Jurnalis menjadi salah satu kelompok yang paling rentan terpapar COVID-19. Berbagai komunitas jurnalis juga terus memberikan imbauan kewaspadaan.
Meskipun, sejumlah media massa sudah memberlakukan sistem Work From Home (WFH) atau bekerja dari rumah. Pun begitu, sejumlah jurnalis masih harus bekerja di luar untuk mendapatkan visual lapangan.
Salah satunya adalah fotografer. Jurnalis yang selalu berada di garis depan jika melakukan liputan.
Jurnalis foto harus bertaruh nyawa, demi mendapatkan visual untuk disajikan kepada para pembaca. Di saat wabah pandemi seperti ini, keamanan liputan menjadi nomor satu.
Pewarta Foto Indonesia (PFI) Medan memberikan imbauan tegas kepada para anggotanya soal keamanan liputan. PFI Medan juga membantu alat kelengkapan keamanan liputan bagi jurnalis yang masih harus berada di lapangan.
“Kami membagikan masker, hand sanitizer dan vitamin untuk para anggota PFI Medan. Paling tidak bisa menambah stok di tengah kelangkaan masker dan hand sanitizer saat ini,” ungkap Ketua PFI Medan Rahmad Suryadi, Sabtu (28/3).
Dalam hal penyediaan masker dan lainnya, PFI Medan bekerjasama dengan XL Axiata Medan. Mitra yang selalu memberikan kontribusi positif kepada PFI Medan.
Rahmad juga mengingatkan beberapa hal kepada para pewarta foto di masa pandemi corona ini. Jika memang harus melakukan peliputan, pewarta foto harus bisa memetakan lapangan dengan baik. Khususnya kawasan-kawasan yang punya potensi penularan tinggi.
“Saat pandemi corona ini kita harus meningkatkan kewaspadaan. Manajemen risiko adalah hal yang terpenting. Yang harus diingat, tidak ada berita seharga nyawa. Jangan terlalu mengambil risiko. Tetap ingat, kita punya keluarga yang menanti kita pulang dalam keadaan selamat,” ungkapnya.
Dalam kondisi saat ini, kata Rahmad, pewarta foto dituntut harus lebih kreatif untuk memikirkan ide visual. Karena tidak melulu, peliputan soal COVID-19 ini terkait foto orang-orang yang terjangkit saja.
“Kita bisa menghasilkan karya lainnya. Misalnya memotret soal dampak ekonomi, kegiatan selama physical distancing dan masih banyak lagi. Ini untuk mengurangi risiko kita terpapar virus,” ungkap Rahmad.
Dia kembali mengingatkan agar keamanan dan keselamatan di lapangan menjadi hal yang prioritas. Tetap menggunakan masker selama di lapangan, menggunakan sarung tangan karet, menjaga jarak aman dan kebersihan lainnya.
“Jika sampai di rumah, bersihkan dulu semua peralatan kita. Baju yang kita pakai dari luar harus langsung dicuci dan mandi yang bersih sebelum bertemu dengan orang-orang di dalam rumah. Kalau tidak ada liputan yang terlalu mendesak, lebih baik berada di rumah saja,” imbuhnya.
Rahmad berharap wabah COVID-19 ini cepat selesai. Karena liputan corona lebih menyeramkan ketimbang harus meliput di tengah konflik, di mana semua potensi bahayanya bisa terlihat.
“Dengan kita tetap waspada dan berhati-hati, kita juga membantu pemerintah untuk melawan virus ini. Kami mengapresiasi XL Axiata yang sudah berkontribusi untuk membantu keamanan liputan rekan-rekan di lapangan. Saya ingatkan lagi kepada seluruh anggota PFI dan jurnalis lainnya. Tidak ada berita seharga nyawa,” pungkasnya.
Sementara itu Regional Corporate Communication XL Axiata West Region Aldi Desmet mengatakan kontribusi masker dan peralatan lainnya adalah bentuk kepedulian pihaknya kepada para jurnalis. “XL Axiata memiliki kedekatan secara profesional dengan para jurnalis dari banyak media. Mereka butuh sarana perlindungan diri pada saat meliput, namun ironisnya, semua alat perlindungan diri tersebut saat ini langka, terbatas dan berharga mahal. Oleh karena itu, kami berinisiatif memberikan bantuan berupa masker, hand sanitizer, sarung tangan dan vitamin kepada teman-teman wartawan,” ungkapnya.
Aldi berharap, kontribusi yang diberikan bisa membantu para jurnalis untuk tetap menjalankan tugasnya secara aman dan waspada. “Kami berterimakasih kepada para jurnalis yang sudah menyjikan informasi khususnya di saat ini. Semoga tetap diberikan kesehatan dan kemudahan selama enjalankan kerja-kerja jurnalistik,” pungkasnya.
Penulis: Vicky Siregar
Fotogtafer: Dok. Pribadi