusaha Indonesia, yaitu Erick Thohir dan Andindya Bakrie sejak September 2021.
Santini Group – Tranmere Rovers
Merupakan klub Inggris yang kini berlaga di League Two atau Liga Inggris kasta keempat musim 2023/2024. Tranmere berdiri pada 1884 dan berbasis di Birkenhead, Wirral. Klub yang sebelumnya dikenal dengan nama Belmont FC ini bermarkas di Prenton Park, Merseyside. Saham Tranmere Rovers dimiliki salah satunya oleh Santini Group, jaringan bisnis asal Indonesia yang dimiliki keluarga Wanandi. Tiga orang di balik jaringan bisnis ini adalah tiga bersaudara Emmanuel Lestarto Wanandi, A Lukito Wanandi, dan Paulus Witarsa Wanandi.
Sedangkan chairman Tranmere Rovers adalah Mark Palios, seorang mantan pemain bola yang juga berkarier di klub miliknya.
Pakuan Football Enteprise – CF Estrela Amadora SAD
Klub bola Eropa yang dimiliki orang Indonesia berikutnya adalah CF Estrela Amadora SAD asal Portugal. CF Estrela Amadora SAD atau Estrela Amadora merupakan klub yang berlaga di Primeira Liga 2023/2024 atau Liga Portugal kasta pertama.
Mereka berhasil promosi dari Liga Portugal 2 pada musim 2022/23.Saat ini, saham Estrela Amadora dimiliki salah satunya oleh Pakuan Football Enteprise. Pakuan merupakan perusahaan bisnis sepak bola milik Dodi Irwano Suparno dan Jaino Matos. Pakuan membeli saham Estrela Amadora pada Mei 2022.
Batavia Sport Group (BSG) – CD Polillas Ceuta
CD Polillas Ceuta merupakan klub sepak bola berbasis di Ceuta, daerah enklave Spanyol yang terletak di Afrika Utara. Pemilik mayoritas saham Polillas Ceuta ini dimiliki oleh pengusaha asal Indonesia, yaitu Batavia Sport Group (BSG). Batavia Sport Group mengakuisisi Polillas Ceuta pada September 2020. BSG bekerja sama dengan akademi sepak bola, ASIOP untuk mengelola Polillas Ceuta yang disebut sedang krisis finansial akibat pandemi COVID-19.
Tak sampai disitu, BSG juga turut mengendalikan seluruh aspek klub, termasuk tim U-18. Meskipun terdengar sederhana, klub yang terletak di ujung utara Afrika ini memiliki tim U-18 yang kompetitif. Tim U-18 Polillas Ceuta bersaing di liga tertinggi kategori U-18 di Spanyol, Division de Honor Juvenil de Futbol, melawan tim-tim besar, seperti Sevilla, Real Betis, dan klub-klub La Liga lainnya
FC Verbroedering Dender – Sihar Sitorus
Bergeser ke Belgia, FC Verbroedering Dender atau FC Dender merupakan klub sepak bola profesional di Eropa yang sahamnya dimiliki pengusaha asal Indonesia, Sihar Sitorus. FC Dender adalah klub yang kini berlaga di Belgian First Division B 2023/2024.
FC Dender berdiri pada 1935 dan bermarkas di Florent Beeckmanstadion dengan kapasitas sekitar 6.400 penonton. Sihar Sitorus sendiri membeli saham FC Dender pada 2018. Dia membeli klub Belgia ini karena bertekad untuk membentuk pembinaan usia pemain muda yang baik. Ditambah dengan negara Belgia yang dianggap lebih menarik untuk membina sebuah klub sepak bola.
Como 1907 – Keluarga Hartono
Como 1907 merupakan klub di luar negeri selanjutnya yang dimiliki oleh orang Indonesia, yakni Michael Hartono dan Budi Hartono. Keduanya merupakan konglomerat Indonesia pemilik perusahaan perbankan BCA dan rokok Djarum. Ketika dibeli Hartono bersaudara, Como termasuk klub sepakbola bersejarah di Italia. Klub yang berdiri pada 1907 diberi nama sesuai kota kelahirannya, yakni Kota Como, Italia. Lima tahun setelah berdiri, Como memulai debutnya dalam Promotion League 1912-1913. Setelahnya, klub tersebut berhasil menembus ke Serie A, liga teratas Italia.
Menurut situs resmi, sejak awal berdiri Como sudah menyabet tiga gelar juara Serie B dan 4 gelar Serie C. Namun, sekitar musim 2002-2003, nama Como mulai tenggelam. Penyebabnya karena masalah keuangan. Besarnya masalah keuangan berdampak pada menurunnya performa Como. Berulangkali menelan kekalahan membuatnya harus terdepak ke liga terendah Italia, yakni Serie D. Pada titik ini pula, Como dinyatakan bangkrut dan tak ada investor yang mau mengelolanya.
Hanya ada beberapa investor yang hendak membenahi Como, tapi tidak lama. Como pun makin tenggelam. Klub tersebut pun bahkan tidak bisa bermain karena terganjal aturan-aturan yang harus dijalani. Hingga akhirnya di tahun 2019, ada investor serius yang berniat mengelola Como.
Investor tersebut adalah perusahaan Indonesia, yakni Djarum. Djarum membeli klub tersebut dengan harga sangat rendah bagi pasaran klub, yakni hanya Rp10 miliar. Meski demikian, Djarum tampak serius membenahi Como. Sejak dikendalikan Djarum, beberapa nama beken seperti eks-pemain Chelsea Dennis Wise didapuk menjadi penasehat. Lalu, nama-nama lan seperti Thierry Henry dan Cesc Fabregas menjadi pemilik saham minoritas. Kolaborasi ini lantas membuahkan hasil.
Como mulai bertanding di Serie D. Lalu berlanjut hingga berhasil menembus Serie A pada 10 Mei 2024 lalu. Keberhasilan ini membuat Como berhasil meraih tempat di liga tertinggi itu setelah penantian 21 tahun.
Brisbane Roar – Bakrie Group
Pengusaha Indonesia lainnya yang memiliki klub sepak bola di luar negeri adalah Bakrie Group, yang mengendalikan tim sepak bola dari Australia, yakni Brisbane Roar. Pernyataan tersebut terbongkar ketika Rahim, selaku CEO Brisbane Roar, menyampaikan kepada media bahwa seluruh saham Brisbane Roar dimiliki sepenuhnya oleh Keluarga Bakrie. Mulanya, Bakrie Group membeli 70 persen saham Brisbane Roar pada tahun 2011. Setahun kemudian, barulah Bakrie Group membeli saham Brisbane Roar secara keseluruhan.